Meningioma adalah jenis tumor yang tumbuh pada meninges, yaitu membran yang melindungi otak serta saraf tulang belakang. Meningioma biasanya bersifat jinak. Namun, pada beberapa kasus, tumor ini juga bisa bersifat ganas (kanker). Mari simak informasi mengenai apa itu meningioma selengkapnya melalui artikel berikut ini.

Seperti yang telah dijelaskan bahwa meningioma adalah tumor yang berasal dari lapisan pelindung otak dan saraf-saraf tulang belakang, yaitu meninges. Pada dasarnya, meningioma adalah jenis tumor yang paling sering terjadi di area kepala.

Meningioma merupakan tumor sistem saraf pusat primer yang paling umum. Kondisi ini lebih sering terjadi pada orang dewasa dibandingkan pada anak-anak. Berdasarkan tingkat keparahannya, meningioma dapat dibedakan menjadi tiga jenis, di antaranya sebagai berikut:

  • Tingkat I (typical): Bersifat jinak dan tumbuh secara perlahan. Jenis ini terjadi sekitar 80% dari total kasus meningioma.
  • Tingkat II (atypical): Meningioma nonkanker yang tumbuh lebih cepat dibandingkan tingkat I dan cenderung lebih resisten terhadap pengobatan. Jenis ini terjadi sekitar 17% dari total kasus meningioma.
  • Tingkat III (anaplastic): Jenis meningioma yang bersifat ganas (kanker), bisa tumbuh dan menyebar dengan cepat. Tumor ini terjadi sekitar 1,7% dari total kasus meningioma.

Apa itu Meningioma?

Selain itu, jenis-jenis meningioma juga bisa dibedakan berdasarkan jaringan dan lokasi tumbuhnya tumor. Beberapa jenis lain meningioma adalah sebagai berikut:

  • Convexity meningioma: Jenis meningioma yang tumbuh pada permukaan otak. Saat tumbuh dan semakin membesar, convexity meningioma berisiko memberikan tekanan berlebih pada otak.
  • Intraventricular meningioma: Tumor yang tumbuh pada ventrikel otak (ruang yang berisi cairan serebrospinal).
  • Olfactory groove meningioma: Jenis tumor ini berlokasi di antara otak dan hidung pada bagian dasar tengkorak. Olfactory groove meningioma tumbuh di dekat olfactory nerve, yaitu saraf yang bertanggung jawab terhadap indra penciuman.
  • Sphenoid wing meningioma: Tumor yang terbentuk pada sepanjang tulang di belakang mata.
  • Cavernous sinus meningioma: Tumor berada di dekat area yang mengalirkan darah terdeoksigenasi ke jantung dari otak.
  • Parasagittal atau falx meningioma: Tumor yang terletak berdekatan dengan lipatan dural yang memisahkan dua belahan otak.
  • Cerebellopontine angle meningioma: Tumor yang terletak di dekat tepi otak kecil. Neuroma akustik (schwannoma vestibular) juga sering ditemukan di daerah ini.
  • Penyebab Meningioma

Belum diketahui secara pasti apa penyebab terjadinya meningioma. Namun, terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa 40–80% kasus meningioma terkait dengan kelainan pada kromosom 22, yaitu kromosom yang berhubungan dengan pertumbuhan tumor di dalam tubuh.

Kebanyakan meningioma timbul secara sporadis, namun beberapa kasus meningioma dikaitkan dengan kondisi dan faktor risiko tertentu. Faktor lingkungan seperti obesitas, alkoholisme, faktor hormonal seperti paparan hormon eksogen, terapi penggantian hormonal, penggunaan pil kontrasepsi oral, dan kanker payudara dapat meningkatkan risiko kejadian meningioma.

Selain itu, sejumlah faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya meningioma adalah sebagai berikut:

  • Berjenis kelamin wanita.
  • Berusia di atas 65 tahun.
  • Pernah menjalani perawatan radioterapi di area kepala atau radiasi ion lainnya.
  • Obesitas.
  • Menderita gangguan sistem saraf bawaan, seperti neurofibromatosis tipe 2.

Gejala Meningioma

Meningioma biasanya berkembang sangat lambat. Karena itu, kondisi ini bisa saja tidak menunjukkan gejala tertentu bahkan sampai bertahun-tahun. Gejala meningioma paling sering muncul secara perlahan. Gejala-gejala tersebut mungkin juga sulit untuk diperhatikan penderita pada awalnya.

Namun, jika menimbulkan gejala, hal tersebut akan bergantung pada ukuran dan lokasi tumbuhnya tumor. Gejala mungkin tergantung pada bagian otak mana meningioma berada. Pada kasus yang jarang, meningioma juga bisa terjadi di tulang belakang

Misalnya, jika tumor tumbuh di area olfactory nerve, penderita bisa mengalami gangguan indra penciuman hingga anosmia. Pada kasus meningioma yang tumbuh di area tulang belakang, penderita dapat mengeluhkan nyeri di lokasi tumor, kebas atau kesemutan, dan gangguan kontraksi otot.

