Pada dasarnya, puasa tidak dapat menyebabkan diare dengan sendirinya. Namun, diare saat puasa bisa dipicu oleh pola makan ketika berbuka atau sahur. Selama periode berpuasa, kemampuan usus menjadi menurun karena cenderung tidak digunakan sepanjang hari.

Lalu, bagaimana cara mengatasi diare saat puasa? Apa yang harus dilakukan ketika penderita mengalami dehidrasi akibat diare saat puasa? Mari simak penjelasan selengkapnya melalui artikel di bawah ini.

Penyebab Diare saat Puasa

Secara umum, diare adalah kondisi yang terjadi ketika makanan yang melewati saluran pencernaan bergerak terlalu cepat, hingga keluar dari tubuh tanpa melalui proses penyerapan. Sementara saat berpuasa, diare dapat terjadi akibat adanya sekresi air dan garam secara berlebihan di dalam saluran pencernaan.

Perubahan pergerakan usus dan jadwal makan yang berubah terkadang diasosiasikan dengan gangguan pencernaan. Setelah tidak makan selama hampir satu hari, seseorang akan memasuki waktu berbuka puasa. Di saat tersebut, makanan yang masuk secara tiba-tiba dapat merangsang refleks gastrokolik secara berlebihan, sehingga bisa menyebabkan percepatan buang air besar dan berpotensi diare.

Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak hal, misalnya mengonsumsi minuman berkafein tinggi, seperti kopi dan teh, saat berbuka atau sahur. Selain mengonsumsi minuman berkafein tinggi, diare saat puasa juga dapat disebabkan oleh faktor lain, seperti:

Intoleransi laktosa.

  • Pola makan yang kurang tepat selama berpuasa.
  • Infeksi bakteri, virus, maupun parasit.
  • Radang usus atau inflammatory bowel disease (IBD), yaitu penyakit Crohn dan kolitis ulseratif.
  • Kekurangan asupan mineral.
  • Ketidakseimbangan elektrolit.
  • Alergi makanan tertentu.
  • Efek samping obat-obatan.

Cara Mengatasi Diare saat Puasa

Mengalami diare saat puasa berpotensi menyebabkan dehidrasi hingga malabsorpsi. Ketika periode berpuasa, tubuh sudah cenderung lemas karena tidak mengonsumsi makanan maupun minuman sama sekali, apalagi bila ditambah dengan diare. Berikut adalah beberapa upaya penanganan yang bisa dilakukan ketika mengalami diare saat puasa.

1. Memperbanyak Konsumsi Cairan saat Buka dan Sahur

Jika diare masih tergolong ringan dan penderita bisa melanjutkan puasa, perbanyaklah konsumsi cairan saat berbuka dan sahur agar terhindar dari risiko dehidrasi parah. Apabila diare terus berlanjut, penderita juga disarankan untuk mengonsumsi oralit. Oralit digunakan untuk menggantikan karbohidrat, mineral, dan elektrolit yang hilang dari tubuh akibat diare.

Selama mengalami diare saat puasa, jangan lupa untuk memperbanyak cairan mulai dari berbuka hingga berakhirnya sahur agar tubuh terhidrasi dengan baik. Adapun rekomendasi jadwal asupan air mineral selama berpuasa adalah sebagai berikut:

  • 1 gelas setelah bangun sahur.
  • 1 gelas setelah makan sahur.
  • 1 gelas setelah adzan maghrib.
  • 1 gelas setelah buka puasa.
  • 1 gelas setelah salat maghrib.
  • 1 gelas sebelum salat isya.
  • 1 gelas setelah salat tarawih.
  • 1 gelas sebelum tidur.

2. Menghindari Makanan Berminyak dan Kandungan Gula Tinggi saat Buka dan Sahur

Apabila mengalami diare saat puasa, sebaiknya hindari memilih makanan berminyak atau berlemak serta makanan dengan kandungan gula tinggi saat berbuka maupun sahur. Sebab, jenis makanan tersebut dapat menyebabkan dumping syndrome, yaitu kondisi ketika makanan disalurkan ke usus halus sebelum dihancurkan dengan sempurna, sehingga dapat menyebabkan sakit perut dan gejala diare semakin memburuk.

Oleh karenanya, hindari makanan berminyak dan bergula tinggi sebisa mungkin sebagai santapan berbuka maupun sahur selama diare masih berlangsung. Upaya ini akan membuat tubuh merasa lebih baik dan gejala diare tidak semakin memburuk.

3. Mengonsumsi Probiotik dan Zink saat Buka dan Sahur

Asupan yang mengandung probiotik, seperti yoghurt atau probiotik bubuk dalam kemasan sachet dapat membantu melawan bakteri jahat di dalam sistem pencernaan serta membuat perjalanan makanan di saluran cerna menjadi lebih baik. Waktu yang disarankan untuk mengonsumsi yoghurt adalah malam hari sebelum tidur.

