Kwashiorkor adalah salah satu jenis malnutrisi energi protein yang disebabkan oleh kekurangan asupan protein. Kondisi ini dapat menyebabkan retensi cairan sehingga memicu terjadinya pembengkakan pada tubuh penderitanya, terutama kedua kaki serta perut.

Lantas, apa penyebab kwashiorkor dan bagaimana cara menanganinya? Mari simak ulasan selengkapnya mengenai kwashiorkor melalui artikel di bawah ini.

Apa itu Kwashiorkor?

Seperti sempat disinggung sebelumnya, kwashiorkor adalah kondisi medis yang terjadi akibat gizi buruk, terutama karena kekurangan asupan protein dalam jangka waktu lama. Kondisi ini kerap ditemukan pada negara-negara berkembang yang memiliki tingkat kemiskinan dan kelangkaan pangan yang tinggi.

Kwashiorkor kerap disalahartikan sebagai marasmus. Meski sama-sama disebabkan oleh gizi buruk, kwashiorkor berbeda dengan marasmus. Kwashiorkor adalah kondisi ketika seseorang bisa cukup kalori namun kekurangan asupan protein.

Selanjutnya Di Alternatif Tvtogel 

Sementara itu, marasmus merupakan jenis malnutrisi yang disebabkan oleh penurunan asupan energi atau kekurangan asupan kalori dan semua bentuk makronutrien, termasuk karbohidrat, lemak, dan protein.

Penyebab Kwashiorkor

Penyebab utama kwashiorkor adalah penurunan asupan protein atau penurunan protein karena kondisi stres. Pada dasarnya, protein bertanggung jawab untuk menjaga keseimbangan cairan di dalam tubuh. Jika asupan protein tidak tercukupi, cairan di dalam tubuh akan berpindah pada area yang tidak seharusnya, sehingga menyebabkan penumpukan cairan.

Kwashiorkor bisa dialami oleh siapa saja, namun lebih sering terjadi pada anak-anak berusia 3–5 tahun. Pasalnya, pada usia tersebut, anak baru saja beralih dari menyusu ASI ke konsumsi makanan padat seutuhnya.

Peralihan tersebut rentan membuat pola makan anak menjadi kurang memadai, terutama jika ibu belum memiliki pengetahuan yang cukup mengenai asupan makanan bergizi pada anak. Di samping itu, sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kwashiorkor adalah sebagai berikut.

Pola makan yang tidak tepat, seperti terlalu mengutamakan konsumsi makanan berkarbohidrat (nasi, mi, roti) atau kurangnya konsumsi makanan yang mengandung antioksidan.

  • Kemiskinan.
  • Tinggal di lingkungan yang memiliki sanitasi buruk.
  • Kurangnya pengetahuan mengenai asupan makanan bergizi.
  • Menjalani diet yang terlalu ketat.
  • Penelantaran.
  • Terkena dampak dari gagal panen, perang, atau bencana alam.
  • Terpapar aflatoksin, yaitu racun dari jamur yang umumnya tumbuh pada tanaman di iklim panas dan lembap.
  • Menderita penyakit tertentu, seperti diare kronis, campak, malaria, atau HIV/AIDS.
  • Menderita gangguan makan, seperti anoreksia atau bulimia.

Gejala Kwashiorkor

Kekurangan protein dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan tubuh serta membuat cairan dari pembuluh darah bocor ke jaringan. Kondisi inilah yang pada akhirnya dapat menyebabkan tubuh penderita kwashiorkor mengalami pembengkakan.

Pembengkakan ini biasanya terjadi di kedua kaki dan perut, namun tidak menutup kemungkinan juga memengaruhi seluruh bagian tubuh lainnya. Edema pada kwashiorkor adalah pitting edema, yaitu daerah edema yang ditekan dengan ujung jari menyebabkan lekukan dan akan kembali secara perlahan ke kondisi awal.

Selain pembengkakan, beberapa gejala yang umum dialami oleh penderita kwashiorkor adalah sebagai berikut.

  • Penurunan ketebalan otot.
  • Dermatitis, yang ditandai dengan kulit berwarna kemerahan, bersisik, kering, atau terkelupas.
  • Kuku dan rambut menjadi rapuh serta mudah patah.
  • Rambut berubah warna menjadi kuning kemerahan.
  • Gangguan tumbuh kembang.
  • Sering lemas.
  • Menderita penyakit infeksi dalam jangka waktu lama.
  • Anak lebih sering menangis dan rewel.
  • Dehidrasi.
  • Iritabilitas.

Komplikasi Kwashiorkor

Apabila tidak segera ditangani dengan tepat, kwashiorkor berisiko menimbulkan sejumlah komplikasi yang perlu diwaspadai, mulai dari stunting pada anak hingga kematian. Berikut adalah penjelasan selengkapnya terkait komplikasi kwashiorkor.

