Akrosianosis adalah kondisi saat jari-jari tangan dan kaki berubah warna menjadi kebiruan, putih, atau pucat. Kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja, namun lebih sering dialami oleh wanita dan bayi baru lahir. Pada sebagian besar kasus, akrosianosis tidak berbahaya namun bisa juga menandakan gangguan kesehatan tertentu. Lantas, apa penyebab akrosianosis? Simak ulasan selengkapnya di bawah ini.

Apa itu Akrosianosis (Sianosis Perifer)?

Akrosianosis atau dikenal juga dengan nama sianosis perifer adalah kondisi saat jari tangan atau kaki berubah warna menjadi kebiruan, putih, atau pucat. Siapa pun dapat mengalami akrosianosis, tetapi umumnya terjadi pada wanita dan bayi baru lahir (newborn).

Kondisi ini tidak berhubungan dengan penyakit arteri oklusif atau occlusive arterial disease, yaitu kondisi ketika terdapat penyempitan arteri karena penyakit tertentu yang menyebabkan aliran darah ke jantung terganggu.

Akrosianosis umumnya tidak berbahaya dan bisa hilang dengan sendirinya atau setelah tubuh menghangat. Namun, pada beberapa kasus, kondisi ini juga perlu diwaspadai, tergantung dari jenisnya. Adapun jenis-jenis akrosianosis adalah sebagai berikut:

A. Akrosianosis Primer

Akrosianosis primer adalah jenis penyakit arteri perifer fungsional. Istilah fungsional mengacu pada kondisi tidak adanya kerusakan pembuluh darah. Sedangkan perifer berarti area yang jauh dari pusat tubuh, seperti tangan dan kaki. Pada akrosianosis primer, pembuluh darah perifer akan menyempit dan melebar sebagai respons terhadap beberapa hal, seperti perubahan suhu atau stres.

Akrosianosis primer paling umum terjadi pada bayi baru lahir, remaja, dan orang berusia 20-an. Kondisi ini biasanya memengaruhi kedua sisi tubuh, misalnya kedua tangan atau kedua kaki, namun tidak menimbulkan rasa nyeri.

B. Akrosianosis Sekunder

Akrosianosis sekunder biasanya terjadi bersamaan dengan kondisi kesehatan lainnya. Gejalanya pun bervariasi, tergantung dari penyebabnya. Selain itu, tidak seperti akrosianosis primer, kondisi ini umumnya hanya memengaruhi satu sisi tubuh saja dan menyebabkan rasa sakit hingga kerusakan jaringan sehingga memerlukan perawatan.

Selengkap klik Di Angkaraja

Penyebab Akrosianosis

Penyebab akrosianosis bisa berbeda-beda, tergantung dari jenisnya. Untuk akrosianis primer, masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai penyebabnya. Kondisi ini biasanya terjadi ketika pembuluh darah menyempit (konstriksi). Terdapat dugaan bahwa beberapa faktor yang dapat menyebabkan penyempitan tersebut, di antaranya:

  • Paparan suhu dingin.
  • Stres.
  • Predisposisi genetik (pembuluh darah secara alami lebih rentan terhadap penyempitan).
  • Tinggal di dataran tinggi yang bersuhu dingin dan tekanan oksigennya rendah.

Akrosianosis primer pada bayi baru lahir biasanya terjadi beberapa jam setelah kelahirannya. Kondisi ini sebenarnya cukup normal dan tidak perlu dikhawatirkan. Umumnya, bayi mengalami akrosianosis karena darah yang membawa oksigen menuju organ-organ vital terlebih dahulu sehingga darah di bagian lain, seperti tangan dan kaki, belum tercukupi. Selain itu, akrosianosis pada bayi juga bisa terjadi akibat kedinginan, namun kondisi tersebut juga normal dan dapat membaik dengan sendirinya.

Sementara itu, penyebab akrosianosis sekunder biasanya lebih jelas karena jenis akrosianosis ini sering kali menjadi gejala awal dari kondisi medis tertentu. Adapun beberapa penyakit yang dapat menyebabkan akrosianosis adalah sebagai berikut:

  • Sindrom Raynaud.
  • Gangguan makan atau malnutrisi.
  • Infeksi.
  • Hipoksemia.
  • Gangguan genetik.
  • Gangguan vaskular.
  • Gangguan darah.
  • Kanker.

Gejala Akrosianosis

Seperti yang sudah dijelaskan, akrosianosis adalah kondisi yang memengaruhi pembuluh darah pada tangan dan kaki. Akrosianosis cenderung menimbulkan gejala yang sama, baik primer maupun sekunder. Secara umum, beberapa gejala akrosianosis adalah sebagai berikut:

  • Tangan, kaki, atau jari-jari tangan dan kaki berubah warna menjadi kebiruan atau pucat. Pada orang dengan warna kulit gelap, perubahan warna kulit mungkin tidak menjadi kebiruan, namun masih bisa terlihat bahwa warna kulitnya berbeda.
  • Pada kasus yang jarang, pergelangan kaki, puting susu, telinga, atau hidung juga berubah warna menjadi kebiruan.
  • Keringat berlebih pada tangan dan kaki.
  • Pembengkakan pada tangan dan kaki.
  • Aliran darah melambat.
  • Suhu kulit lebih rendah.

Diagnosis Akrosianosis

Untuk mendiagnosis akrosianosis, dokter akan terlebih dahulu melakukan anamnesis (wawancara medis) guna mengetahui tentang gejala dan riwayat kesehatan pasien. Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, serta melihat tanda-tanda akrosianosis, seperti kebiruan pada tangan atau kaki.

Selanjutnya, dokter mungkin meminta pasien untuk menjalani pemeriksaan tambahan guna memastikan gejala yang mendasari munculnya gejala akrosianosis. Pemeriksaan tersebut, di antaranya:

  • Pulse oximetry untuk mengukur kadar oksigen dalam darah.
  • Tes darah.
  • Tes urine (urinalisis).
  • Tes fungsi ginjal.
  • Tes fungsi hati.
  • Analisis gas darah.
  • Rontgen dada.
  • Biopsi (pengambilan sampel jaringan) kulit.
  • Capillaroscopy Nailfold.

Cara Mengatasi Akrosianosis

Akrosianosis primer umumnya tidak berbahaya dan biasanya tidak memerlukan pengobatan. Gejala akan hilang setelah tubuh menghangat. Sementara itu, perawatan untuk akrosianosis sekunder tergantung pada kondisi kesehatan yang mendasarinya. Mengobati akar penyebabnya dapat memperbaiki gejala akrosianosis.