Neurodermatitis adalah fenomena gatal pada kulit tubuh. Gatal akibat neurodermatitis biasanya akan terasa semakin intens atau parah saat digaruk. Kondisi yang dikenal juga dengan istilah lichen simplex chronicus ini tidak berbahaya maupun menular, namun bisa sangat mengganggu.

Untuk mengetahui penjelasan lebih lanjut mengenai neurodermatitis, Anda dapat menyimak ulasan di bawah ini.

Apa itu Neurodermatitis?

Neurodermatitis adalah penyakit kulit yang dimulai dengan rasa gatal pada kulit. Menggaruk kulit tersebut akan membuat terasa semakin gatal. Semakin sering digaruk, kulit akan semakin kering, menebal, dan kasar. Lichen simplex chronicus atau neurodermatitis merupakan suatu peradangan kulit yang kronis. Kondisi ini paling sering terjadi di kulit leher bagian belakang hingga kulit kepala, lengan, pergelangan tangan, bahu, paha, kaki serta pergelangan kaki.

Prevalensi atau angka kejadian neurodermatitis diperkirakan mencapai sekitar 12% populasi. Neurodermatitis dapat dialami oleh semua kalangan usia. Orang dengan usia 30–50 tahun diketahui paling sering mengalami keluhan ini. Kondisi ini lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki dengan perbandingan 2:1.

Penyebab Neurodermatitis

Hingga kini, belum diketahui secara pasti apa penyebab neurodermatitis. Namun, terdapat dugaan bahwa kondisi ini berkaitan erat dengan riwayat penyakit kulit yang mendasari, disertai faktor stres, emosional, dan kepribadian seseorang.

Stresor memiliki peran yang sangat besar terhadap neurodermatitis. Stresor-stresor tersebut dapat menimbulkan dampak emosional bagi para penderita neurodermatitis yang bisa menyebabkan suatu kondisi yang dianggap sebagai “lingkaran setan”.

Apabila emosi pasien terganggu, maka daerah di kulit tertentu dapat menjadi gatal. Pasien akan menggaruk daerah yang gatal tersebut. Lesi atau luka pada kulit tersebut akan membesar sehingga rasa gatal akan muncul kembali. Siklus ini akan berlangsung secara terus menerus dan sulit untuk dihentikan

Adapun beberapa contoh faktor penyakit kulit dan emosional yang dapat meningkatkan risiko terjadinya neurodermatitis adalah sebagai berikut.

  • Kulit kering.
  • Menderita dermatitis atopik atau dermatitis kontak.
  • Menderita eksim, psoriasis, maupun terdapat keluarga dengan riwayat dermatitis atau eksim.
  • Rasa cemas berlebih atau mengalami gangguan kecemasan.
  • Trauma emosional.
  • Depresi.
  • OCD (obsessive compulsive disorders).

Selain faktor penyakit kulit dan emosional, ada sejumlah faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya neurodermatitis. Berikut adalah selengkapnya.

  • Pakaian yang ketat, berbahan wol, atau sintetik.
  • Keringat.
  • Gigitan serangga.
  • Cuaca panas.
  • Reaksi alergi.
  • Polusi.
  • Luka pada kulit yang sudah ada sebelumnya.

Gejala Neurodermatitis

Gejala neurodermatitis bisa berbeda-beda pada setiap orang, tergantung dari intensitas penyebab yang mendasarinya dan tingkat keparahannya. Namun, secara umum, beberapa gejala yang dapat ditimbulkan oleh kondisi neurodermatitis adalah sebagai berikut.

  • Muncul bercak di permukaan kulit. Bercak tersebut memiliki beberapa karakteristik, seperti:
  • Bisa muncul lebih dari satu bercak.
  • Terasa gatal.
  • Berbentuk garis atau oval dengan tepi yang jelas.
  • Ukuran bercak bervariasi (18–60 cm).
  • Muncul di kulit leher bagian belakang hingga kulit kepala, lengan, pergelangan tangan, bahu paha, kaki serta pergelangan kaki, kelopak mata, daerah kelamin ataupun anus.
  • Gatal dapat dirasakan kapan pun, namun paling parah ketika sedang bersantai, tidak melakukan aktivitas, dan saat mencoba untuk tidur. Gatal juga bertambah parah ketika sedang cemas atau stres.
  • Ketika gatal digaruk, penderita akan merasa “puas” dan muncul keinginan untuk menggaruk kembali bercak tersebut. Sering kali rasa keinginan untuk menggaruk tersebut muncul dengan intensitas yang sangat kuat dan tidak tertahankan.
  • Luka terbuka atau perdarahan akibat menggaruk bercak secara berlebihan. Luka tersebut juga akan terasa nyeri ketika terkena air.
  • Penebalan kulit di area yang gatal karena terus-menerus digaruk dalam jangka waktu lama (kronik). Penebalan ini diikuti dengan terbentuknya garis halus, sisik, dan perubahan warna menjadi merah gelap keunguan.
  • Kerontokan rambut (bila terjadi di kepala).
  • Luka terbuka berkembang menjadi koreng, terkadang disertai adanya cairan yang keluar dari koreng yang menandakan kemungkinan telah terjadi infeksi sekunder.

