Karsinoma sel Merkel atau Merkel cell carcinoma (MCC) adalah jenis kanker kulit yang langka. Kondisi ini biasanya bermula dari lapisan atas kulit (epidermis). Sel Merkel sendiri berdekatan dengan ujung saraf dan membuat tubuh dapat memberikan respons terhadap sentuhan. Mari kenali lebih lanjut tentang karsinoma sel Merkel melalui ulasan di bawah ini.
Apa itu Karsinoma Sel Merkel?
Kanker kulit adalah tumbuhnya sel abnormal pada kulit, di mana salah satu jenisnya adalah karsinoma sel Merkel atau Merkel cell carcinoma (MCC). Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, sel Merkel adalah sel yang berada di lapisan terluar kulit (epidermis) dan berfungsi sebagai sel sensorik yang berperan dalam menyampaikan informasi terkait sentuhan ke otak.
Walaupun terdapat pada kulit manusia dalam kadar yang berbeda-beda sesuai dengan lokasi tubuh, sel Merkel paling banyak berada pada ujung jari dan bibir atau wajah. MCC merupakan kanker kulit langka yang ditandai dengan munculnya bintil berwarna merah kebiruan di beberapa bagian tubuh. Kondisi ini disebut juga dengan dengan karsinoma neuroendokrin pada kulit.
MCC adalah jenis kanker yang cenderung tumbuh dan menyebar (metastasis) dengan cepat ke bagian tubuh lainnya. Kondisi ini paling sering terjadi pada orang-orang di kalangan usia lanjut atau lansia.
Penyebab Karsinoma Sel Merkel
Hingga kini, belum diketahui secara pasti apa penyebab Merkel cell carcinoma. Namun, baru-baru ini, para ahli menemukan bahwa terdapat virus yang berperan dalam terbentuknya tumor di dalam sel Merkel bernama Merkel cell polyomavirus.
Virus tersebut dapat bertahan hidup di kulit tanpa menimbulkan tanda atau gejala apa pun. Namun, bagaimana virus ini dapat menyebabkan MCC belum diketahui hingga saat ini. Mengingat bahwa jenis kanker ini sangat jarang terjadi, diduga ada faktor lain yang berperan dalam perkembangannya.
Adapun beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko timbulnya karsinoma sel Merkel adalah sebagai berikut:
- Paparan sinar matahari (UVA dan PUVA) secara berlebihan.
- Memiliki sistem imun tubuh yang lemah, seperti pada kondisi HIV/AIDS dan penyakit autoimun.
- Berusia lanjut. Kanker ini umumnya terjadi pada orang berusia 50–70 tahun.
- Memiliki riwayat penyakit kanker kulit sebelumnya.
- Berkulit putih.
Gejala Karsinoma Sel Merkel
Gejala utama MCC adalah munculnya benjolan di kulit berwarna merah kebiruan dan ukurannya kurang dari 2 cm, namun terkadang bisa lebih besar. Benjolan tersebut tidak menyebabkan rasa sakit dan kulit yang berada di atasnya pun biasanya tetap intak (utuh).
Jenis kanker ini biasanya ditemukan di bagian kulit yang sering terkena paparan sinar matahari, seperti kepala, leher, lengan, dan kaki. Sayangnya, kanker ini dapat menyebar dengan cepat dalam hitungan minggu hingga bulan ke bagian tubuh lainnya, seperti paru-paru, kelenjar getah bening, hati, atau tulang.
Diagnosis Karsinoma Sel Merkel
Karena gejala MCC tidak menyebabkan rasa sakit, pasien biasanya datang ke dokter setelah menyadari adanya benjolan yang terus tumbuh dengan cepat. Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan melihat dan menilai benjolan melalui biopsi atau pengambilan sampel jaringan di area tubuh yang terdampak.
Dokter akan mengambil sampel kulit dan mengirimkannya ke laboratorium untuk diperiksa di bawah mikroskop. Sebelum melakukan biopsi, dokter akan memberikan anestesi (bius) lokal agar pasien merasa kebas dan tidak merasakan sakit.
Selengkapnya Di Tvtogel
Apabila pasien terdiagnosis MCC, maka pasien perlu menjalani tes lebih lanjut untuk mengetahui penyebaran kanker. Pemeriksaan yang umumnya dilakukan adalah tes pencitraan, yang meliputi:
- Rontgen dada.
- USG.
- Computerized tomography atau CT scan.
- Positron emission tomography atau PET scan.
- Pemeriksaan serologi, dilakukan untuk melihat kadar antibodi oncoprotein yang terdapat pada penderita MCC.
Selain melakukan pemeriksaan untuk mengidentifikasi MCC, semua pasien penderita MCC harus menjalani pemeriksaan penunjang untuk menentukan keterlibatan kelenjar getah bening regional.
Pengobatan Karsinoma Sel Merkel
Dokter akan menentukan metode pengobatan atau penanganan yang tepat untuk pasien dengan mempertimbangkan beberapa hal, termasuk lokasi dimulainya MCC, penyebaran, serta kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan. Dokter juga akan berdiskusi dengan pasien beserta keluarganya terlebih dahulu mengenai manfaat dan efek samping pengobatan.
Adapun beberapa jenis pengobatan yang biasanya dilakukan untuk mengobati karsinoma sel Merkel adalah sebagai berikut:
Operasi untuk mengangkat tumor.
- Radioterapi, terapi yang menggunakan sinar energi yang kuat untuk membunuh sel kanker. Prosedur ini biasanya dilakukan setelah operasi.
- Imunoterapi, terapi untuk memperkuat sistem imun tubuh sehingga bisa melawan sel kanker. Terapi ini biasanya direkomendasikan untuk karsinoma sel Merkel yang sudah menyebar.
- Kemoterapi, terapi yang dilakukan dengan memberikan obat-obatan khusus untuk membunuh sel kanker di dalam tubuh. Beberapa jenis obat yang biasanya digunakan dalam kemoterapi adalah:
- Carboplatin atau cisplatin.
- Etoposide.
- Cyclophosphamide.
- Vincristine.
- Doxorubicin.
- Fluorouracil (5FU).
Pasien dengan diagnosis MCC harus dipantau setiap 3–6 bulan selama 3 tahun dan setiap 6–12 bulan setelahnya, termasuk pemeriksaan lengkap kulit dan kelenjar getah bening. Studi pencitraan dapat dilakukan secara rutin pada pasien yang berisiko tinggi untuk mengembangkan MCC dan sesuai indikasi klinis.
Pencegahan Karsinoma Sel Merkel
Meski dicurigai sebagai salah satu faktor risiko utama, namun belum ada bukti valid yang menunjukkan bahwa paparan sinar matahari menjadi penyebab timbulnya Merkel cell carcinoma. Kendati demikian, akan lebih baik jika seseorang meminimalkan risiko munculnya penyakit ini dengan menerapkan beberapa tips berikut ini:
- Hindari terkena paparan sinar matahari selama jam-jam sinar matahari terkuat.
- Melindungi kulit dan mata dari paparan sinar matahari, misalnya menggunakan baju lengan panjang dan topi.
- Memakai sunscreen secara rutin.
- Memperhatikan adanya perubahan pada tubuh.