Night eating syndrome adalah kondisi yang membuat seseorang memiliki kebiasaan makan tengah malam dan biasanya terjadi bersamaan dengan gangguan tidur. Saat terbangun di malam hari, penderita dengan kondisi ini biasanya tak bisa kembali tidur jika tidak mengonsumsi makanan apa pun terlebih dahulu. Mari kenali penyebab, gejala, serta pengobatan night eating syndrome selengkapnya dalam artikel berikut ini.

Apa itu Night Eating Syndrome?

Night eating syndrome atau NES adalah gangguan makan yang membuat seseorang tidak memiliki kendali untuk menahan keinginan mengonsumsi makanan sebelum maupun selama tidur malam. Karena itu, kondisi ini bisa menyebabkan seseorang tidur lebih larut atau bahkan terbangun beberapa kali di tengah malam hanya untuk makan, lalu tidur kembali.

Apabila tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat, night eating syndrome dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai masalah kesehatan yang serius, seperti misalnya diabetes serta tekanan darah tinggi (hipertensi).

Penyebab Night Eating Syndrome

Hingga saat ini, masih belum diketahui secara pasti apa penyebab seseorang mengalami night eating syndrome. Namun, terdapat dugaan bahwa kondisi ini terjadi akibat adanya gangguan pada ritme sirkadian tubuh, yaitu jam biologis tubuh yang bekerja secara otomatis untuk mengontrol tidur, rasa lapar, lelah, dan waspada.

Di samping itu, sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya night eating syndrome adalah sebagai berikut:

  • Faktor genetik. NES lebih berisiko dialami oleh seseorang yang memiliki keluarga dengan riwayat kondisi serupa.
  • Diet di siang hari. Hal ini dapat membuat tubuh baru memberikan sinyal lapar ke otak pada malam hari.
  • Mengalami stres, depresi, atau cemas berlebih.
  • Menderita gangguan makan lainnya, seperti bulimia nervosa.
  • Penyalahgunaan zat atau obat-obatan terlarang.
  • Menderita kondisi medis tertentu, seperti insomnia, sleep apnea, dan restless leg syndrome.

Selengkapnya Di Cvtogel 

Gejala Night Eating Syndrome

Secara umum, night eating syndrome dapat menimbulkan sejumlah gejala yang dapat berlangsung selama beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan. Adapun beberapa tanda dan gejala yang kerap dialami oleh penderita night eating syndrome adalah sebagai berikut:

  • Keinginan kuat untuk makan antara jam makan malam dan jam tidur.
  • Sering lapar tengah malam. Hal ini membuat penderita terus terbangun di tengah malam untuk makan, biasanya lebih dari 4 kali per minggu.
  • Mengonsumsi kalori secara berlebihan pada malam hari.
  • Nafsu makan cenderung menurun pada pagi dan siang hari, biasanya penderita melewatkan sarapan serta makan siang. Namun, meningkat di malam hari.
  • Mengalami depresi atau gangguan cemas. Orang dengan night eating syndrome memiliki keyakinan bahwa mereka tidak bisa tidur tanpa makan dan biasanya merasa tidak dapat mengontrol keinginannya untuk makan di tengah malam. Hal ini mungkin saja akan membuatnya merasa malu, cemas, atau sedih karena merasa memiliki kebiasaan yang tidak pada umumnya.

Diagnosis Night Eating Syndrome

Dalam menegakkan diagnosis night eating syndrome, dokter akan terlebih dahulu melakukan wawancara medis (anamnesis) untuk mengetahui keluhan, riwayat kesehatan, pola makan, serta seberapa sering pasien terbangun di malam hari dan apa saja yang dapat membantunya kembali tidur.

Kriteria untuk mendiagnosis NES mencakup adanya perilaku makan di malam hari dengan 25% atau lebih asupan kalori harian setelah makan malam, dengan tidak kurang dari dua kali seminggu terbangun di malam hari untuk makan.

