Vitamin B6 dan B12 termasuk dalam vitamin B kompleks yang memiliki peran penting bagi tubuh. Sebagai informasi, fungsi vitamin B6 adalah membantu perkembangan otak serta menjaga sistem saraf dan sistem imun tubuh. Sementara itu, vitamin B12 diperlukan tubuh guna mengoptimalkan fungsi sistem saraf dan pembentukan sel darah merah.
Lantas, apa yang akan terjadi jika tubuh mengalami defisiensi vitamin B6 dan B12? Mari simak penjelasan selengkapnya melalui ulasan di bawah ini.
Apa itu Defisiensi Vitamin B6 dan B12?
Defisiensi vitamin B6 dan B12 adalah kondisi ketika tubuh kekurangan atau tidak mendapatkan asupan vitamin B6 dan B12 yang cukup. Padahal, vitamin B6 (pyridoxine) berperan penting bagi tubuh, terutama pada ibu hamil untuk mendukung perkembangan otak bayi secara normal.
Vitamin B6 juga penting untuk mengubah makanan yang dikonsumsi menjadi energi, memproduksi sel darah merah, dan menjaga kerja jaringan saraf. Kekurangan vitamin B6 dapat menyebabkan anemia hingga gangguan kulit, seperti mulut pecah-pecah dan ruam gatal di kulit. Kekurangan vitamin B6 biasanya disertai dengan kekurangan vitamin B lainnya, seperti vitamin B9 (asam folat) dan B12.
Sementara itu, vitamin B12 (cyanocobalamin) adalah jenis vitamin yang diperlukan tubuh untuk membentuk sel darah merah yang sehat, menghasilkan energi, menjaga fungsi saraf, serta menjaga kesehatan rambut dan kulit. Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf, gangguan sistem peredaran darah, hingga anemia megaloblastik.
Penyebab Defisiensi Vitamin B6 dan B12
Defisiensi vitamin B6 dan B12 dapat disebabkan oleh berbagai faktor, namun sering kali dipicu oleh kurangnya asupan vitamin B dalam makanan karena diet tertentu. Selain itu, beberapa kondisi yang dapat menyebabkan kekurangan vitamin B6 dan B12 adalah sebagai berikut:
- Gastritis, peradangan pada lapisan lambung akibat kekurangan asam klorida yang dibutuhkan untuk penyerapan vitamin B12.
- Anemia pernisiosa, yaitu kondisi yang terjadi saat sistem imun tubuh menyerang sel-sel sehat yang menghasilkan zat bernama faktor intrinsik di dalam lambung. Pasalnya, tanpa faktor intrinsik tersebut, usus tidak dapat menyerap vitamin B12.
- Gangguan pencernaan, seperti penyakit celiac dan penyakit Crohn yang dapat menyebabkan usus kesulitan dalam menyerap vitamin.
- Operasi bypass lambung, prosedur ini dapat menyebabkan gangguan produksi faktor intrinsik pada lambung sehingga mengakibatkan usus kesulitan menyerap vitamin B12.
- Diet atau pola makan, vitamin B12 ditemukan pada daging, telur, dan susu, sehingga orang yang tidak mengonsumsi makanan jenis ini mungkin perlu mengonsumsi suplemen B12.
- Mengonsumsi alkohol secara berlebihan.
- Menderita penyakit hati.
- Memiliki kebiasaan merokok.
- Overweight (gemuk).
- Wanita yang sedang hamil (saat hamil, wanita membutuhkan lebih banyak vitamin B).
Gejala Defisiensi Vitamin B6 dan B12
Kekurangan vitamin B6 dan B12 dapat menimbulkan gejala yang berbeda-beda. Kedua vitamin tersebut berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh dan memastikan organ-organ tubuh berfungsi normal, maka kekurangan vitamin B6 dan B12 dapat menimbulkan sejumlah gejala berikut ini.
Gejala kekurangan vitamin B6 di antaranya sebagai berikut:
- Depresi.
- Bingung.
- Mual.
- Rentan mengalami infeksi.
- Dermatitis atau ruam kulit.
- Lelah dan lemah.
- Mulut kering.
- Mati rasa pada tangan dan kaki.
