wigforced.com – Gangguan pendengaran adalah kondisi ketika beberapa atau seluruh bagian telinga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Kondisi ini dapat dialami oleh siapa saja, bahkan bisa terjadi pada bayi baru lahir sekalipun.
Lantas, apa penyebab gangguan pendengaran pada bayi dan bagaimana prosedur pengobatannya? Mari cari tahu jawabannya dalam artikel berikut ini.
Mengenal Gangguan Pendengaran pada Bayi
Gangguan pendengaran pada bayi adalah kondisi ketika telinga bayi tidak dapat berfungsi dengan normal. Gangguan pendengaran terjadi pada 1–3 bayi baru lahir per 1.000 kelahiran, di mana 1–2/1.000 bayi menderita gangguan pendengaran permanen pada masa kanak-kanak.
Seperti yang telah diketahui, fungsi utama telinga adalah untuk menerima suara serta mengubah sinyal tersebut agar dapat dipahami oleh otak. Namun, pada kasus gangguan pendengaran, telinga tidak dapat berfungsi secara efektif sehingga membuat bayi tidak mampu mendengar suara atau percakapan di lingkungan sekitarnya.
Penyebab Gangguan Pendengaran pada Bayi
Terdapat sejumlah kondisi yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan pendengaran pada bayi. Kondisi tersebut bisa terjadi sejak bayi dilahirkan maupun berkembang seiring dengan bertambahnya usia.
Gangguan pendengaran bawaan dapat bersifat keturunan (genetik) atau disebabkan oleh infeksi selama kehamilan. Gangguan pendengaran yang didapat atau yang muncul seiring bertambahnya usia (acquired hearing loss) dapat disebabkan oleh meningitis, infeksi telinga berulang, trauma, atau obat-obatan tertentu.
Baca juga : Furunkel Hidung – Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Berikut adalah penjelasan mengenai berbagai kondisi yang berisiko menyebabkan gangguan pendengaran pada anak.
- Faktor genetik. Bayi yang lahir dari orang tua dengan masalah pendengaran, lebih berisiko mengalami kondisi serupa.
- Bayi terinfeksi virus tertentu, seperti rubella, sifilis, atau cytomegalovirus (CMV) yang dapat ditularkan dari ibu selama mengandung.
- Menderita meningitis, mumps, atau campak.
- Menderita infeksi telinga, seperti otitis media.
- Kelainan craniofacial (kelainan pada struktur tulang kepala dan wajah).
- Ibu mengonsumsi obat-obatan tertentu yang tidak sesuai dengan anjuran dokter selama masa kehamilan.
- Mengalami komplikasi selama proses persalinan, seperti lahir secara prematur, atau kekurangan oksigen.
- Memiliki berat badan lahir rendah (BBLR).
- Mengalami bayi kuning (neonatal jaundice).
- Mengalami down syndrome atau sindrom Usher (gangguan pendengaran dan kehilangan penglihatan bawaan).
- Terdapat tumor di sekitar telinga.
- Menumpuknya kotoran atau cairan di dalam telinga.
- Terlalu sering mendengar suara keras.
Tanda Gangguan Pendengaran pada Bayi
Masalah pendengaran pada bayi dapat menimbulkan gejala yang beragam, tergantung pada tingkat keparahannya. Secara umum, beberapa gejala yang dapat ditunjukkan oleh bayi dengan gangguan pendengaran adalah sebagai berikut.
- Tidak terkejut saat mendengar suara keras.
- Tidak merespons atau menoleh ke arah sumber suara, terutama saat bayi sudah berusia lebih dari 6 bulan.
- Pada bayi berusia di atas 1 tahun, gangguan pendengaran membuatnya kesulitan untuk mengucapkan kata apa pun, seperti “mama” atau “papa”.
Komplikasi Gangguan Pendengaran pada Bayi
Gangguan pendengaran adalah kondisi yang perlu diwaspadai, terutama jika terjadi pada bayi. Pasalnya, kondisi tersebut dapat menghambat proses tumbuh kembang anak karena berisiko memicu terjadinya sejumlah komplikasi, di antaranya sebagai berikut.
- Gangguan komunikasi dan bicara.
- Gangguan berbahasa.