Lalu, dilanjutkan dengan melakukan pemeriksaan fisik dan evaluasi kondisi mental, suasana hati, serta emosi pasien. Selain itu, dokter dapat melakukan tes polisomnografi untuk mendeteksi gangguan tidur yang bisa membantu menegakkan diagnosis NES. Polisomnografi merupakan prosedur pemeriksaan yang dilakukan dengan merekam gelombang otak, pernapasan, detak jantung, serta gerakan bola mata pasien saat tertidur.

Dokter mungkin juga akan meminta pasien untuk membuat sleep diary. Hal ini dilakukan untuk melacak kapan pasien bangun dan apa saja yang dikonsumsi pada malam hari. Dengan begitu, dokter dapat merencanakan perawatan dan tindakan medis yang tepat bagi pasien.

Pengobatan Night Eating Syndrome

Pengobatan night eating syndrome dapat dimulai dengan memberikan edukasi kepada pasien terkait dengan kondisi mereka. Hal ini dilakukan untuk membantu pasien agar lebih waspada terhadap pola makan dan tidurnya. Di samping itu, dokter mungkin akan merekomendasikan satu atau kombinasi dari beberapa pengobatan untuk menangani NES.

Secara umum, beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan untuk menangani night eating syndrome adalah sebagai berikut:

  • Terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral therapy atau CBT), yaitu jenis psikoterapi yang bertujuan untuk mengubah perilaku dan pola pikir yang mengganggu, serta membantu pasien untuk memulai kebiasaan hidup yang lebih sehat.
  • Penggunaan obat-obatan, seperti obat golongan antidepresan untuk membantu mengatasi night eating syndrome yang terjadi akibat depresi.
  • Mind-body exercises, seperti relaksasi otot progresif untuk membantu pasien menjadi lebih tenang dan bisa kembali tidur dengan mudah saat terbangun di malam hari.
  • Terapi cahaya (fototerapi), yaitu terapi yang menggunakan lampu khusus selama 15–30 menit setiap hari untuk membantu mengubah ritme sirkadian. Dengan begitu, pasien dapat merasa mengantuk di malam hari.
  • Terapi hormon melatonin. Hormon ini berfungsi untuk mengatur dan mengontrol siklus tidur dan bangun.
  • Konseling dengan ahli gizi untuk membantu menjaga berat badan ideal yang bisa terdampak akibat perilaku night eating syndrome.

Pencegahan Night Eating Syndrome

Pada dasarnya, night eating syndrome adalah kondisi yang tidak bisa selalu dicegah. Kendati demikian, terdapat sejumlah upaya yang bisa dilakukan untuk membantu mengurangi risiko terjadinya night eating syndrome, di antaranya sebagai berikut:

  • Menerapkan pola makan yang tepat dengan mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang.
  • Menerapkan sleep hygiene dengan baik, seperti:
  • Memastikan kamar tidur dalam keadaan sejuk.
  • Tidur dan bangun di waktu yang sama setiap hari.
  • Menghindari konsumsi minuman berkafein sebelum tidur.
  • Tidak menggunakan gadget pada beberapa jam sebelum tidur.
  • Mematikan lampu kamar sebelum tidur.
  • Rutin berolahraga untuk membantu meningkatkan kesehatan tubuh serta kualitas tidur pada malam hari.
  • Menjaga kesehatan mental sebaik mungkin, misalnya dengan bermeditasi secara rutin.
  • Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater apabila mengalami tekanan atau kestresan dalam hidup yang berpotensi memicu munculnya perilaku NES.

Sangat penting untuk menangani night eating syndrome dengan tepat dan sesegera mungkin, mengingat kondisi ini bisa memicu terjadinya masalah kesehatan yang lebih serius. Sebaiknya, segera lakukan konseling dengan Psikiatri di Siloam Hospitals jika Anda mengalami gejala-gejala night eating syndrome seperti ulasan di atas.