Kanker adrenal adalah salah satu jenis tumor neuroendokrin (NET) yang tumbuh di jaringan adrenal. Kondisi ini memang sulit disembuhkan, namun bisa dikendalikan melalui beberapa langkah perawatan. Lantas, apa yang menyebabkan terjadinya kanker adrenal? Bagaimana cara mengendalikan? Mari simak informasi selengkapnya melalui ulasan di bawah ini.

Apa itu Kanker Adrenal?

Kanker adrenal, adrenal cancer, atau kanker adrenokortikal adalah kanker yang tumbuh di kelenjar adrenal. Tubuh manusia memiliki dua kelenjar adrenal yang berada di atas setiap ginjal. Kelenjar tersebut berfungsi untuk menghasilkan hormon yang mengirimkan sinyal ke berbagai organ.

Kanker adrenal dapat menyerang salah satu atau kedua kelenjar adrenal. Kanker ini dapat terjadi pada semua kalangan usia, namun lebih sering dialami oleh anak-anak di bawah usia 5 tahun dan orang dewasa berusia 40–50 tahun.

Adrenal cancer terbagi menjadi beberapa jenis, berikut masing-masing penjelasannya:

  • Adrenocortical carcinoma (ACC): Merupakan jenis kanker yang paling sering menyerang kelenjar adrenal. Kanker ini terbentuk di lapisan luar kelenjar adrenal (cortex). ACC disebut juga dengan adrenal cortex cancer. Gejala ACC baru muncul ketika ukuran kanker sudah sangat besar dan mendesak organ di abdomen, hingga menyebabkan rasa nyeri atau penuh di perut. Adapun beberapa gejalanya adalah peningkatan berat badan, retensi cairan, serta pertumbuhan rambut di badan dan wajah pada wanita.
  • Neuroblastoma: Kanker yang terbentuk di dalam sel saraf dan dapat terjadi di beberapa bagian tubuh, namun sebagian besar terbentuk di bagian dalam kelenjar adrenal atau medula. Jenis kanker ini biasanya menyerang bayi dan anak-anak di bawah usia 10 tahun.
  • Pheochromocytoma: Jenis kanker adrenal yang dimulai dari bagian tengah medula, tepatnya di sel yang memproduksi adrenalin (sel chromaffin).

Penyebab Kanker Adrenal

Adrenal cancer terbentuk ketika sel-sel kelenjar adrenal mengalami perubahan atau mutasi DNA. Perubahan tersebut menyebabkan sel-sel abnormal berkembang biak secara tidak terkendali, serta menonaktifkan gen untuk mematikan sel tumor (tumor suppressor genes). Di sisi lain, sel yang sehat akan mati.

Hal ini membuat sel-sel abnormal tersebut menjadi menumpuk dan membentuk tumor. Namun, sama halnya dengan jenis kanker lainnya, belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan terjadinya mutasi atau perubahan DNA tersebut.

Selengkapnya Di Pttogel

Adrenal cancer juga sering dikaitkan dengan kondisi genetik. Adapun beberapa kondisi medis genetik yang diduga dapat meningkatkan risiko kanker adrenal adalah sebagai berikut:

  • Sindrom Beckwith-Wiedemann.
  • Carney complex.
  • Sindrom Li-Fraumeni.
  • Sindrom Lynch.
  • Multiple endocrine neoplasia type 1 (MEN 1).

Selain beberapa penyakit genetik di atas, sejumlah faktor lain yang juga diduga dapat meningkatkan risiko timbulnya kanker dalam kelenjar adrenal adalah:

  • Kebiasaan merokok.
  • Paparan bahan kimia tertentu, seperti asbestos dan radon.
  • Pernah terpapar radiasi terapi di bagian perut.

Gejala Kanker Adrenal

Jenis kanker ini dapat menimbulkan gejala yang berbeda pada setiap individu yang mengalaminya. Beberapa orang mungkin merasakan nyeri akibat tumor yang tumbuh dan menekan organ-organ di sekitarnya. Namun, sebagian lainnya mungkin mengalami gejala berdasarkan jenis hormon berlebih yang dilepaskan oleh tumor.

Beberapa gejala umum kanker adrenal adalah sebagai berikut:

  • Rasa sakit pada perut.
  • Muncul stretch mark di perut.
  • Sakit punggung.
  • Sensasi penuh di perut, terutama ketika setelah makan meski dengan porsi sedikit.
  • Kram otot.
  • Kelemahan.
  • Sakit kepala.
  • Terdapat tumpukan lemak di bahu dan belakang leher.

Sejumlah gejala kanker adrenal spesifik hormon dapat meliputi:

  • Tumbuhnya rambut secara berlebihan di wajah dan tubuh.
  • Peningkatan kadar gula darah (hiperglikemia).
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Hipokalemia (kadar kalium rendah).
  • Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
  • Kenaikan berat badan tanpa sebab yang jelas.
  • Detak jantung cepat.
  • Payudara membesar.
  • Pembesaran pada penis (pria) atau klitoris (wanita).
  • Libido (gairah seks) rendah.
  • Kecemasan.
  • Serangan panik.

Seiring dengan perkembangan penyakit, kanker di dalam kelenjar adrenal dapat menyebar (metastasis) ke organ tubuh lain. Kondisi ini biasanya menandakan bahwa kanker sudah berada pada stadium 4. Adapun beberapa gejala yang biasanya dirasakan adalah:

  • Mual dan muntah.
  • Perut kembung.
  • Demam dan kelelahan.
  • Kebingungan.
  • Kehilangan nafsu makan.

Diagnosis Kanker Adrenal

Dalam menegakkan diagnosis adrenal cancer, dokter akan terlebih dahulu melakukan anamnesis (wawancara medis) untuk mengetahui tentang gejala yang dialami pasien serta riwayat kesehatan pasien dan keluarganya. Kemudian, dilanjutkan dengan melakukan pemeriksaan fisik, seperti memeriksa benjolan yang muncul di bagian tubuh tertentu. Lalu, guna mengonfirmasi diagnosis, dokter dapat melakukan pemeriksaan penunjang, seperti

  • Biopsi (pengambilan sampel sel untuk diuji di laboratorium).
  • Tes pencitraan, meliputi USG, MRI, PET scan, dan CT scan.
  • Tes darah dan tes urine.

Cara Mengendalikan Kanker Adrenal

Cara mengendalikan adrenal cancer yang paling umum dilakukan adalah operasi atau pembedahan untuk mengangkat seluruh kelenjar adrenal (adrenalectomy). Namun, dokter dapat merekomendasikan perawatan lain untuk mencegah kekambuhan atau ketika operasi belum cukup efektif. Perawatan tersebut meliputi:

  • Kemoterapi: Pemberian obat-obatan khusus untuk membunuh sel kanker. Prosedur ini dapat berupa oral atau pemberian injeksi melalui pembuluh darah di lengan.
  • Terapi radiasi: Terapi ini bertujuan untuk membunuh sel kanker menggunakan sinar energi yang kuat, seperti sinar-X dan proton. Terapi ini biasanya direkomendasikan ketika pasien tidak memungkinkan melakukan operasi.
  • Pemberian obat-obatan lain untuk mengendalikan kanker, seperti metyrapone (mengurangi produksi hormon kortisol dalam kelenjar adrenal), atau spironolactone dan mifepristone (memblokir efek hormon yang diproduksi tumor).