Parafimosis adalah kondisi ketika kulit yang menutupi penis (preputium) yang ditarik ke belakang tidak dapat kembali ke posisi semula melewati bagian kepala penis (glans penis) atau pangkal kepala penis, sehingga akhirnya menyebabkan pembengkakan.

Parafimosis (paraphimosis) termasuk dalam kondisi gawat darurat karena dapat menyebabkan komplikasi pada penis. Mari simak penjelasan lebih lanjut mengenai parafimosis melalui ulasan di bawah ini.

Apa itu Parafimosis?

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, parafimosis adalah suatu kondisi ketika kulit penis yang ditarik ke belakang tidak dapat dikembalikan ke posisi semula sehingga menyebabkan bagian kepala atau pangkal kepala penis terjepit dan menimbulkan pembengkakan dan rasa nyeri pada penis.

Kondisi ini hanya terjadi pada pria yang belum pernah disunat, terutama anak-anak berusia 4 bulan hingga 12 tahun dan pria dewasa berusia 16 tahun ke atas.

Perbedaan Fimosis dan Parafimosis

Fimosis merupakan kondisi yang berbeda dengan parafimosis. Fimosis adalah kondisi ketika kulup atau preputium melekat di kepala penis dan sulit ditarik ke belakang, sementara pada parafimosis, kulup penis menjepit kepala penis (glans).

Kondisi ini normal terjadi pada bayi atau anak-anak. Namun, bila dialami oleh orang dewasa, fimosis dapat menandakan higienitas yang buruk ataupun suatu penyakit, seperti psoriasis, eksim, hingga infeksi menular seksual.

Penyebab Parafimosis

Parafimosis dapat dialami oleh anak-anak maupun pria dewasa. Kondisi ini sebenarnya cukup jarang terjadi, namun kejadiannya lebih banyak terjadi pada pria dewasa dibandingkan dengan bayi atau anak-anak. Faktor utama yang dapat menyebabkan terjadinya parafimosis adalah belum pernah disunat (sirkumsisi) atau hanya disunat sebagian.

Selain itu, parafimosis pada pria dewasa biasanya juga bisa terjadi karena sengaja menarik kulit yang menutupi penis (kulup) ke belakang namun tidak dapat dikembalikan lagi ke posisi awal dengan baik, misalnya saat ingin membersihkan penis, memasang kateter urine, berhubungan seksual, buang air kecil, atau untuk tujuan lainnya.

Tidak sampai di situ, parafimosis juga dapat dipicu oleh beberapa faktor lainnya, seperti cedera di sekitar penis, menarik kulit penis terlalu kuat atau terlalu lama, menindik penis, atau mengalami infeksi di penis.

Tanda dan Gejala Parafimosis

Gejala utama parafimosis adalah preputium yang sebelumnya ditarik ke belakang tidak dapat dikembalikan ke posisi semula. Jika kondisi ini terjadi, penderita biasanya merasakan nyeri dan pembengkakan di ujung penis. Parafimosis juga bisa menyebabkan aliran darah ke penis terhambat, sehingga menyebabkan perubahan warna di ujung penis menjadi merah gelap atau biru.

Hal tersebut dapat terjadi karena kurangnya alirah darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke jaringan tubuh. Pada beberapa kasus, penderita parafimosis juga dapat mengalami kesulitan untuk buang air kecil.

Diagnosis Parafimosis

Tampilan penis yang mengalami parafimosis terlihat dengan jelas, sehingga dokter dapat dengan mudah  menegakkan diagnosis. Dokter hanya perlu memeriksa penis, seperti melihat kondisi kepala penis (glans), kulup, serta skrotum penis untuk memastikan seberapa parah parafimosis yang dialami pasien.

Di samping itu, dokter juga akan melakukan anamnesis (wawancara medis) untuk mengetahui tentang faktor penyebab terjadinya parafimosis serta gejala lain yang dialami pasien, seperti nyeri, bengkak, dan perubahan pada warna kulit penis. Namun, jika dicurigai adanya infeksi, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengonfirmasi kondisi tersebut.

Komplikasi Parafimosis

Jika parafimosis tidak segera mendapatkan penanganan, kondisi ini berisiko menyebabkan kematian jaringan (gangrene) pada penis, perdarahan, infeksi di kepala penis maupun di uretra, hingga putusnya kepala penis. Itulah sebabnya, parafimosis termasuk dalam kondisi gawat darurat yang perlu ditangani dengan tepat dan sesegera mungkin.

Penanganan Parafimosis

Tujuan penanganan parafimosis adalah mengatasi kulup yang menjepit bagian kepala penis, sehingga komplikasi, seperti kerusakan jaringan ataupun gangguan aliran darah, dapat dicegah. Adapun beberapa prosedur medis yang dapat dilakukan untuk mengatasi parafimosis adalah sebagai berikut:

Reduksi manual. Tindakan ini dilakukan dengan mendorong glans ke area kulit yang menjepitnya menggunakan ibu jari tangan kanan dan kiri dokter. Kemudian, dilanjutkan dengan menarik kulit yang menjepitnya ke arah posisi glans. Sebelum tindakan dimulai, dokter akan memberikan anastesi dan lubrikasi terlebih dahulu karena tindakan ini dapat menimbulkan rasa nyeri dan tidak nyaman. Prosedur ini dilakukan jika parafimosis tidak terlalu parah.

Selengkapnya Di Ptslot

Prosedur dorsal slit. Prosedur ini dilakukan dengan membuat sayatan atau memotong salah satu bagian kulup yang menutupi penis sehingga kulit yang menjepit bisa dikembalikan ke posisi semula.

Sunat (sirkumsisi) total. Tindakan ini dilakukan untuk membuang seluruh bagian kulit yang menutupi glans, sehingga parafimosis tidak akan terjadi lagi di kemudian hari.

Selain menjalani perawatan medis, penderita parafimosis juga disarankan untuk melakukan perawatan mandiri di rumah, seperti:

  • Menjaga kebersihan area penis.
  • Mengompres daerah yang mengalami pembengkakan dengan air dingin jika diperlukan. Namun, jangan lakukan kompres dingin terlalu sering karena dapat menyebabkan gangguan aliran darah.
  • Mencukupi kebutuhan cairan tubuh dengan mengonsumsi 2 liter air per hari.

Pencegahan Parafimosis

Pada dasarnya, cara yang efektif untuk mencegah parafimosis adalah dengan sunat (sirkumsisi) total, baik untuk bayi, anak-anak, maupun pria dewasa. Namun, Anda juga bisa melakukan beberapa upaya lain untuk mencegah parafimosis. Upaya tersebut di antaranya:

  • Hindari menarik kulit yang menutupi penis (preputium) terlalu sering dengan tujuan apa pun, misalnya membersihkan bagian dalam kulit, berhubungan seksual dengan pasangan, atau tujuan lainnya.
  • Apabila memerlukan penarikan preputium, pastikan agar preputium segera dikembalikan ke posisi semula. Hindari membiarkan preputium pada kondisi tertarik dalam waktu yang lama.
  • Memastikan kulup ditarik ke bawah jika pernah menjalani kateterisasi ataupun prosedur lain pada penis.