Selain obat-obatan, mengendalikan gejala irritable bowel syndrome (IBS) akan lebih efektif bila disertai dengan penerapan pola makan yang sehat, seperti menghindari jenis makanan karbohidrat tertentu, memantau asupan serat, dan mengonsumsi makanan rendah lemak. Mari pahami lebih lanjut tentang pola makan untuk penderita IBS melalui ulasan di bawah ini.
Pola Makan untuk Penderita IBS
Sindrom iritasi usus besar, irritable bowel syndrome, atau IBS adalah sekumpulan gejala yang muncul akibat iritasi pada usus besar. Beberapa gejala yang sering ditimbulkan IBS, antara lain nyeri perut, perut kembung, dan gangguan pencernaan, seperti sembelit atau diare. Kondisi ini tentu membuat penderita IBS merasa tidak nyaman saat menjalani aktivitas sehari-hari.
Untuk membantu meredakan gejala tersebut, penderita IBS disarankan untuk menerapkan pola makan sehat yang baik untuk pencernaan. Kendati demikian, intervensi medis dalam hal ini tetap diperlukan. Penerapan pola makan sekadar membantu pengobatan IBS menjadi lebih efektif. Berikut adalah uraian selengkapnya tentang pola makan untuk penderita IBS.
1. Low-FODMAP Diet
Pola makan untuk penderita IBS yang pertama adalah menerapkan diet FODMAP. Pada pola makan ini, penderita IBS harus menghindari sumber makanan karbohidrat yang mengandung struktur kimia pendek. Jenis makanan ini sulit dicerna oleh usus dan dapat memperparah gejala IBS. Kepanjangan dari FODMAP adalah fermentable oligosaccharides, disaccharides, monosaccharides, dan polyol, yakni jenis-jenis karbohidrat yang perlu dihindari.
- Adapun beberapa jenis makanan yang perlu dihindari dalam diet FODMAP adalah makanan yang mengandung:
- Fruktan, seperti gandum, bawang merah, bawang putih, kubis, dan brokoli.
- Fruktosa, seperti pemanis buatan, apel, mangga, dan makanan yang mengandung sirup jagung.
- Laktosa, seperti susu sapi, keju, krim, dan olahan susu lainnya.
- Poliol, seperti semangka, buah aprikot, dan pemanis buatan yang di dalamnya mengandung sorbitol, xylitol, dan manitol.
Diet ini perlu diawasi oleh ahli gizi untuk menghindari risiko malnutrisi atau kekurangan nutrisi pada penderita IBS yang sedang menjalaninya, terutama yang baru memulai diet FODMAP.
2. Diet Bebas Gluten
Gluten adalah protein yang ditemukan dalam produk biji-bijian, seperti roti dan pasta. Protein ini dapat merusak usus pada orang yang memiliki intoleransi gluten. Beberapa orang yang memiliki sensitivitas atau intoleransi terhadap gluten juga mudah mengalami IBS. Dalam kasus ini, diet bebas gluten dapat diterapkan untuk mengurangi gejala.
Pola makan ini bisa diterapkan dengan menghindari makanan yang mengandung jelai (barley), gandum, serta gandum hitam, seperti roti, sereal, biskuit, pasta, saus-sausan, dan bir. Bila ingin mengonsumsi pasta, penderita IBS disarankan memilih produk pasta yang bebas gluten. Setelah melakukan diet ini, penderita dapat melakukan pemeriksaan apakah gejala gangguan pencernaan membaik atau tidak.
3. Diet Tinggi Serat
Asupan serat dapat membuat tekstur feses menjadi lebih lembut sehingga melancarkan BAB (buang air besar). Penderita IBS disarankan untuk mengonsumsi serat sebanyak 22–34 gram setiap harinya. Kebutuhan serat bisa berbeda-beda, tergantung dari usia dan jenis kelamin. Sebaiknya, konsultasikan dengan dokter mengenai asupan serat yang perlu dipenuhi setiap harinya, terutama bagi penderita IBS.
Terdapat dua jenis serat, yaitu serat larut dan serat tidak larut. Menurut penelitian dalam International Journal of Molecular Medicine, penderita IBS sebaiknya mengonsumsi serat larut dengan tingkat fermentasi yang rendah untuk menghindari penumpukan gas berlebih.
4. Diet Rendah Serat
Saran pola makan untuk penderita IBS berikutnya adalah diet rendah serat. Beberapa orang dengan IBS mungkin merasa terbantu dengan asupan serat yang cukup, namun mengonsumsi serat yang berlebihan justru dapat memperburuk gejala IBS. Hal ini akan membuat penderita lebih sering buang gas dan diare.
Dibandingkan dengan mengurangi asupan serat secara signifikan, penderita dapat mempertimbangkan asupan yang mengandung serat larut sebagai gantinya. Beberapa makanan yang menjadi sumber serat larut adalah sebagai berikut:
- Buah beri.
- Wortel.
- Oatmeal.
- Kacang polong.
5. Diet Rendah Lemak
Sering mengonsumsi makanan berlemak tinggi diketahui sebagai salah satu penyebab berbagai masalah kesehatan, seperti obesitas. Namun, bukan hanya itu, hal ini juga dapat memperburuk gejala pada penderita IBS. Itulah sebabnya, dokter kerap merekomendasikan diet rendah lemak sebagai pola makan untuk penderita IBS.
Meskipun dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efektivitas diet rendah lemak bagi penderita IBS, namun tidak ada salahnya memulai diet rendah lemak untuk menjaga kesehatan jantung dan mengurangi gejala tidak nyaman pada sistem pencernaan, khususnya usus.
Sebaiknya, hindari makanan yang mengandung lemak tinggi dan gantikan dengan beberapa makanan berikut ini:
- Daging tanpa lemak.
- Buah-buahan.
- Sayuran.
- Biji-bijian.
- Produk susu rendah lemak.