- Morning sickness (pada ibu hamil).
- Rewel (pada bayi).
Sementara itu, beberapa gejala vitamin B12 di antaranya:
- Kelemahan, kelelahan, dan pucat karena anemia.
- Sembelit atau konstipasi.
- Kehilangan selera makan.
- Berat badan menurun.
- Mati rasa dan kesemutan pada tangan dan kaki.
- Masalah keseimbangan.
- Bingung.
- Memori (ingatan) melemah.
- Rasa nyeri pada mulut atau lidah.
- Jantung berdebar-debar.
- Kulit pucat.
- Sesak napas.
- Gangguan penglihatan.
- Masalah mental, seperti depresi atau perubahan perilaku.
Selain itu, kekurangan vitamin B12 yang tidak mendapatkan pengobatan yang tepat juga dapat menimbulkan berbagai komplikasi sebagai berikut:
- Gagal jantung karena anemia.
- Gangguan sistem saraf.
- Kanker lambung.
- Penyakit autoimun, seperti diabetes tipe 1, myasthenia gravis, penyakit Hashimoto, dan rheumatoid arthritis.
Diagnosis Defisiensi Vitamin B6 dan B12
Penegakan diagnosis defisiensi vitamin B6 dan B12 dapat dimulai dengan wawancara medis (anamnesis) mengenai gejala, riwayat penyakit terdahulu, riwayat kesehatan keluarga, serta pola makan sehari-hari atau diet yang sedang dijalankan. Kemudian dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, seperti mengukur tekanan darah, suhu, laju pernapasan, denyut nadi, dan bagian tubuh pasien yang mengalami keluhan.
Selengkapnya Di Epictoto
Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan penunjang jika diperlukan, seperti pemeriksaan darah lengkap dan pemeriksaan apusan darah tepi untuk mengetahui jumlah dan bentuk sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
Selain itu, dapat dilakukan pemeriksaan kadar vitamin B12 dalam darah dan pemeriksaan antibodi terhadap faktor intrinsik untuk mendeteksi adanya anemia pernisiosa.
Pengobatan Defisiensi Vitamin B6 dan B12
Seseorang yang mengalami anemia akibat defisiensi vitamin B dapat diobati melalui pemberian dosis vitamin B yang cukup. Pada anemia pernisiosa, dokter biasanya memberikan vitamin B12 melalui suntikan dan obat oral yang harus diminum secara rutin.
Dosis harian vitamin B12 adalah 1000 mcg per hari untuk anak, 2000 mcg per hari untuk dewasa, atau sesuai dengan anjuran dokter. Selain itu, vitamin B12 juga tersedia dalam bentuk cairan atau tablet yang bisa larut di bawah lidah dan gel hidung atau semprotan (spray) hidung.
Sementara itu, untuk mengatasi kekurangan vitamin B6, penderita dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan asupan vitamin tersebut dengan mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin B6, seperti daging ayam, ikan, serta kentang dan sayuran berpati lainnya. Vitamin B6 juga bisa didapatkan melalui suplementasi dengan dosis anjuran 2,5–10 mg per hari.
Jika diperlukan, penderita juga dapat mengonsumsi suplemen vitamin B kompleks untuk meningkatkan kadar vitamin B dalam tubuh.
Pencegahan Defisiensi Vitamin B6 dan B12
Pada dasarnya, mengonsumsi makanan bergizi seimbang adalah kunci utama dalam memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh. Karenanya, pencegahan defisiensi vitamin B6 dan B12 dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung kedua vitamin tersebut. Berikut uraian selengkapnya.
Rekomendasi makanan yang mengandung vitamin B6:
- Ayam.
- Ikan.
- Kentang dan sayuran bertepung lainnya.
- Pisang.
- Biji-bijian.
- Roti.
- Kacang hijau.
Rekomendasi makanan yang mengandung vitamin B12:
- Hati sapi.
- Kerang.
- Daging, termasuk ikan dan ayam.
- Telur.
- Susu.
- Keju.
- Sereal sarapan yang diperkaya atau terfortifikasi.
- Ragi nutrisi.
- Makanan yang terfortifikasi lainnya, termasuk susu nabati dan tepung.