Sindrom nutcracker adalah gangguan kompresi vena yang memengaruhi vena ginjal kiri. Sindrom ini merupakan kondisi yang langka namun dapat terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa dengan gejala berupa nyeri panggul dan urine berdarah. Lantas, apa penyebab sindrom nutcracker? Apakah kondisi ini bisa disembuhkan? Mari simak pembahasan selengkapnya melalui ulasan di bawah ini.

Apa itu Sindrom Nutcracker?

Sindrom nutcracker (nutcracker syndrome) adalah kompresi atau penekanan pada pembuluh darah vena yang terjadi ketika dua arteri aorta adbominal (perut) dan arteri mesenterika superior menekan vena ginjal (renalis) kiri. Vena ginjal kiri berfungsi untuk membawa darah keluar dari ginjal kiri menuju vena cava inferior, lalu kembali ke jantung. Kondisi ini dikenal juga dengan left renal vein entrapment syndrome.

Kompresi atau penekanan tersebut dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah pada ginjal kiri sehingga membuat sebagian darah mengalir ke arah yang salah. Akibatnya, pembuluh darah yang berada di dekatnya dapat membengkak dan menimbulkan gejala, seperti nyeri panggul dan urine berdarah, serta berpotensi memicu sejumlah komplikasi.

Kondisi ini disebut sebagai sindrom nutcracker karena aorta abdominal (perut) dan arteri mesenterika superior terlihat seperti dua tuas pemecah kacang. Hal tersebut disadari oleh seorang peneliti pada tahun 1937. Saat menggambarkan anatominya, ia menyebutkan bahwa vena ginjal kiri terlihat seperti “a nut between the jaws of a nutcracker.”

Penyebab Sindrom Nutcracker

Sindrom nutcracker disebabkan oleh kesalahan pada perkembangan embriologi vena ginjal bagian kiri yang terjadi pada usia kehamilan minggu ke-6 hingga minggu ke-8. Nutcracker syndrome tidak bersifat turun-temurun dan pada beberapa kasus, penyebab terjadinya sindrom ini tidak diketahui secara pasti.

Namun, di sebagian kasus lainnya, nutcracker syndrome bisa disebabkan oleh perubahan anatomi dalam pembuluh darah dan kehamilan. Kondisi ini juga dapat dipicu oleh percepatan pertumbuhan selama masa remaja atau penurunan berat badan selama dewasa.

Selengkapnya Di Angkaraja !

Sindrom ini merupakan adalah kondisi langka yang bisa dialami oleh anak-anak maupun orang dewasa. Namun, gangguan ini lebih sering ditemukan pada wanita berusia 30–40 tahun yang bertubuh tinggi dan langsing.

Gejala Sindrom Nutcracker

Gejala umum nutcracker syndrome adalah adanya darah di dalam urine (hematuria), nyeri panggul, dan merasa pusing saat berdiri akibat kondisi hipotensi ortostatik. Dada berdebar dan pingsan juga dapat timbul pada penderita sindrom ini. Namun, gejala yang muncul pada pria dan wanita bisa berbeda-beda. Pada pria, kondisi ini dapat menyebabkan pembengkakan pembuluh darah vena di skrotum atau buah zakar (varikokel).

Sementara pada wanita, kondisi ini dapat menimbulkan gejala sindrom kongesti panggul (pelvic congestion syndrome). Gejala tersebut, meliputi:

  • Nyeri saat berhubungan seksual (dispareunia).
  • Nyeri saat buang air kecil.
  • Nyeri perut dan panggul.
  • Nyeri perut bagian bawah saat menstruasi (dismenore).
  • Kelelahan.
  • Ketidaksuburan atau infertilitas.
  • Pembengkakan atau pelebaran pembuluh darah vena atau varises pada perut, dinding vagina, bokong, atau paha bagian atas.

Adapun beberapa gejala lain yang biasanya terlihat setelah penderita melakukan pemeriksaan adalah sebagai berikut:

  • Anemia (kadar sel darah merah rendah).
  • Mikrohematuria (terdapat darah dalam jumlah sedikit pada urine).
  • Proteinuria (terlalu banyak protein dalam urine).

