Beberapa orang mungkin pernah merasakan sensasi panas pada mulut secara tiba-tiba, padahal tidak mengonsumsi makanan panas atau pedas. Hal ini bisa menjadi tanda terjadinya sindrom mulut terbakar atau burning mouth syndrome.

Kondisi ini menyebabkan mulut terasa seperti terbakar tanpa penyebab yang jelas. Sensasi seperti terbakar dapat terasa hingga ke langit-langit mulut, gusi, pipi bagian dalam, bibir, atau rongga mulut secara keseluruhan.

Mari pahami lebih lanjut tentang penyebab, gejala, dan bagaimana cara mengatasi sindrom mulut terbakar yang akan dibahas dalam ulasan di bawah ini.

Apa itu Sindrom Mulut Terbakar?

Seperti yang telah disebutkan di atas, sindrom mulut terbakar, burning mouth syndrome, atau glossodynia adalah kondisi ketika mulut merasakan sensasi panas. Gejala ini biasanya digambarkan seperti mulut terkena air panas. Umumnya, bagian mulut yang akan terdampak adalah langit-langit, permukaan dalam dan samping bibir, serta ujung lidah.

Apabila dilihat secara kasat mata, mulut pengidapnya akan tampak normal dan tidak ada masalah. Kendati demikian, sindrom ini membuat penderitanya merasakan panas di mulut, mulut kering, hingga penurunan fungsi indra pengecap.

Selengkapnya Di Tvtogel

Pada beberapa kasus, sensasi panas yang muncul bisa sangat hebat hingga membuat rongga mulut terasa seperti melepuh. Kondisi ini dapat muncul secara tiba-tiba dan akan semakin memburuk seiring waktu.

Penyebab Sindrom Mulut Terbakar

Berdasarkan penyebabnya, sindrom mulut terbakar atau burning mouth syndrome terbagi menjadi dua, yaitu primer dan sekunder. Berikut masing-masing penjelasannya.

1. Tipe Primer

Burning mouth syndrome diklasifikasikan sebagai tipe primer ketika kondisi ini tidak disebabkan oleh penyakit lainnya yang sedang dialami oleh penderitanya. Umumnya, tipe primer ini terjadi ketika ada kerusakan pada saraf perasa dan sistem sensorik saraf pusat yang mengatur sensasi nyeri dan rasa di dalam rongga mulut.

2. Tipe Sekunder

Sindrom mulut terbakar sekunder timbul sebagai akibat dari kondisi medis spesifik. Beberapa masalah kesehatan yang dapat menjadi penyebabnya mencakup:

  • Refluks asam lambung (GERD), yang ditandai oleh naiknya asam lambung ke kerongkongan.
  • Efek samping dari penggunaan obat-obatan tertentu, seperti obat hipertensi.
  • Kebiasaan buruk, seperti bruxism (menggertakkan gigi) dan menggigit ujung lidah.
  • Gangguan endokrin, terutama terkait dengan penyakit seperti hipotiroidisme atau diabetes.
  • Iritasi mulut karena membersihkan lidah secara berlebihan, menggunakan sikat gigi yang bulunya kasar atau keras, sering menggunakan obat kumur, atau mengonsumsi minuman asam secara berlebihan.
  • Masalah psikologis, seperti stres, depresi, dan gangguan cemas.
  • Perubahan hormon, misalnya setelah menopause pada wanita atau karena gangguan tiroid.
  • Xerostomia (mulut kering), yang disebabkan oleh gangguan fungsi kelenjar air ludah, efek samping dari penggunaan obat-obatan, atau dampak dari pengobatan kanker.
  • Masalah mulut seperti sariawan.
  • Kekurangan nutrisi, seperti defisiensi zat besi, zinc, atau vitamin B1, B2, B6, B9, dan B12.
  • Komplikasi dari penggunaan gigi palsu, terutama jika pemasangan gigi tidak pas dan menyebabkan gangguan pada otot dan jaringan mulut.
  • Reaksi alergi, baik akibat makanan, bahan tambahan dalam makanan, atau pewarna tertentu dalam makanan.

Gejala Sindrom Mulut Terbakar

Gejala burning mouth syndrome berbeda-beda pada setiap orang. Secara umum, beberapa gejala yang ditimbulkan oleh sindrom ini adalah:

  • Sensasi panas dalam mulut yang mereda setelah memulai makan atau minum.
  • Kesulitan menelan.
  • Perasaan kering di mulut.
  • Sakit tenggorokan.
  • Ketidaknyamanan atau kesulitan dalam merasakan makanan.
  • Mati rasa atau kesemutan pada lidah yang bersifat sementara.

Gejala-gejala tersebut biasanya muncul dengan karakteristik sebagai berikut:

  • Muncul setiap harinya dengan tingkat keparahan yang rendah di pagi hari, namun semakin memburuk di sore dan malam hari.
  • Hilang dan kembali muncul sepanjang hari.
  • Gejala muncul secara langsung di pagi hari dan tetap berlangsung pada intensitas sedang hingga parah sepanjang hari.

Diagnosis Sindrom Mulut Terbakar

Sebelum menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan anamnesis (wawancara medis) tentang gejala serta riwayat kesehatan pasien. Kemudian, dilanjutkan dengan melakukan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang untuk mencari tahu penyebab serta menentukan rencana pengobatan yang tepat.

Adapun beberapa pilihan pemeriksaan yang biasanya ditujukan pada pasien sindrom mulut terbakar adalah sebagai berikut:

  • Tes darah.
  • Biopsi mulut.
  • Tes alergi.
  • Tes GERD.
  • CT scan atau MRI.
  • Tes psikologi.

Cara Mengatasi Sindrom Mulut Terbakar

Cara mengatasi sindrom mulut terbakar akan disesuaikan dengan penyebabnya. Berikut masing-masing penjelasannya.

A. Perawatan Sindrom Mulut Terbakar Tipe Primer

Apabila tidak disebabkan oleh masalah kesehatan tertentu, biasanya sindrom ini dapat sembuh dengan sendirinya. Meski begitu, penderita bisa melakukan beberapa upaya berikut untuk meredakan gejalanya:

  • Minum minuman yang dingin.
  • Jauhi makanan dan minuman yang memiliki suhu tinggi, rasa pedas, dan keasaman, serta hindari konsumsi minuman beralkohol dan merokok.
  • Gunakan pasta dan sikat gigi yang dirancang khusus untuk gigi sensitif.
  • Mengelola stres dengan baik karena stres dapat menjadi pemicu burning mouth syndrome melalui kegiatan, seperti yoga, olahraga, dan meditasi.

B. Perawatan Sindrom Mulut Terbakar Tipe Sekunder

Pada kasus sindrom mulut terbakar tipe sekunder, perawatan ditujukan untuk mengobati masalah medis yang mendasarinya. Misalnya, jika terjadinya sensasi terbakar di mulut disebabkan oleh alergi, maka dokter kemungkinan akan meresepkan obat antialergi sebagai langkah untuk mengatasi masalah tersebut.