  • Stunting pada anak.
  • Hepatomegali.
  • Penurunan sistem imun tubuh.
  • Gangguan pencernaan termasuk atrofi pankreas dan infeksi bakteri berlebih yang bisa menyebabkan sepsis.
  • Gangguan elektrolit.
  • Gangguan kardiovaskular.
  • Hipoglikemia.
  • Hipotermia.
  • Infeksi saluran kemih.
  • Kerusakan organ dalam tubuh secara permanen.
  • Syok hipovolemik, yaitu kondisi darurat akibat hilangnya cairan tubuh.
  • Koma.
  • Kematian pada kasus yang lebih serius atau berat.

Diagnosis Kwashiorkor

Untuk mendiagnosis kwashiorkor, dokter pertama-tama akan melakukan wawancara medis (anamnesis) terkait dengan riwayat kesehatan, asupan makanan, riwayat penyakit pasien, serta lingkungan tempat tinggal pasien untuk mengetahui penyebab yang mendasari keadaan malnutrisi.

Pemeriksaan fisik juga perlu dilakukan, seperti antropometri lengkap (mengukur berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas (LiLA), indeks massa tubuh), lingkar lengan atas, serta memeriksa pembengkakan yang terjadi di tubuh pasien, yaitu pada kaki, wajah, ekstremitas atas dan bawah.

Lalu, dokter juga dapat melakukan tes darah dan tes urine guna membantu menegakkan diagnosis kwashiorkor. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kadar hemoglobin (Hb), gula darah, protein (albumin), fungsi ginjal, dan kadar elektrolit di dalam tubuh pasien.

Pengobatan Kwashiorkor

Pengobatan kwashiorkor dapat dilakukan sesuai dengan tingkat keparahan kondisi pasien. Apabila terdeteksi sejak dini dan belum menimbulkan gejala yang parah, kwashiorkor dapat ditangani dengan memberikan formula khusus (ready-to-use therapeutic food/RUTF).

Formula ini umumnya terbuat dari campuran susu, gula, minyak, kacang-kacangan, vitamin, serta mineral. Pada dasarnya, pemberian RUTF perlu dilakukan secara perlahan dan bertahap guna menghindari risiko terjadinya refeeding syndrome yang dapat mengancam nyawa.

Sementara itu, pada pasien yang menunjukkan gejala lebih parah atau disertai dengan infeksi, dokter akan menyarankannya untuk menjalani rawat inap di rumah sakit. Adapun sejumlah tindakan medis yang dapat dilakukan dokter untuk menangani kwashiorkor adalah:

  • Mencegah dan mengatasi hipoglikemia atau kadar gula dalam darah rendah.
  • Menyelimuti pasien untuk mencegah hipotermia atau suhu tubuh <36 derajat Celcius.
  • Mencegah dan mengatasi dehidrasi dengan menggunakan formula ReSoMal (Rehydration Solution for Malnutrition) dengan menggunakan selang nasogastrik (NGT).
  • Memperbaiki gangguan keseimbangan elektrolit.
  • Mengobati infeksi menggunakan antibiotik karena sistem imun tubuh yang rendah menyebabkan rentan terkena infeksi.
  • Memperbaiki kekurangan zat gizi mikro dengan memberikan vitamin A, zat besi, dan mikronutrien lain sesuai dengan kondisi pasien masing-masing.
  • Memulai program untuk catch-up growth (pengejaran pertumbuhan).
  • Memberikan stimulasi sensorik dan dukungan emosional, terutama jika anak mengalami gangguan perkembangan intelektual, neurologis, dan sosial.
  • Merencanakan tindakan lanjutan untuk mencegah malnutrisi berulang dan mempersiapkan untuk tindak lanjut perawatan pasien di rumah.

Pencegahan Kwashiorkor

Kwashiorkor sering kali terjadi pada kelompok individu yang kurang paham mengenai asupan gizi yang tepat. Maka dari itu, pencegahan kwashiorkor bisa dilakukan dengan cara mendapatkan edukasi mengenai saran pemenuhan gizi yang tepat dan sesuai kondisi tubuh.

Lalu, pastikan untuk memenuhi kebutuhan kalori dan protein harian tubuh dengan baik. Hal ini dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan tinggi protein, seperti daging sapi, daging ayam, makanan laut, susu, kacang-kacangan, tempe, dan lain sebagainya.

Apabila mengalami kondisi medis yang berisiko menyebabkan kwashiorkor, seperti diare kronis atau HIV/AIDS, segera kunjungi dokter untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat. Pada dasarnya, kwashiorkor adalah kondisi yang perlu segera ditangani dengan tepat guna menghindari risiko komplikasi yang dapat memengaruhi kualitas hidup.

Oleh karenanya, jangan ragu untuk mengunjungi Tvtogel terdekat apabila Anda atau orang terdekat Anda mengalami gejala-gejala seperti ulasan di atas.