Hiperurisemia adalah suatu kondisi ketika kadar asam urat dalam tubuh melebihi batas normal atau dengan kata lain berada dalam kadar yang tinggi. Kondisi ini perlu segera ditangani agar asam urat tidak mengendap dan membentuk kristal. Pasalnya, kristal asam urat tersebut berisiko menyebabkan terjadinya penyakit batu ginjal dan penyakit artritis gout.

Untuk mengetahui penjelasan lebih lanjut mengenai hiperurisemia, Anda dapat menyimak ulasan di bawah ini sampai tuntas.

Apa itu Hiperurisemia?

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, hiperurisemia adalah kondisi di mana kadar asam urat di dalam tubuh sangat tinggi hingga melebihi batas normal. Jika tidak segera ditangani dengan tepat, kondisi ini dapat berkembang menjadi penyakit artritis gout, yaitu peradangan pada sendi yang disebabkan oleh penumpukan kristal asam urat di dalam sendi.

Sebagai informasi, kadar asam urat normal adalah 2,5–7,0 mg/dL pada pria dan 1,5–6,0 mg/dL pada wanita. Apabila seseorang memiliki kadar asam urat di atas batas normal tersebut, bisa dikatakan bahwa ia mengalami hiperurisemia.

Penyebab Hiperurisemia

Penyebab utama hiperurisemia adalah kadar asam urat tinggi di dalam tubuh. Pada kondisi normal, tubuh akan mengeluarkan kelebihan asam urat melalui urine. Namun, ketika kadar asam urat terlalu tinggi, maka hanya sebagian kecil saja yang bisa dikeluarkan. Akibatnya, asam urat mengendap di dalam tubuh dan memicu terjadinya hiperurisemia.

Pada dasarnya, tubuh menghasilkan asam urat secara alami dengan memecah purin. Jika masih dalam jumlah kecil, purin tidak berbahaya bagi tubuh. Namun, jika seseorang mengonsumsi makanan tinggi purin secara intens, hal tersebut dapat meningkatkan kadar asam urat di dalam tubuh.

Adapun sejumlah makanan dan minuman tinggi purin adalah sebagai berikut:

  • Daging merah, seperti babi, sapi, dan kalkun.
  • Jeroan (jantung, babat, hati, usus, dan ampela).
  • Makanan laut, terutama kerang, teri, udang, salmon, sarden, dan lobster.
  • Makanan dan minuman tinggi fruktosa seperti pada sirup jagung tinggi fruktosa, soda dengan gula tinggi.
  • Minuman beralkohol, terutama bir.

Selain itu, obat-obatan tertentu seperti obat diuretik dan imunosupresan juga dapat menyebabkan kadar asam urat di dalam tubuh meningkat. Tingginya kadar asam urat juga bisa disebabkan oleh menurunnya fungsi ginjal dan faktor genetik, seperti sindrom Lesch-Nyhan (kondisi ketika tubuh kekurangan zat pengurai asam urat).

Adapun beberapa faktor lainnya yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami hiperurisemia adalah sebagai berikut:

  • Berjenis kelamin pria.
  • Obesitas.
  • Sering mengonsumsi makanan tinggi purin.
  • Sering mengonsumsi minuman beralkohol.
  • Terdapat riwayat keluarga dengan hiperurisemia atau artritis gout.
  • Hipotiroidisme.

Mengalami kondisi medis yang menyebabkan kerusakan sel-sel atau peningkatan laju proses pergantian sel-sel yang tinggi, seperti pada penyakit limfoproliferatif, penyakit mieloproliferatif, polisitemia vera, penyakit Paget, psoriasis, lisis tumor, hemolisis, rhabdomiolisis, olahraga ekstrem, dan menjalani kemoterapi.

Mengalami kondisi medis yang menyebabkan ekskresi atau pengeluaran asam urat dari dalam tubuh berkurang, seperti pada penyakit ginjal akut atau kronis, sarkoidosis, hiperparatiroid, dan sindrom Down.

Tanda dan Gejala Hiperurisemia

Hiperurisemia sering kali tidak menunjukkan gejala yang signifikan, sehingga tidak disadari oleh penderitanya. Gejala hiperurisemia biasanya baru dirasakan saat kadar asam urat sudah sangat tinggi hingga memicu artritis gout atau batu ginjal. Adapun beberapa gejala yang menandakan artritis gout adalah sebagai berikut:

  • Nyeri hebat di sendi.
  • Warna kemerahan pada kulit yang melapisi sendi.
  • Pembengkakan sendi.
  • Kekakuan sendi.
  • Rasa nyeri ketika diraba (tenderness) pada sendi.
  • Sensasi hangat atau terbakar pada sendi.

