Epilepsi adalah penyakit kronis yang dapat menimbulkan gejala khas berupa kejang. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala yang bersifat kambuhan dan bisa muncul sewaktu-waktu tanpa diketahui pemicunya. Meski demikian, terdapat beberapa cara mencegah epilepsi kambuh yang bisa dilakukan untuk meminimalkan risiko munculnya kejang berulang. Mari ketahui berbagai caranya dalam artikel berikut ini.
Cara Mencegah Epilepsi Kambuh
Epilepsi merupakan kondisi yang bisa berlangsung seumur hidup dan bersifat kambuhan. Saat kambuh, penderita epilepsi biasanya akan mengalami kejang-kejang yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Penting bagi penderita epilepsi untuk mengidentifikasi faktor pemicu gejala epilepsi dan menghindarinya. Lantas, bagaimana cara mencegah epilepsi kambuh? Berikut adalah uraian selengkapnya.
1. Mengonsumsi Obat Sesuai dengan Anjuran Dokter
Cara mencegah epilepsi kambuh yang pertama adalah mengonsumsi obat sesuai dengan anjuran dan resep dokter. Dokter utamanya akan meresepkan obat antiepilepsi pada penderita epilepsi untuk membantu mengelola gejala.
Dokter mungkin akan memberikan beberapa obat antiepilepsi yang berbeda untuk mengetahui jenis obat atau kombinasi obat-obatan yang efektif dalam menangani gejala epilepsi. Jika obat tersebut tidak dikonsumsi secara rutin dan sesuai dengan dosis yang dianjurkan, pasien bisa menjadi lebih rentan mengalami kejang yang tidak terkontrol.
2. Tidak Mengonsumsi Minuman Beralkohol
Penderita epilepsi tidak disarankan untuk mengonsumsi minuman beralkohol karena bisa meningkatkan risiko terjadinya episode kejang di kemudian hari. Pasalnya, minuman beralkohol dapat memengaruhi kerja otak, sehingga berisiko memperburuk kondisi epilepsi.
Konsumsi alkohol dalam jumlah besar dengan waktu singkat juga dapat menyebabkan perubahan kadar cairan dan elektrolit dalam tubuh, yang dapat mendorong terjadinya kejang. Selain itu, alkohol juga dapat memengaruhi kerja dan efektivitas dari obat-obatan antiepilepsi.
3. Mempertahankan Jadwal Tidur yang Konsisten
Cara mencegah epilepsi kambuh selanjutnya adalah mempertahankan jadwal tidur yang konsisten. Dalam hal ini, penderita epilepsi disarankan untuk rutin bangun dan tidur di waktu yang sama pada setiap harinya. Cara tersebut dilakukan untuk mencegah kelelahan dan kurang tidur yang kerap memicu terjadinya kejang.
4. Tidak Menyalahgunakan NAPZA
Penting pula bagi penderita epilepsi untuk tidak menyalahgunakan NAPZA, narkotika, psikotropika, serta bahan adiktif lainnya. Apabila perlu mengonsumsi obat-obatan untuk menangani kondisi medis tertentu, pastikan hal tersebut telah sesuai dengan anjuran dan resep dari dokter.
5. Mengelola Stres
Stres diketahui menjadi salah satu faktor penyebab epilepsi kambuh yang kerap terjadi. Oleh karenanya, penderita epilepsi sangat dianjurkan untuk mengelola stres sebaik mungkin. Adapun beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengelola stres dan meminimalkan risiko kambuhnya epilepsi adalah:
- Tidur yang cukup.
- Rutin berolahraga.
- Bermeditasi.
- Meluangkan waktu untuk bersantai dan menyenangkan diri sendiri.
6. Makan secara Teratur
Hipoglikemia adalah kondisi ketika kadar gula darah (glukosa) di dalam tubuh menurun. Kondisi ini diduga bisa memicu terjadinya kejang pada penderita epilepsi, terlebih apabila penderita juga mengidap penyakit diabetes. Guna menghindari risiko terjadinya hipoglikemia, sangat penting untuk menjaga pola makan yang sehat dan teratur.
7. Menghindari Kilatan Cahaya
Sebagian penderita epilepsi diketahui mengalami photosensitive epilepsy. Pada kondisi ini, penderita epilepsi bisa mengalami kejang ketika dipicu oleh kilatan cahaya atau pola cahaya yang bersifat kontras atau intens.
Selengkapnya Klik Di tvtogel
Maka dari itu, penderita epilepsi disarankan untuk menghindari kilatan maupun pola cahaya yang kontras dari gambar, video, dan media lainnya. Apabila tiba-tiba terkena kilatan cahaya, cobalah untuk menutupi salah satu atau kedua mata menggunakan tangan. Pasalnya, hal tersebut bisa membantu mencegah munculnya serangan epilepsi.
8. Melindungi Diri dari Cedera Kepala
Cedera kepala merupakan kondisi yang bisa menyebabkan terjadinya kejang tunggal atau kejang berulang, bahkan pada seseorang yang tidak menderita epilepsi sekalipun. Kondisi ini juga bisa terjadi setelah beberapa minggu, bulan, atau bahkan satu tahun setelah mengalami cedera.
Dilansir dari jurnal Epilepsia, pasien yang mengalami cedera otak traumatik memiliki kemungkinan untuk mengidap posttraumatic epilepsy atau PTE, yang bisa terjadi dalam kurun waktu 3 tahun ke depan pascatrauma.
Guna meminimalkan risiko terjadinya kondisi tersebut, penderita epilepsi perlu melindungi bagian kepala saat melakukan aktivitas tertentu. Misalnya, menggunakan helm saat sedang bersepeda atau melakukan aktivitas lain yang berisiko menyebabkan cedera di area kepala.
9. Memperhatikan Diri saat Demam
Beberapa anak yang berusia di antara 6 bulan sampai dengan 5 tahun mungkin berisiko mengalami kejang demam. Kondisi ini tentu perlu diwaspadai karena kejang demam berulang pada anak berpotensi meningkatkan risiko berkembangnya epilepsi pada anak-anak di kemudian hari. Meski tidak semua anak mengalami kejang demam saat sedang demam, orang tua tetap disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter apabila si kecil sedang demam tinggi.