Namun, komposisi yoghurt juga harus diperhatikan. Sebaiknya, pilih produk yoghurt yang tidak mengandung pemanis buatan. Mengonsumsi yoghurt dengan pemanis buatan justru dapat menyebabkan gejala diare memburuk.

Mengonsumsi zink tablet satu kali sehari selama beberapa hari juga dapat membantu meredakan gejala diare. Hal ini dikarenakan zink dapat meningkatkan penyerapan air dan elektrolit di usus, merangsang reaksi imun tubuh di saluran pencernaan, dan memperbaiki kerusakan sel dengan cepat, serta mencegah komplikasi akibat diare.

4. Mengakhiri Puasa

Bila diare sudah dalam tahap menyebabkan dehidrasi berat dan membuat penderitanya lemas, sebaiknya segera akhiri puasa dengan minum air dan mengonsumsi makanan rendah serat, seperti pisang. Selain itu, makanlah dalam porsi kecil serta hindari membatalkan puasa menggunakan makanan yang digoreng atau makanan yang dapat meningkatkan gas, seperti brokoli dan kacang-kacangan.

Ciri-ciri dehidrasi berat pada orang dewasa adalah sebagai berikut:

  • Merasa haus dan pusing.
  • Mulut kering.
  • Lemas.
  • Urin berwarna gelap dan berbau tak enak.
  • Buang air kecil lebih jarang dari biasanya.

Selain itu, berikut tanda kegawatan dehidrasi yang mengharuskan ada mengakhiri puasa dan segera ke IGD:

  • Kesadaran menurun.
  • Mual atau muntah terus-menerus.
  • Nyeri perut hebat.
  • Nyeri dada.
  • BAB berdarah.
  • Demam tinggi.

5. Berkonsultasi dengan Dokter

Apabila diare terus berlanjut dan tak kunjung sembuh meski sudah menerapkan beberapa upaya mandiri di rumah, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter. Dokter dapat memberikan resep obat yang sesuai dan menunjukkan waktu yang tepat untuk mengonsumsinya selama berpuasa. Semakin cepat mendapatkan pengobatan, maka penderita bisa kembali menjalani ibadah puasa dengan nyaman.

Cara Mencegah Diare saat Puasa

Diare merupakan salah satu penyakit saat puasa yang sering terjadi akibat pola makan yang kurang tepat selama berpuasa. Oleh karena itu, agar puasa berjalan lancar dan terhindar dari diare, ada baiknya untuk mencegah terjadinya diare dengan menerapkan beberapa upaya di bawah ini.

A. Memastikan Tubuh Siap Memulai Puasa

Salah satu cara mencegah diare saat puasa adalah mempersiapkan diri sebelum puasa dimulai. Puasa Ramadan mengharuskan orang yang menjalaninya berpuasa penuh selama satu bulan. Jika tidak mempersiapkannya dengan baik, tubuh mungkin sulit beradaptasi hingga memicu terjadinya gangguan pencernaan.

Selengkapnya Di Angkaraja 

Persiapan puasa bisa dilakukan dengan mulai mengurangi makanan dan minuman yang dikonsumsi selama beberapa hari sebelum puasa dimulai. Atau, cobalah melakukan intermittent fasting. Upaya ini dapat membantu tubuh agar lebih mudah dalam beradaptasi, sehingga mengurangi risiko diare selama puasa.

B. Menjaga Hidrasi Tubuh

Mengingat bahwa salah satu penyebab diare saat puasa adalah ketidakseimbangan elektrolit di dalam tubuh, maka hal tersebut bisa dicegah dengan menjaga tubuh tetap terhidrasi. Hal ini bisa dilakukan dengan memperbanyak asupan cairan saat berbuka hingga berakhirnya sahur.

C. Menghindari Makanan Manis secara Berlebihan

Mengonsumsi makanan manis terlalu banyak juga dapat menyebabkan diare. Pasalnya, gula atau pemanis buatan yang dikonsumsi secara berlebihan bisa mengiritasi sistem pencernaan, sehingga memicu terjadinya diare. Alih-alih makan manis, cobalah mengonsumsi makanan bergizi seimbang untuk buka dan sahur, seperti buah, sayur, dan gandum utuh.

D. Memperhatikan Asupan Serat

Meski pada dasarnya serat adalah kandungan yang baik untuk sistem pencernaan, namun terlalu banyak mengonsumsi serat justru dapat menyebabkan diare. Karena itu, hindari mengonsumsi makanan berserat tinggi, seperti biji-bijian dan kacang-kacangan secara berlebihan ketika berbuka maupun sahur.

E. Berkonsultasi dengan Ahli Gizi

Apabila memiliki kondisi tertentu yang dikhawatirkan dapat menyebabkan tubuh rentan terkena diare saat puasa, sebaiknya lakukan konsultasi dengan ahli gizi mengenai pola makan yang tepat selama berpuasa. Dengan menerapkan pola makan sesuai anjuran ahli gizi, maka risiko diare pun bisa berkurang.