Diagnosis Sindrom Nutcracker

Dalam proses penegakan diagnosis sindrom nutcracker, dokter akan terlebih dahulu melakukan anamnesis (wawancara medis) untuk mengetahui tentang gejala serta riwayat kesehatan pasien. Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh pada pasien.

Dokter biasanya juga dapat merekomendasikan tes penunjang untuk membantu mengonfirmasi diagnosis. Tes tersebut, di antaranya:

  • Tes darah.
  • CT scan.
  • USG Doppler.
  • Intravascular ultrasound (IVUS).
  • MRI.
  • Venogram (pemeriksaan sinar-X untuk melihat bagaimana aliran darah di pembuluh darah).
  • Tes urine (urinalisis).

Pengobatan Sindrom Nutcracker

Pengobatan nutcracker syndrome akan disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya dan keparahan perkembangan penyakitnya. Dokter biasanya memulai pengobatan melalui pendekatan konservatif, yaitu terapi yang tidak melibatkan pembedahan melainkan pemberian obat-obatan.

Bagi sebagian besar orang, khususnya anak-anak berusia di bawah 18 tahun, pendekatan konservatif adalah langkah pengobatan yang paling tepat. Pada anak-anak, perawatan ini biasanya berlangsung selama dua tahun dan melibatkan monitoring serta upaya peningkatan berat badan pasien.

Selengkapnya Di Angkaraja !

Dengan menambah berat badan anak, khususnya di daerah perut, maka tekanan pada vena ginjal bisa berkurang. Sementara pada orang dewasa, pendekatan konservatif biasanya dilakukan selama 6 bulan.

Penggunaan stoking kompresi elastis juga dapat meredakan nyeri panggul atau pinggang. Dokter mungkin juga meresepkan obat untuk membantu fungsi ginjal, seperti obat golongan ACE inhibitors dan aspirin.

Bila pasien belum membaik dengan pendekatan konservatif, dokter akan melakukan pembedahan atau prosedur invasif minimal. Tujuan pembedahan ini adalah membuka jalur bagi darah agar bisa mengalir dari ginjal menuju jantung dengan lancar. Metode pembedahan tersebut, meliputi:

Transposisi vena ginjal: Memindahkan vena ginjal kiri agar menempel pada vena cava inferior di lokasi yang berbeda untuk menghindari aliran darah melewati arteri mesenterika superior dan aorta perut.

  • Laparoskopi: Alternatif dari pembedahan terbuka tradisional yang merupakan tindakan invasif minimal dengan memasukan alat seperti tabung dengan kamera kecil di ujungnya.
  • Pemasangan stent: Memasukkan alat yang terbuat dari plastik atau logam untuk membantu membuka pembuluh darah agar darah tetap bisa mengalir melaluinya.
  • Autotransplantasi ginjal: Mengangkat ginjal lalu memasangnya kembali di lokasi baru yang berada di dekat tulang pinggul.

Komplikasi Sindrom Nutcracker

Apakah sindrom nutcracker berbahaya? Terkadang, nutcracker syndrome dapat sembuh dengan sendirinya, terutama pada anak-anak. Namun, pada beberapa kasus, kondisi ini bisa membahayakan tubuh bila tidak ditangani. Adapun sejumlah komplikasi yang bisa ditimbulkan adalah sebagai berikut:

  • Penggumpalan darah dalam pembuluh darah ginjal.
  • Kerusakan ginjal akibat peningkatan tekanan dalam pembuluh darah ginjal dari waktu ke waktu.
  • Infertilitas, baik pada pria maupun wanita.
  • Nyeri hebat yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
  • Komplikasi berupa gagal ginjal dan perdarahan setelah menjalaniprosedur operasi invasif, seperti autotransplantasi ginjal.

Hingga kini, belum ada cara khusus yang bisa digunakan untuk mencegah sindrom nutcracker. Pasalnya, kondisi ini bisa terjadi kapan saja, bahkan tidak dipengaruhi oleh faktor keturunan. Itulah sebabnya, penting untuk melakukan pemeriksaan ginjal secara berkala guna mendeteksi gangguan pada ginjal sejak dini dan menjaga kesehatannya.