Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) telah membuat langkah baru untuk mengatasi masalah lambatnya kecepatan internet atau fixed broadband.

Benny Elian, yang merupakan Koordinator Kebijakan Penyelenggaraan Infrastruktur Digital di Kemkomdigi, menyebutkan bahwa selama pandemi COVID19, PING atau latensi internet bisa mencapai antara 200 hingga 1. 600 milidetik. Hal ini berakibat pada koneksi internet yang sangat lambat.

Sebagai solusi, Kemkomdigi memperkenalkan broadband wireless access (BAW) dengan menggunakan pita 1,4 GHz. BAW adalah metode komunikasi data yang memanfaatkan spektrum frekuensi radio dan menerapkan sistem International Mobile Telecommunication (IMT).

“Tujuan dari pita 1,4 GHz adalah untuk memperluas akses fixed broadband. Fixed broadband mencakup lebih dari hanya fiber optic; ini juga mencakup penggunaan modem di rumah,” jelas Benny dalam diskusi yang berjudul “Lelang Frekuensi untuk Siapa?” di Jakarta, pada hari Senin. Tvtogel 

Dengan layanan BAW, kecepatan akses dapat meningkat hingga 100 Mbps. Harapan dari kecepatan ini adalah untuk memberikan manfaat bagi masyarakat, serta untuk layanan publik seperti pendidikan dan kesehatan secara optimal.

Benny menambahkan, selain masalah kecepatan, tarif fixed broadband di Indonesia juga masih tergolong tinggi. Untuk mendapatkan kecepatan 100 Mbps, biaya bulanan bisa mencapai Rp400 ribu hingga Rp500 ribu.

Salah satu tujuan dari pita 1,4 GHz untuk BWA adalah untuk menawarkan harga yang lebih terjangkau bagi masyarakat untuk layanan fixed broadband.

“Selanjutnya, harga juga diharapkan lebih ramah di kantong. Fokus kami adalah menjangkau masyarakat dengan kemampuan ekonomi terbatas, yang bisa membayar Rp100 ribu hingga Rp150 ribu setiap bulan,” ungkap Benny.

Harga yang lebih terjangkau ini ditujukan kepada masyarakat kelas menengah ke bawah, terutama di daerahdaerah yang akses internetnya masih minim atau belum ada sama sekali.

Tujuan ketiga dari penggunaan pita 1,4 GHz adalah untuk meningkatkan penyebaran serat optik. Menurut Benny, diharapkan bahwa ketika pemancar 1,4 GHz dibangun, fixed wireless akan terhubung langsung dengan jaringan fiber optik.

“Itu bertindak sebagai penyedianya. Dengan demikian, ini dapat mengurangi ketergantungan pada fixed wireless, sambil mengembangkan 5G,” kata Benny.

“Ke depannya, fibernya akan terpasang pada satu titik yang dekat dengan lokasi, misalnya dalam jarak 200 meter dari ODP (Optical Distribution Point). Pelanggan kemudian bisa dialihkan ke koneksi fiber optik,” tutupnya.