Furunkel hidung merupakan benjolan atau bisul yang muncul di kulit hidung, tepatnya di sekitar vestibulum hidung. Furunkel adalah benjolan yang bisa tumbuh semakin besar dan terasa nyeri selama beberapa hari. Jenis infeksi ini cukup sering terjadi, namun pada kasus yang jarang terjadi dapat menyebabkan sejumlah komplikasi apabila tidak ditangani dengan baik. Mari simak lebih lanjut tentang furunkel hidung dalam artikel di bawah ini.

Apa itu Furunkel Hidung?

Furunkel hidung adalah infeksi yang menyebabkan tumbuhnya bisul atau abses di dalam hidung. Abses tersebut tumbuh di bagian depan rongga hidung yang dikenal sebagai vestibulum. Vestibulum adalah bagian hidung yang terbuat dari tulang rawan, sel-sel kulit, serta folikel rambut. Ketika terjadi infeksi pada folikel rambut, hal ini akan menimbulkan furunkel atau bisul di hidung.

Baca Juga : Rhinitis Medikamentosa – Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Penyebab Furunkel Hidung

Penyebab utama furunkel hidung adalah infeksi bakteri Staphylococcus aureus. Pada dasarnya, bakteri ini merupakan flora normal kulit manusia. Artinya, bakteri ini sudah berada di kulit tanpa menyebabkan gangguan apapun.

Namun di sisi lain, bakteri ini juga dikenal dengan patogen oportunistik, yang mana ketika terjadi kerusakan pada lapisan epitel kulit, misalnya karena trauma, maka bakteri tersebut akan masuk ke area permukaan yang rusak dan melepaskan racun yang menyebabkan peradangan atau infeksi.

Adapun beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko furunkel hidung adalah sering menggaruk hidung dengan tangan yang tidak bersih, mencabuti bulu hidung, gigitan serangga, jerawat, dan menggunakan tindik. Kondisi ini juga lebih rentan dialami oleh penderita gangguan sistem imun, seperti HIV, kanker, dan diabetes.

Gejala Furunkel Hidung

Munculnya benjolan yang terasa nyeri dan tidak nyaman pada rongga hidung bagian depan. Gejala ini biasanya juga disertai dengan keluarnya cairan dari hidung, pembengkakan dan kemerahan pada hidung, mimisan, pengerasan lubang hidung, dan hidung kering. Pada kasus yang parah, kondisi ini dapat menimbulkan gejala sistemik, seperti demam dan malaise.

Diagnosis Furunkel Hidung

Dalam menegakkan diagnosis, dokter akan terlebih dahulu melakukan wawancara medis (anamnesis) untuk mengetahui tentang gejala, riwayat kesehatan, serta faktor atau kebiasaan yang sekiranya dapat meningkatkan risiko terjadinya furunkel pada hidung pasien.

Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada hidung untuk melihat tanda Rudolph atau kemerahan dan pembengkakan unilateral yang berada di ujung hidung yang disertai nyeri tekan. Apabila lokasi furunkel lebih dalam, dokter dapat menggunakan rinoskopi anterior untuk membantu menegakkan diagnosis.

Pada beberapa kasus, dokter mungkin perlu melakukan pemeriksaan kultur di area hidung yang terdapat furunkel untuk mengetahui jenis patogen penyebab abses secara lebih spesifik. Namun, langkah ini jarang dilakukan karena hasil pemeriksaan kultur memerlukan waktu lebih lama untuk didapatkan dan berpotensi menunda pengobatan.

Cara Mengatasi Furunkel Hidung

Furunkel atau benjolan yang muncul hanya satu dan berukuran kecil biasanya tidak memerlukan pengobatan medis secara khusus. Kondisi ini dapat sembuh dengan sendirinya dengan melakukan perawatan mandiri di rumah, seperti:

  • Memberikan kompres air hangat di bagian hidung yang ditumbuhi abses selama 10 menit. Ulangi setidaknya 4 kali sehari atau sampai rasa nyeri mereda. Cara ini sekaligus dapat mendorong nanah berkumpul di puncak benjolan.
  • Jika ingin membersihkan nanah, gunakan kain kasa steril kemudian cuci tangan dengan sabun antiseptik lalu tutup bisul dengan kain kasa steril.
  • Mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan air mengalir saat sebelum atau sesudah mengobati furunkel.
  • Jika diperlukan perawatan medis, dokter biasanya memberikan resep obat antibiotik topikal seperti pada kasus furunkel ringan. Sementara bila ukuran benjolan dalam hidung pasien lebih dari 5 cm, muncul lebih dari satu, dan disertai demam, maka dokter akan memberikan resep obat antibiotik sistemik. Selain itu, insisi dan drainase juga bisa dilakukan apabila terapi pengobatan tidak efektif untuk mengatasi furunkel.

Komplikasi Furunkel Hidung

Perlu diketahui bahwa rongga hidung merupakan area dengan suplai darah yang tinggi. Ketika terjadi infeksi, maka bakteri berisiko masuk ke dalam aliran darah dan menyebar ke bagian tubuh lainnya, seperti mata, otak, dan paru-paru. Pada kasus yang jarang terjadi, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti selulitis, cavernous sinus thrombosis, abses orbital, bahkan sepsis.

Selanjutnya Disini : Pttogel

Cara Mencegah Furunkel Hidung

Pada dasarnya, kondisi ini dapat dicegah dengan menjaga kebersihan diri, seperti mencuci tangan secara teratur, merawat luka dengan benar, menghindari kontak langsung dengan penderita infeksi kulit, serta tidak berbagi barang pribadi dengan orang lain. Di samping itu, usahakan untuk berolahraga secara rutin dan mengonsumsi makanan sehat bergizi seimbang.