- Gangguan perkembangan kognitif.
Diagnosis Gangguan Pendengaran pada Bayi
Masalah pendengaran pada bayi yang terdeteksi sedini mungkin dapat membantu meminimalkan risiko terjadinya gangguan perkembangan dan berbagai komplikasi lainnya. Untuk mendeteksi kondisi tersebut, dokter dapat melakukan wawancara medis (anamnesis) dengan orang tua pasien guna mengetahui gejala dan riwayat kesehatan pasien serta keluarga.
Lalu, prosedur diagnosis masalah pendengaran pada bayi dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan telinga menggunakan otoskop untuk memeriksa kondisi gendang telinga pasien.
Untuk mengonfirmasi diagnosis, dokter juga dapat melakukan sejumlah tes pendengaran bayi dan pemeriksaan penunjang lainnya, seperti:
- Tes automated auditory brainstem response (AABR).
- Tes otoacoustic emissions (OAE).
- Evaluasi audiometri.
- Tes genetik.
Pengobatan Gangguan Pendengaran pada bayi
Apakah gangguan pendengaran pada bayi bisa disembuhkan? Dalam sebagian kasus, masalah pendengaran pada bayi dapat ditangani dengan melakukan sejumlah prosedur medis, di antaranya sebagai berikut.
- Pemberian antibiotik jika masalah pendengaran pada bayi disebabkan oleh infeksi.
- Operasi ear tubes (tabung telinga) untuk mengatasi masalah pendengaran yang disebabkan oleh infeksi berulang. Prosedur ini dilakukan untuk membantu mengalirkan cairan dari telinga bagian tengah yang bisa menyebabkan gangguan pendengaran. Ear tubes adalah tabung kecil berongga yang dimasukkan ke dalam gendang telinga yang memungkinkan udara untuk masuk ke telinga tengah, sehingga dapat mencegah cairan menumpuk di belakang gendang telinga. Tabung ini biasanya terbuat dari plastik atau logam.
- Tindakan pembedahan untuk memperbaiki kelainan struktur telinga.
Namun, jika bayi mengalami gangguan pendengaran yang tergolong parah dan sulit disembuhkan, dokter dapat membantu pasien agar bisa mendengar dengan jelas melalui tindakan berikut ini:
- Penggunaan alat bantu dengar.
- Implan koklea, yaitu prosedur operasi untuk menanam mikrofon dan komputer mikro di bawah kulit kepala pasien guna merangsang saraf koklea agar bisa mendengar suara.
Di samping itu, dokter juga dapat mengarahkan pasien untuk melakukan sejumlah tindakan perawatan guna membantu mengoptimalkan proses tumbuh kembang anak. Tindakan perawatan tersebut di antaranya:
- Terapi wicara dan bahasa.
- Pendidikan bahasa isyarat.
Pencegahan Gangguan Pendengaran pada Bayi
Menurut World Health Organization (WHO), sebanyak 60% kasus masalah pendengaran pada bayi disebabkan oleh kondisi yang dapat dicegah. Berikut penjelasan lengkap mengenai langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk meminimalkan risiko masalah pendengaran pada bayi.
- Mendapatkan imunisasi dasar lengkap anak sesuai dengan jadwal yang dianjurkan.
- Menjaga kebersihan telinga anak.
- Ibu dianjurkan untuk menerapkan pola hidup sehat selama masa kehamilan, seperti mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, rutin berolahraga sesuai anjuran dokter, dan mengontrol kehamilan dengan dokter secara rutin guna meminimalkan risiko komplikasi kehamilan atau persalinan yang kerap menyebabkan gangguan pendengaran pada bayi.
- Ibu hamil dianjurkan untuk menghindari konsumsi obat-obatan secara sembarangan yang dapat meningkatkan risiko masalah pendengaran pada bayi (obat ototoxic).
- Menjauhkan bayi dari tingkat kebisingan yang tinggi, seperti dari mainan yang bersuara terlalu keras.
Apabila si kecil menunjukkan gejala yang mengarah pada gangguan pendengaran, sebaiknya segera kunjungi klinik, untuk berkonsultasi dengan dokter dapat memperoleh penanganan medis yang tepat.
Info Lebih lanjut Disini : Tvtogel