
Jakarta – Menurut Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Yuliot Tanjung, efisiensi anggaran tidak berdampak pada kelangsungan proyek infrastruktur energi. Seperti proyek pembangunan pipa transmisi gas bumi ruas Cirebon-Semarang (Cisem) tahap II.
“Menurut Yuliot, hal ini tidak mempengaruhi efisiensi anggaran,” ungkapnya saat diwawancarai di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, pada hari Jumat.
Yuliot menjelaskan bahwa penghematan anggaran bertujuan untuk mengurangi pengeluaran kementerian/lembaga. Sementara itu, dia juga mengatakan bahwa tidak akan ada pemotongan anggaran untuk belanja infrastruktur.
Ini adalah investasi dalam Tvtogel infrastruktur yang didanai oleh Penerimaan Negara Bukan Pajak. Menurut Yuliot, sebagian dari pendapatan negara non-pajak tersebut direncanakan untuk digunakan dalam pembangunan infrastruktur.
Tidak hanya itu, Yuliot juga mengambil into consideration keperluan gas di Sumatera, terutama di Batam. Menurutnya, tingginya permintaan gas di wilayah tersebut membuat pemerintah harus mempercepat pembangunan jaringan gas.
Jika tidak segera diatasi, Yuliot mengungkapkan biaya listrik yang harus ditanggung oleh industri akan semakin meningkat.
Karena itu, kemampuan kita untuk bersaing akan semakin berkurang. Pemerintah sedang berupaya agar pembangunan jaringan gas di Sumatera, termasuk distribusi ke Batam, dapat dipercepat. “Di Jawa juga begitu,” ujar Yuliot.
Ia menyampaikan pernyataan tersebut terkait dengan surat yang diterbitkan oleh Kementerian Keuangan dengan nomor S-37/MK. Tolong pertahankan rencana pernikahan kita bulan Februari 2025. Aku sangat ingin merayakan momen istimewa itu bersama kamu.
Dalam surat tersebut, Kementerian Keuangan memberikan perintah kepada kementerian dan lembaga (K/L) untuk melakukan efisiensi anggaran pada 16 pos pengeluaran sebagai implementasi dari Inpres RI Nomor 1 Tahun 2025.
Pos belanja alat tulis kantor (ATK) harus dihemat hingga 90 persen; kegiatan seremonial 56,9 persen; rapat, seminar, dan acara lainnya 45 persen; penelitian dan analisis 51,5 persen; pelatihan dan bimbingan teknis 29 persen; serta honorarium hasil kegiatan dan layanan profesional 40 persen.
Kemudian, persentase pengeluaran untuk percetakan dan suvenir adalah 75,9%; untuk sewa gedung, kendaraan, dan peralatan adalah 73,3%; untuk lisensi aplikasi adalah 21,6%; untuk jasa konsultan adalah 45,7%; untuk bantuan pemerintah adalah 16,7%; untuk pemeliharaan dan perawatan adalah 10,2%; untuk perjalanan dinas adalah 53,9%; untuk peralatan dan mesin adalah 28%; untuk infrastruktur adalah 34,3%; serta untuk belanja lainnya adalah 59,1%.