Kanker tiroid adalah jenis kanker yang menyerang kelenjar tiroid dan terjadi akibat pertumbuhan dan pembelahan sel-sel tiroid yang tak terkendali. Kelenjar tiroid merupakan organ kecil yang terletak di bagian depan leher, di bawah jakun atau cartilago thyroidea.

Kelenjar tiroid memproduksi hormon-hormon penting di dalam tubuh kita seperti, hormon tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3) yang memengaruhi metabolisme tubuh. Seseorang yang terkena kanker tiroid biasanya ditandai dengan adanya benjolan di leher yang dapat tumbuh semakin membesar hingga kesulitan menelan.

Jenis Kanker Tiroid

Kanker tiroid adalah jenis kanker yang jarang terjadi pada manusia jika dibandingkan dengan jenis kanker lainnya. Bentuk dari kelenjar tiroid menyerupai bentuk kupu-kupu yang terletak di bagian pangkal leher. Kelenjar tiroid berperan penting dalam menjaga metabolisme tubuh, seperti suhu tubuh, tekanan darah, dan detak jantung. Bila seseorang terkena kanker tiroid, maka sudah jelas metabolisme tubuh akan terganggu.

Kanker tiroid terdiri dari dua grup besar, sebagai berikut:

Grup pertama adalah jenis kanker tiroid yang berdiferensiasi baik, terdiri dari jenis kanker tiroid papiler (Papillary Thyroid Cancer), folikuler (Folliculer Thyroid Cancer), dan meduler (Medullary Thyroid Cancer). Jenis kanker ini menyumbang sebesar 90% dari seluruh kasus kanker tiroid yang ada.

Grup kedua adalah jenis kanker tiroid yang berdiferensiasi buruk. Contohnya kanker tiroid jenis anaplastik. Jenis kanker tiroid ini menyumbang sebesar 10% dari seluruh kasus kanker tiroid yang ada.

Umumnya pasien datang untuk berkonsultasi ke dokter jika masih ada dalam keadaan awal, yaitu ketika kanker tiroid masih pada tahap yang berdiferensiasi baik. Namun, jika kondisi ini dibiarkan berlanjut secara terus-menerus tanpa penanganan yang tepat, misalnya dalam 2 tahun atau lebih, kanker tiroid ini berpotensi berubah menjadi kanker tiroid yang berdiferensiasi buruk dan tentunya pengobatan akan jauh lebih sulit untuk dilakukan pada jenis kanker tiroid tersebut.

Gejala Kanker Tiroid

Gejala kanker tiroid bermacam-macam, tergantung pada stadium penyakit yang diderita pasien dan seberapa cepat sel-sel kanker tersebut berkembang. Umumnya, gejala awal dari kanker tiroid adalah munculnya benjolan di leher, tepatnya pada bagian depan leher, yang ikut bergerak saat pasien menelan.

Jika kanker ini terus berkembang, maka benjolan akan semakin bertambah besar hingga menekan saluran pernapasan. Penekanan pada saluran pernapasan ini dapat membuat suara menjadi serak dan penderita sulit bernapas.

Gejala lainnya adalah timbul benjolan pada leher sisi kanan atau kiri, yaitu pembesaran kelenjar getah bening sampai timbul benjolan pada kepala. Bisa juga terjadi sesak napas sampai nyeri pada tulang, umumnya tulang daerah belakang.

Cara Deteksi Dini Kanker Tiroid

Deteksi kanker tiroid lebih baik dilakukan secepatnya atau sedini mungkin sebagai tindakan preventif untuk mengecek apabila sekiranya menemukan gejala-gejala yang telah disebutkan di atas yang mengarah pada kecurigaan berkembangnya kanker tiroid.

Deteksi dini bisa dilakukan dengan memeriksakan benjolan di leher disertai dengan gerakan menelan saat becermin. Jika benjolan menetap di leher selama kurang lebih 2 bulan, maka penderita disarankan untuk segera memeriksakan benjolan tersebut ke dokter, khususnya dokter spesialis bedah onkologi.

Selanjutnya, dokter akan memastikan apakah benjolan tersebut merupakan sebuah tumor atau bukan. Dokter mungkin akan menggunakan pemeriksaan USG atau ultrasound sebagai pemeriksaan standar untuk mendiagnosis kanker tiroid.

Penyebab Kanker Tiroid

Sampai saat ini, penyebab kanker tiroid belum diketahui secara pasti namun berikut merupakan beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko berkembangnya kanker tiroid:

Umumnya, kanker tiroid lebih banyak diderita oleh jenis kelamin wanita dengan aktivitas metabolisme tubuh yang lebih tinggi. Contohnya seperti pada wanita yang memiliki banyak anak, memiliki aktivitas yang padat, dan kurang istirahat.

Paparan zat atau senyawa radioaktif pada tubuh seseorang. Contohnya pada seseorang yang memiliki riwayat pengobatan radiasi atau tinggal di daerah dengan paparan radiasi yang tinggi.

Selain itu juga keluarga yang memiliki riwayat kanker tiroid, khususnya jenis medullary thyroid, berpotensi menurunkan penyakit ini ke keturunan atau kerabatnya.

Mengonsumsi makanan yang kurang mengandung yodium.

Data menunjukkan bahwa perempuan memiliki risiko yang lebih tinggi sekitar 3-4 kali dibandingkan pria untuk terkena kanker tiroid.

Pengobatan Kanker Tiroid

Thyroid cancer is a surgical disease. Artinya, untuk setiap stadium kanker tiroid (stadium 1–4), pengobatan utama dari kanker tiroid adalah pembedahan. Terapi tambahan dalam pengobatan ini dapat berupa prosedur radiotiroablasi dengan memberikan yodium radioaktif (I-131), kemudian dikombinasikan dengan konsumsi obat levotiroksin. Pengobatan ini umumnya dilakukan pada jenis kanker tiroid yang berdiferensiasi baik.

Pada jenis kanker tiroid yang berdiferensiasi buruk, umumnya, setelah dilakukan operasi, pasien akan diberikan radioterapi eksternal, yaitu radiasi pada lokasi tumor di daerah leher, sebanyak 30 kali atau 30 hari dengan paparan kurang lebih selama 10 menit. Kemoterapi tidak ada manfaatnya untuk jenis kanker tiroid ini.

Dahulu, dokter beberapa kali menggunakan kemoterapi untuk mengobati jenis kanker tiroid yang berdiferensiasi buruk. Tetapi, karena respon kanker terhadap kemoterapi ini minimal dan efek sampingnya cukup besar, maka jenis terapi ini sudah banyak ditinggalkan oleh para dokter.

Dalam daftar jenis penyakit kanker yang paling banyak menyebabkan kematian, baik di dunia maupun di Indonesia, kanker tiroid jarang masuk dalam peringkat teratas, biasanya ada pada peringkat 10 atau 11. Ini artinya, kanker tiroid dapat dikendalikan dengan mudah atau termasuk jenis kanker yang slow growing to warm, yaitu pertumbuhannya lambat.

Angka ketahanan hidup penderita kanker tiroid juga termasuk tinggi, apalagi jika diobati pada keadaan yang masih awal. Oleh karena itu, ubah pola hidup dengan istirahat yang cukup, kurangi aktivitas berlebih, dan konsumsi makanan sehat, terutama yang mengandung yodium.