Sinkop adalah istilah medis dari pingsan, yaitu kondisi ketika seseorang kehilangan kesadaran secara tiba-tiba karena terjadinya penurunan aliran darah ke otak. Sinkop dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, salah satunya adalah sinkop situasional.

Pada kasus sinkop situasional, penderita akan pingsan secara tiba-tiba karena situasi tertentu, seperti saat sedang mengalami stres, cemas, ketakutan, nyeri, dan lain-lain. Mari simak ulasan lengkap mengenai penyebab, gejala, hingga pengobatan sinkop situasional melalui pembahasan di bawah ini.

Apa itu Sinkop Situasional?

Seperti yang telah dijelaskan bahwa sinkop situasional atau situational syncope adalah kondisi ketika seseorang kehilangan kesadaran secara tiba-tiba yang dipicu oleh situasi tertentu. Umumnya, kondisi ini hanya bersifat sementara dan pemulihannya dapat terjadi secara spontan.

Penyebab Sinkop Situasional

Pada dasarnya, sinkop terjadi karena adanya penurunan aliran darah ke otak akibat beberapa kondisi, yaitu penurunan tekanan darah secara tiba-tiba, penurunan detak jantung (bradikardia), atau karena gangguan sistem saraf otonom. Belum diketahui secara pasti apa penyebab yang mendasari sinkop situasional. Namun, terdapat beberapa situasi yang kerap memicu seseorang mengalami kondisi ini, di antaranya sebagai berikut.

  • Pengambilan darah.
  • Hiperventilasi atau peningkatan laju napas.
  • Stres emosional.
  • Cemas.
  • Ketakutan.
  • Nyeri.
  • Kelaparan.
  • Bersin dan batuk.
  • Penggunaan obat-obatan dan minuman beralkohol secara berlebihan.
  • Sedang mengejan saat buang air kecil atau buang air besar.

Situasi tersebut diketahui dapat menghasilkan refleks yang menyebabkan penurunan denyut jantung dan pelebaran pembuluh darah di kaki dan tungkai. Akibatnya, aliran darah ke otak menjadi berkurang sehingga menyebabkan seseorang kehilangan kesadaran.

Selanjutnya Klik disini : angkaraja 

Sementara pada kasus sinkop karena batuk, akan terjadi peningkatan tekanan di dalam paru-paru untuk menghasilkan lebih banyak ruang. Kondisi ini dapat menekan pembuluh darah yang membawa darah kembali ke jantung. Alhasil, darah yang mengalir kembali ke jantung menjadi berkurang sehingga turut memengaruhi tekanan darah dan menyebabkan seseorang pingsan.

Gejala Sinkop Situasional

Gejala utama sinkop situasional adalah kehilangan kesadaran atau jatuh pingsan secara tiba-tiba setelah mengalami situasi tertentu. Di samping itu, ada beberapa gejala ringan yang juga sering dialami oleh penderita sebelum pingsan, di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Kelelahan.
  • Sakit kepala.
  • Pusing.
  • Mata berkunang-kunang.
  • Haus.
  • Sesak napas.
  • Mual.
  • Berkeringat berlebihan.
  • Lemas.
  • Batuk.

Komplikasi Sinkop Situasional

Jika terjadi secara terus-menerus, sinkop dapat mengurangi aliran darah dan oksigen menuju otak sehingga berisiko menyebabkan kerusakan otak. Bahkan, apabila sinkop terjadi selama lebih dari 10 menit dan kebutuhan oksigen otak belum terpenuhi dalam kurun waktu tersebut, kondisi ini bisa memicu kematian otak.

Diagnosis Sinkop Situasional

Dalam menegakkan diagnosis sinkop, dokter terlebih dahulu akan melakukan wawancara medis (anamnesis) dengan pasien atau keluarga pasien untuk mengetahui tentang gejala, posisi pasien saat kejadian, durasi sinkop, faktor pemicu, waktu pemulihan, jenis obat-obatan yang dikonsumsi, dan riwayat kondisi medis pasien.

Lalu, untuk membantu menegakkan diagnosis, dokter juga dapat melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, di antaranya sebagai berikut.

  • Pemeriksaan laboratorium darah: Untuk menemukan kondisi medis tertentu yang dapat menyebabkan pingsan, seperti anemia. Beberapa pemeriksaan darah yang umum dilakukan di antaranya pemeriksaan kadar hormon stres copeptin (CPT), hitung darah lengkap (CBC), dan kadar glukosa.
  • Elektrokardiogram: Untuk merekam aktivitas listrik yang dihasilkan jantung serta mendeteksi irama jantung yang tidak teratur.
  • Tes meja miring (tilt-table test): Untuk memeriksa detak jantung dan tekanan darah saat pasien berada di posisi yang berbeda-beda.
  • Monitor Holter portable: Perangkat yang dapat memberikan hasil analisis irama jantung selama 24 jam secara mendetail.
  • Tes treadmill: Untuk mengevaluasi fungsi jantung saat pasien dalam kondisi berlari di atas treadmill.

Pengobatan Sinkop Situasional

Meski cenderung tidak berbahaya, sinkop situasional tetap perlu segera ditangani dengan tepat guna menghindari risiko komplikasi yang lebih serius. Jika terjadi pada orang lain, langkah-langkah pertolongan pertama yang dapat diberikan untuk menangani kondisi ini adalah:

  • Memeriksa keadaan jalan napas, irama atau suara pernapasan, dan detak jantung penderita.
  • Memberikan rangsangan kepada penderita, seperti menggoyangkan tubuh dan mencubit area wajah, leher, atau jari-jari kaki.
  • Melonggarkan pakaian penderita dan memindahkan tubuhnya ke ruangan dengan sirkulasi udara yang baik.
  • Setelah mulai sadar, tenangkan dan posisikan penderita pada posisi berbaring atau duduk dengan kepala di antara lutut yang ditekuk selama kurang lebih 10–15 menit.
  • Jika sudah sadar sepenuhnya, berikan minuman bersuhu ruangan atau lebih dingin untuk membantu memulihkan kondisi penderita.

Setelah mendapatkan pertolongan pertama, penderita dianjurkan untuk segera berkonsultasi dengan dokter guna memperoleh penanganan lebih lanjut. Pada dasarnya, pengobatan sinkop situasional ditujukan untuk pasien yang mengalami sinkop berulang dan tidak dapat diprediksi, atau pasien yang memiliki riwayat trauma berat.

Adapun beberapa jenis obat-obatan yang umum diresepkan dokter untuk menangani kondisi ini adalah:

  • Beta-blockers.
  • Disopiramid.
  • Skopolamin.
  • Klonidin.
  • Teofilin.
  • Fludrokortison.
  • Efedrin.
  • Etilefrin.
  • Midodrin.
  • Inhibitor reuptake serotonin.

Pencegahan Sinkop Situasional

Pencegahan sinkop situasional dapat dilakukan dengan menghindari situasi yang bisa memicu terjadinya kondisi tersebut. Ada sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk meminimalkan risiko terjadinya sinkop situasional, di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Memahami kondisi tubuh sebaik mungkin, terutama jika memiliki riwayat sinkop sebelumnya.
  • Mengelola dan mengatasi stres dengan baik.
  • Istirahat yang cukup.
  • Mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang.
  • Menghindari mengubah posisi tubuh secara tiba-tiba atau dengan cepat.

Bila Anda atau orang terdekat mengalami gejala-gejala yang mengarah pada kondisi sinkop, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter melalui layanan Telekonsultasi. Layanan ini dapat memudahkan Anda untuk berkonsultasi serta memperoleh saran perawatan dari dokter terkait secara virtual.