Terkadang, seseorang rela menjalani diet ekstrem untuk mendapatkan berat badan yang ideal dalam waktu singkat. Padahal, program diet seharusnya dilakukan secara sehat agar kebutuhan nutrisi tubuh tetap terpenuhi. Lantas, apa saja jenis-jenis diet yang berbahaya dan sebaiknya dihindari? Mari simak penjelasan selengkapnya melalui ulasan di bawah ini.
Jenis-Jenis Diet yang Berbahaya bagi Kesehatan Tubuh
Diet adalah salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menghilangkan lemak berlebih di dalam tubuh. Namun, sebelum memilih program diet tertentu, ada baiknya memahami jenis-jenis diet yang berbahaya bagi kesehatan agar tidak berisiko mengalami berbagai penyakit. Berikut adalah uraian selengkapnya mengenai beberapa jenis diet yang berbahaya.
1. Diet Paleo
Salah satu jenis diet yang berbahaya adalah diet paleo. Diet ini mengadaptasi pola makan manusia di zaman batu atau paleolitikum. Pada masa tersebut, manusia mengonsumsi makanan yang berasal dari alam atau hasil buruan, seperti daging, sayuran, dan ikan.
Terdapat juga tipe diet paleo yang mengonsumsi daging atau protein tanpa melalui proses pengolahan terlebih dahulu. Hal ini jelas akan memberikan efek buruk bagi kesehatan apabila sumbernya tidak segar atau tidak fresh.
Jenis diet ini berisiko menyebabkan sejumlah gangguan pencernaan, seperti diare, sembelit, dan perubahan negatif pada ekosistem bakteri baik di usus karena makanan yang dikonsumsi cenderung rendah karbohidrat, rendah serat, atau mengandung serat tidak larut.
Selain itu, pola makan ini dapat membuat seseorang berisiko mengalami kekurangan kalsium dan vitamin D, yang penting untuk kesehatan tulang. Lemak jenuh dan protein dalam tubuh akan jauh meningkat karena terlalu banyak mengonsumsi daging. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan risiko penyakit ginjal, jantung, dan kanker tertentu di kemudian hari.
2. Diet Keto
Diet keto adalah program diet yang dilakukan dengan mengurangi asupan karbohidrat (tidak lebih dari 50 gram per hari) serta meningkatkan konsumsi lemak. Hal ini membuat tubuh menjadi kekurangan glukosa, sehingga memecah lemak dan protein untuk menghasilkan energi.
Pada awalnya, diet keto diperuntukkan bagi pasien epilepsi. Namun, seiring waktu, jenis diet ini banyak dimanfaatkan untuk menurunkan berat badan. Yang membuat diet ini berbahaya adalah jika dilakukan dalam jangka panjang.
Pasalnya, diet keto disarankan hanya untuk dijalankan dalam jangka pendek, mulai dari 2–3 minggu dan paling lama 6–12 bulan. Jika lebih dari durasi tersebut, diet keto berisiko menimbulkan sejumlah efek samping, seperti nyeri kepala, mual dan muntah, gangguan pencernaan, hingga penyusutan massa otot.
Diet keto dapat menyebabkan terjadinya tekanan darah rendah, batu ginjal, sembelit, kekurangan nutrisi, dan peningkatan risiko penyakit jantung. Diet ketat seperti keto juga dapat menyebabkan isolasi sosial atau gangguan makan bagi orang yang menerapkannya. Diet keto tidak aman bagi mereka yang memiliki kondisi penyakit apa pun yang melibatkan organ pankreas, hati, tiroid, atau kandung empedu.
Seseorang yang baru menjalani diet keto juga bisa mengalami apa yang disebut “keto flu” dengan gejala seperti sakit perut, pusing, penurunan energi, dan perubahan suasana hati akibat tubuh beradaptasi dengan ketosis (proses di mana tubuh menggunakan lemak sebagai sumber energi utama karena suplai karbohidrat yang terbatas).
3. Diet Mayo
Jenis diet yang tidak sehat berikutnya adalah diet mayo. Fokus utama dalam diet ini adalah membatasi konsumsi garam dan makanan rendah karbohidrat. Diet ini tidak sehat karena asupan garam yang bersifat mengikat cairan di dalam tubuh dibatasi.
Alhasil, penurunan berat badan terjadi akibat terbuangnya cairan tubuh, bukan pembakaran lemak. Hal ini berisiko menyebabkan dehidrasi, lemas, dan sulit berkonsentrasi.
4. Diet Sup Kol
Diet sup kol termasuk dalam diet yang berbahaya karena orang yang menjalaninya hanya mengonsumsi sup kol untuk sarapan, makan siang, hingga makan malam selama satu minggu. Diet ini terbilang cukup esktrem dan tidak sehat karena berisiko menyebabkan malnutrisi serta anemia defisiensi zat besi akibat kekurangan nutrisi. Di samping itu, hasil diet ini hanya bersifat sementara, sehingga berat badan bisa kembali naik kapan pun.