Selain itu, beberapa gejala umum dari meningioma adalah sebagai berikut:

  • Nyeri kepala.
  • Pusing.
  • Mual dan muntah.
  • Gangguan penglihatan, seperti penglihatan ganda atau pandangan kabur.
  • Gangguan pendengaran, seperti telinga berdenging (tinitus).
  • Kejang.
  • Perubahan perilaku dan kebiasaan.
  • Kesulitan berbicara.
  • Lengan atau tungkai terasa lemah.
  • Gangguan keseimbangan.
  • Gangguan ingatan.
  • Kebingungan.
  • Rasa mengantuk (drowsiness).
  • Gangguan pendengaran.
  • Mual dan muntah.

Diagnosis Meningioma

Dalam menegakkan diagnosis meningioma, dokter akan terlebih dahulu melakukan tanya jawab (anamnesis) seputar keluhan dan riwayat kesehatan pasien. Lalu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengevaluasi kekuatan otot, refleks, keseimbangan, sensitivitas dan fungsi saraf, fungsi penglihatan, pendengaran, serta tingkat keparahan pasien.

Diagnosis meningioma mungkin sulit ditegakkan karena pertumbuhannya yang cenderung lambat dan bisa tidak menimbulkan gejala. Namun, untuk membantu mengonfirmasi diagnosis meningioma, dokter dapat mengarahkan pasien untuk menjalani sejumlah pemeriksaan penunjang, seperti:

  • CT scan.
  • MRI.
  • Biopsi.
  • Magnetic resonance spectroscopy (MRS).

Pengobatan Meningioma

Pada dasarnya, pengobatan meningioma dapat ditentukan berdasarkan ukuran, lokasi, serta keganasan tumor. Apabila tumor berukuran kecil, tumbuh secara perlahan, serta tidak menimbulkan gejala, dokter mungkin hanya melakukan observasi untuk memantau perkembangan meningioma.

Namun, apabila meningioma tumbuh dengan cepat dan menimbulkan gejala, dokter dapat melakukan sejumlah prosedur pengobatan, seperti:

  • Tindakan operasi untuk mengangkat tumor. Namun, apabila tumor tumbuh pada area yang sulit dijangkau, dokter mungkin tidak bisa mengangkat tumor seluruhnya. Pada kasus tersebut, dokter akan mengangkat sebagian tumor, lalu menggunakan metode pengobatan lain untuk membersihkan sisa-sisa tumor.
  • Embolisasi endovaskular. Prosedur ini bertujuan untuk menghentikan aliran darah ke tumor agar ukurannya menyusut. Embolisasi endovaskular dilakukan apabila tindakan operasi tidak bisa mengangkat seluruh tumor yang ada.
  • Radioterapi. Pengobatan yang menggunakan sinar-X untuk menghancurkan sel-sel tumor yang tersisa setelah tindakan operasi.
  • Kemoterapi. Prosedur ini dilakukan apabila meningioma tidak kunjung membaik setelah tindakan operasi dan radioterapi.

Selengkapnya Di Tvtogel

Komplikasi Meningioma

Jika tidak segera ditangani dengan tepat, meningioma bisa terus membesar hingga menekan otak dan saraf-saraf di sekitarnya. Kondisi ini dapat menyebabkan pembengkakan otak, gangguan gerak dan koordinasi, dan lain sebagainya. Bahkan, apabila dibiarkan dalam jangka waktu yang lama, meningioma yang bersifat jinak bisa berubah menjadi ganas.

Selain itu, beberapa perawatan dan pengobatan meningioma juga bisa menimbulkan sejumlah komplikasi, di antaranya:

  • Komplikasi nonbedah:
  • Tumor tumbuh kembali dengan kemungkinan ukuran lebih besar dan perkembangan lebih cepat.
  • Tumor dapat mengklasifikasi (mengeras) dan berkembang menjadi ganas.
  • Komplikasi bedah dan medis:
  • Perdarahan, kerusakan, atau infeksi pada jaringan yang sehat di sekitar otak atau tulang belakang karena tindakan pembedahan.
  • Cairan serebrospinal bocor.
  • Defisit neurologis atau kelainan fungsi saraf semakin bertambah parah.
  • Pneumonia aspirasi.
  • Deep vein thrombosis.
  • Emboli paru.
  • Infark miokard.
  • Stroke.
  • Komplikasi lainnya:
  • Rambut rontok.
  • Kesulitan berkonsentrasi.
  • Mual dan muntah.
  • Hilang ingatan.
  • Kelemahan.
  • Kejang.

Pencegahan Meningioma

Meningioma adalah kondisi yang cenderung sulit untuk dicegah, mengingat penyebabnya masih belum diketahui secara pasti. Kendati demikian, beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk meminimalkan risiko terjadinya meningioma adalah sebagai berikut:

  • Menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin apabila menderita penyakit atau keluhan terkait sistem saraf.
  • Berkonsultasi dengan dokter untuk meminimalkan risiko meningioma apabila sedang menjalani perawatan radioterapi di area kepala, terekspos radiasi, memiliki keluarga dekat derajat satu (first-degree family) dengan meningioma, sedang menjalani terapi estrogen, dan menderita neurofibromatosis tipe 2.
  • Menjaga berat badan ideal.