Diagnosis Neurodermatitis

Dalam menegakkan diagnosis dari neurodermatitis, dokter akan melakukan wawancara medis (anamnesis) untuk mengetahui gejala dan riwayat kesehatan pasien, termasuk riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit sebelumnya, serta faktor stres dan emosional pasien.

Setelah anamnesis, dokter akan melakukan pemeriksaan kulit pasien dengan inspeksi (melihat) kulit pasien yang mengalami gatal untuk memeriksa area gatal dan melihat apakah ada penebalan (likenifikasi) maupun infeksi pada kulit pasien. Pemeriksaan ini dilakukan menggunakan dermoskopi (kaca pembesar untuk kulit).

Tidak ada pemeriksaan penunjang khusus untuk menegakkan diagnosis neurodermatitis. Namun, apabila diperlukan, dokter dapat melakukan pemeriksaan penunjang sesuai dengan diagnosis banding atau kecurigaan penyakit lain yang mendasari. Adapun pemeriksaan penunjang tersebut, di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Tes alergi dengan skin patch test untuk menyingkirkan diagnosis dermatitis kontak.
  • Tes darah, untuk memastikan ada atau tidaknya infeksi.
  • Biopsi kulit, untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit lain, misalnya psoriasis.
  • Kultur jamur maupun tes kerok kulit dengan larutan kalium hidroksida (KOH) apabila area gatal ada di kelamin untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit jamur seperti tinea cruris atau candidiasis.

Pengobatan Neurodermatitis

Tujuan pengobatan neurodermatitis adalah meredakan sensasi gatal, memperbaiki kondisi kulit pasien, dan mengakhiri siklus gatal-menggaruk (ketika pasien gatal dan ada dorongan kuat untuk menggaruk padahal sebelumnya sering mengalami nyeri, luka, maupun infeksi setelah menggaruk terlalu kuat atau sering).

Gejala neurodermatitis terkadang bisa kambuh kembali dengan penyebab yang tidak diketahui secara pasti. Oleh sebab itu, dokter biasanya tetap merekomendasikan pengobatan meski gejala yang dialami pasien sudah mereda sebagai upaya pencegahan.

Adapun beberapa contoh obat yang dapat diberikan dokter untuk mengatasi neurodermatitis adalah sebagai berikut.

  • Obat kortikosteroid (diberikan dalam bentuk krim atau injeksi di area kulit yang mengalami penebalan).
  • Obat antihistamin (untuk mengurangi sensasi gatal).
  • Obat antibiotik (diberikan jika pasien mengalami infeksi).
  • Krim kapsaisin (membantu mengatasi sensasi gatal pada kulit).
  • Pelembap kulit (untuk membantu melembapkan kulit).
  • Obat antidepresan (diberikan jika neurodermatitis dipicu oleh faktor emosional dan stres).

Selain mengonsumsi obat-obatan, biasanya dokter juga memberikan saran perawatan mandiri di rumah untuk pasien. Perawatan mandiri yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

  • Mengurangi stres dan memutus siklus gatal-garuk.
  • Memotong kuku.
  • Memakai pakaian yang longgar.
  • Mencari tahu dan menghindari pencetus rasa gatal.
  • Mengidentifikasi riwayat psikologis dan penyakit lain yang mendasari.
  • Menempelkan kompres dingin di area kulit yang gatal atau mengalami penebalan.
  • Tidur yang cukup dan berkualitas selama 7–9 jam setiap malam.
  • Menutup bagian kulit yang gatal dengan plastic wrap, kain, atau kasa bersih agar penyerapan obat yang diberikan dokter dapat berlangsung dengan baik. Hal ini juga bisa membantu mencegah keinginan untuk menggaruk.

Selengkapnya Di Ptslot 

Neurodermatitis harus ditangani secara tepat karena berpotensi mengganggu kualitas hidup penderitanya, seperti saat tidur maupun berhubungan seksual. Rasa gatal hebat yang muncul ketika stres juga membuat penderitanya ingin menggaruk meski di depan umum. Hal ini dapat menyebabkan penderitanya malu ataupun terganggu fungsi sosialnya.

Pencegahan Neurodermatitis

Meski sering kambuh, kondisi ini masih bisa dicegah dengan menerapkan beberapa cara, salah satunya mengelola stres dalam kehidupan sehari-hari. Selain mengelola stres, cara lain yang bisa dilakukan untuk mencegah neurodermatitis adalah sebagai berikut.

  • Menghindari pakaian yang terlalu ketat.
  • Memastikan suhu ruangan tetap nyaman dan sejuk.
  • Bila diketahui ada alergi sebelumnya, usahakan untuk selalu menghindari faktor pencetus yang menyebabkan alergi kambuh.
  • Bangun kebiasaan mandi dengan air dingin untuk mencegah rasa gatal karena suhu yang hangat atau panas.
  • Sering mengoleskan pelembap secara teratur minimal dua kali sekali segera setelah mandi.