5. Diet Bebas Gluten
Pada dasarnya, diet bebas gluten disarankan untuk penderita intoleransi gluten atau penyakit celiac. Jadi, diet ini bisa menjadi diet yang berbahaya jika dilakukan dengan sembarangan, terutama pada orang yang tidak dalam kondisi intoleransi gluten.
Jika gluten dihilangkan dari pola makan sehari-hari, asupan berupa biji-bijian bergizi, serat, dan zat gizi mikro berisiko untuk tidak dikonsumsi. Biji-bijian dalam makanan sangat penting terutama bagi seseorang dengan risiko penyakit jantung atau diabetes.
Selain itu, biji-bijian utuh dapat menurunkan kadar kolesterol darah dan bahkan dapat membantu mengatur kadar gula darah dalam tubuh. Selain itu, beberapa makanan yang mengandung gluten merupakan sumber vitamin dan mineral penting, seperti vitamin B, zat besi, dan magnesium.
Beberapa makanan olahan bebas gluten atau gluten free mengandung banyak bahan tidak sehat seperti natrium, gula, dan lemak. Mengonsumsi tipe makanan ini dapat menyebabkan penambahan berat badan, perubahan kadar gula darah, tekanan darah tinggi dan masalah lainnya. Jadi, label bebas gluten belum tentu membuat suatu makanan menjadi sehat.
Jika tidak menderita penyakit celiac atau iritasi gastrointestinal, direkomendasikan untuk menambahkan lebih banyak buah, sayuran, roti atau pasta gandum utuh, dan protein tanpa lemak ke dalam menu makan sehari-hari.
6. Diet Cacing Pita
Jenis diet yang berbahaya bagi tubuh berikutnya adalah diet cacing pita. Diet ini dilakukan dengan sengaja menelan pil cacing pita agar cacing tumbuh di dalam usus. Hal tersebut bertujuan agar cacing memakan makanan yang ada di dalam usus, sehingga berat badan akan turun.
Diet cacing pita sama dengan infeksi cacing pita yang sangat berbahaya dan lebih banyak menimbulkan kerugian daripada manfaat. Jenis diet ini juga masih dianggap sebagai suatu penyakit infeksi meskipun kejadiannya merupakan sesuatu yang disengaja
Baca Selengkapnya Di Pttogel
Salah satu bahaya terbesar yang akan dihadapi akibat menelan cacing pita adalah seseorang tidak dapat mengontrol di mana cacing tersebut akan menempel dan berkembang biak. Cacing pita dapat menempel pada organ atau jaringan tubuh lainnya di luar saluran pencernaan dan menyebabkan kerusakan serius.
Meski dapat menurunkan berat badan dengan cepat, namun cacing pita yang ada di dalam usus bisa tumbuh semakin besar dan memunculkan sejumlah gejala, seperti muntah, diare, sakit kepala, kram perut, kekurangan nutrisi, epilepsi, bahkan kematian.
7. Diet Lemonade
Tujuan diet lemonade adalah untuk detoksifikasi. Diet yang berbahaya ini hanya memperbolehkan orang yang menjalankannya mengonsumsi tiga jenis minuman (air lemon, air garam, dan teh herbal laksatif) dan harus menghindari makanan padat.
Diet lemonade ini biasanya dilakukan selama 10 hari melalui beberapa tahap. Dengan pola makan tidak sehat tersebut, orang yang menjalani diet ini berisiko kekurangan nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh. Di sisi lain, belum ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa program diet ini benar-benar dapat membuang racun dalam tubuh.
8. Diet 500 Kalori
Program penurunan berat badan ini tergolong dalam diet yang berbahaya karena hanya memperbolehkan orang yang menjalaninya mengonsumsi paling banyak 500 kalori setiap hari. Padahal, rata-rata asupan kalori yang direkomendasikan untuk orang dewasa adalah 2000 kalori per hari.
Dengan kata lain, orang yang menjalani diet ini harus mengurangi jumlah makanan yang dikonsumsi secara drastis. Biasanya, jenis diet ini direkomendasikan untuk penderita obesitas yang tidak berhasil menurunkan berat badan setelah mencoba beragam cara. Penerapan diet ini juga memerlukan pengawasan medis karena berisiko menyebabkan kekurangan nutrisi.
Itulah penjelasan mengenai beberapa jenis diet yang berbahaya. Dalam menentukan cara diet yang tepat, Anda perlu memperhatikan kondisi kesehatan dan kebutuhan tubuh. Anda pun bisa berkonsultasi dengan ahli gizi di klinik terdekat.