Sementara itu, sejumlah gejala yang menandakan penyakit batu ginjal, di antaranya:

  • Nyeri hebat hilang timbul pada bagian punggung bawah atau samping yang dapat menjalar ke perut bawah depan (kolik renal).
  • Demam dan menggigil.
  • Mual dan muntah.
  • Sering buang air kecil, tetapi jumlah urine sedikit.
  • Nyeri saat buang air kecil.
  • Terdapat darah dalam urine.
  • Bau tidak sedap pada urine.
  • Urine berwarna merah, cokelat, atau merah muda.

Diagnosis Hiperurisemia

Guna mendiagnosis hiperurisemia, dokter akan melakukan wawancara medis (anamnesis) terlebih dahulu mengenai gejala serta pola makan pasien sehari-hari. Kemudian, dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik jika pasien mengalami keluhan pada sendi dan pinggang.

Dokter biasanya melakukan pemeriksaan fisik dengan meraba sendi yang terasa nyeri dan tampak bengkak, serta memeriksa pinggang untuk mendeteksi gejala nyeri akibat batu ginjal. Guna mengonfirmasi diagnosis hiperurisemia, dokter dapat melakukan pemeriksaan penunjang, yang meliputi:

  • Tes darah, untuk memeriksa kadar asam urat dan fungsi ginjal.
  • Tes urine dan pemeriksaan urine 24 jam, untuk memeriksa kadar asam urat dan adanya batu ginjal atau infeksi saluran kemih.
  • Tes pencitraan, seperti rontgen, USG, CT scan, atau MRI untuk memeriksa kerusakan sendi atau lokasi batu ginjal.

Komplikasi Hiperurisemia

Karena gejala hiperurisemia sering kali tidak disadari, kondisi ini biasanya dibiarkan dari waktu ke waktu hingga terjadi penumpukan asam urat di dalam darah. Hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan permanen pada tulang, sendi, tendon, dan ligamen. Selain itu, hiperurisemia yang tidak ditangani juga dapat menimbulkan komplikasi lain, seperti:

  • Tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Penyakit jantung.
  • Penyakit ginjal kronis.
  • Fatty liver.
  • Sindrom metabolik.
  • Kesulitan bergerak.
  • Sindrom sensitivitas allopurinol (Allopurinol sensitivity syndrome).

Pengobatan Hiperurisemia

Jika kadar asam urat belum terlalu tinggi, pengobatan awal yang bisa dilakukan terhadap hiperurisemia adalah perubahan gaya hidup, seperti menghindari makanan tinggi purin, berhenti mengonsumsi minuman beralkohol dan tinggi gula, serta menurunkan berat badan bila menderita obesitas.

Namun, jika pasien sudah mengalami artritis gout atau batu ginjal, dokter akan memberikan obat-obatan atau melakukan prosedur medis tertentu sesuai dengan kondisi pasien. Pada penderita artritis  gout, dokter akan memberikan resep obat-obatan, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), colchicine, probenecid, dan allopurinol.

Sedangkan pada pasien batu ginjal, dokter akan melihat seberapa besar ukuran batu ginjal terlebih dahulu. Jika batu ginjal berukuran kecil, pasien biasanya disarankan untuk rutin minum air putih dan diberi obat pereda nyeri oleh dokter. Namun, bila batu tersebut berukuran besar, dokter akan merekomendasikan operasi pengangkatan batu ginjal.

Itulah penjelasan mengenai hiperurisemia yang perlu Anda ketahui. Untuk menghindari penyakit ini, ada baiknya Anda melakukan pemeriksaan asam urat rutin, terutama jika Anda termasuk orang yang berisiko memiliki kadar asam urat yang tinggi.

Dalam hal ini, Tvtogel menyediakan paket pemeriksaan asam urat yang bisa dipesan dengan mudah melalui paket cek laboratorium. Tes asam urat di Siloam Hospitals memberikan hasil yang akurat karena didukung oleh tenaga medis, fasilitas, serta laboratorium dan radiologi klinik yang lengkap.