Rantau, Tapin – Di Desa Hiyung Kecamatan Tapin Tengah Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan. Kelompok Tani Karya Baru telah menanam sebanyak 2. 400 bibit cabai lokal menggunakan metode apung.

Junaidi, yang memimpin Kelompok Tani Karya Baru, menyatakan pada hari Senin di Rantau, Kabupaten Tapin, bahwa metode apung tersebut menunjukkan hasil yang cukup positif. Dari jumlah bibit yang ditanam, sekitar 100 tanaman mengalami kematian karena hujan yang sangat deras. “Kematian bibit dalam budidaya Cabai Hiyung adalah hal yang wajar, asal tidak lebih dari 50 persen dari jumlah tanaman awal, itu masih dianggap normal,” jelas Pttogel Junaidi.

Dia juga menambahkan bahwa pertumbuhan Cabai Hiyung dengan cara apung berbeda dari penanaman di tanah. Salah satu perbedaannya adalah terbatasnya perkembangan akar, yang bisa mempengaruhi kecepatan pertumbuhan tanaman.

“Namun, secara keseluruhan, pertumbuhan Cabai Hiyung dengan metode apung ini masih terlihat baik,” tambahnya. Ketua Kelompok Petani Karya Baru ini memperkirakan panen Cabai Hiyung akan dimulai pada awal bulan Juli, dengan target menghasilkan sebanyak 2 ton.

Triasmoro, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tapin, berpendapat bahwa metode apung ini bisa menjadi solusi untuk masalah lahan pertanian yang semakin sedikit. “Kami akan terus memantau dan memberikan dukungan kepada Kelompok Petani Karya Baru supaya hasil panennya maksimal,” ujar Triasmoro.

Dengan adanya inovasi dalam penggunaan metode apung, Triasmoro berharap petani di Tapin dapat meningkatkan produktivitas pertanian sambil menjaga keberlanjutan budidaya Cabai Hiyung, yang telah menjadi salah satu komoditas unggulan di daerah tersebut.

Di sisi lain, Cabai Hiyung merupakan salah satu jenis cabai di Indonesia. Cabai ini hanya dapat tumbuh di Desa Hiyung, Kecamatan Tapin Tengah, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, sehingga dinamai Cabai Hiyung. Saat ditanam di lokasi lain, rasa pedasnya cenderung berkurang, bahkan menjadi kurang pedas. Cabai Hiyung dikenal sebagai cabai rawit terpedas di Indonesia dan memiliki tingkat kepedasan hingga 17 kali lipat dibandingkan dengan cabai rawit biasa.