Kompetesi Liga Champions Eropa 2024/25 format baru menghadirkan beberapa kejutan. Paling pertama, kejutan klub asal Liga Inggris, Aston Villa yang duduk di posisi puncak klasemen sementara kualifikasi grup dengan koleksi 9 poin dari tiga laga yang telah dimainkan. Menariknya, tim asuhan Unai Emery itu belum kebobolan gol.

Lalu, ada Brest klub asal Liga Perancis. Brest juga tampil mengejutkan dengan 2 kemenangan dan 1 seri. Termasuk menahan Bayern Leverkusen 1-1 dalam laga ketiga kualifikasi grup dini hari tadi. Sejauh ini, Brest sudah mengoleksi 7 poin dan berada di posisi ke-5 klasemen sementara.

Langkah Brest itu diikuti oleh rekan se-liganya di Perancis, Lille. Memang, Lille mengawali turnamen Liga Champions Eropa dengan kekalahan sewaktu bermain kontra Sporting Lisbon. Akan tetapi, setelah kekalahan pertama itu, Lille mampu meraih dua kemenangan penting.

Tak tanggung-tanggung, tim asuhan Pelatih Bruno Genesio itu mampu mengalahkan dua raksasa asal La Liga Spanyol, Real Madrid dan Atletico Madrid. Menghadapi kedua tim asal ibukota Spanyol itu, Lille tampil bak Daud yang menundukkan duo Goliat.

Ketika Lille mengalahkan Madrid di stadion Pierrre Mauroy dengan skor 1-0 pada laga kedua, tak sedikit yang terkejut. Tim yang dinilai sebagai Raja Eropa itu tunduk pada Lille yang tak begitu diunggulkan. Terlihat bahwa salah satu kunci dari kemenangan Lille saat itu adalah tak tunduk dan takut pada nama besar Madrid.

Bak Daud yang hanya memakai ketapel dalam mengalahkan Goliat yang ditakuti, dengan demikian juga Lille mengandalkan kekuatan permainan tim yang tak sarat pemain bintang dalam meladeni kekuatan pemain bintang Madrid. Lille berani bermain menyerang saat menjamu Madrid.

Pada akhirnya, laga tak ditentukan oleh beberapa banyak pemain bintang yang ada di dalam skuad tim, tetapi oleh mentalitas dan semangat yang berani sebagai sebuah tim untuk bermain menyerang.

Hal yang sama terjadi tatkala Lille menundukkan Atletico Madrid di kediamannya sendiri, stadion Metropolitano. Lille tak tunduk pada dominasi Atletico.

Bahkan, ketika Atletico sudah unggul pada menit ke-8 lewat Julian Alvarez, Lille tak mengendurkan permainan solid sembari mencari celah untuk melakukan serangan yang efektif.

Terbukti, Epictoto pada babak kedua, Atletico dihukum oleh Lille. Tiga gol bersarang ke gawang Jan Olbak sehingga membuat Lille menang 3-1 atas Atletico.

Atletico sebenarnya menyia-nyiakan peluang untuk menggandakan keunggulan. Penyerang Alexander Sorloth tak memanfaatkan 3 peluang emas dalam mencetak gol pada babak pertama. Sebaliknya Lille bermain efektif di tengah kerapuhan lini belakang Atletico.

Pencetak gol Atletico, Alvarez menyadari kelemahan timnya. Gagal memanfaatkan peluang dengan baik.

“Kami memiliki babak pertama yang luar biasa, tetapi kami tak efesien setelah menciptakan banyak peluang mencetak gol. Di Liga Champions, ketika engkau tidak mencetak gol dari kesempatan yang engkau miliki, engkau akan menghadapi risikonya karena semua lawan tampil baik,” ungkap Alvarez sebagaimana terlansir dalam Reuters (24 Oktober 2024).

Selain kegagalan Atletico mengkoversi peluang menjadi gol, juga peran penjaga gawang Lille, Lucas Chevalier sangat penting. Chevalier berhasil melakukan beberapa penyelamatan penting. Terang saja, Chevalier dinobatkan sebagai man of the match.

Kemenangan atas Atletico membuat Lille sudah mengumpulkan 6 poin dari 3 laga. Sementara itu, Atletico baru mengumpulkan 3 poin. Untuk sementara, Lille duduk pada posisi ke-15. Seturut aturan format baru, Lille bisa lolos apabila melewati babak playoff.

Dalam rentang tiga pekan, Lille meruntuhkan dua tim asal satu kota, Madrid dan Atletico. Kedua tim ini bukanlah “kacangan” untuk konteks Eropa lantaran keduanya memiliki sederetan skuad mahal dan berkualitas.

Akan tetapi, Lille mampu meruntuhkan kedua tim tersebut. Hasil itu menunjukkan bahwa Lille terbilang sebagai salah satu kuda hitam yang patut diwaspadai dalam perebutan tiket ke babak 16 besar Liga Champions Eropa musim 2024/25 ini.

Salam Bola