Anthrax atau antraks adalah penyakit infeksi pada hewan ternak, seperti sapi atau kambing, yang dapat ditularkan ke manusia. Pada dasarnya, seseorang dapat terinfeksi antraks jika menyentuh atau memakan daging hewan yang telah terinfeksi penyakit tersebut

Mari simak ulasan lengkap mengenai penyebab, gejala, cara mendiagnosis, hingga pengobatan antraks melalui artikel berikut ini.

Apa itu Antraks?

Antraks adalah penyakit zoonosis yang dapat ditularkan dari hewan ternak ke manusia. Perlu diketahui, antraks merupakan penyakit yang tergolong langka pada manusia. Meski demikian, penting untuk tetap mewaspadai kondisi ini karena bisa menimbulkan komplikasi serius, seperti meningitis hingga kematian.

Penyebab penyakit antraks adalah infeksi bakteri gram positif bernama Bacillus anthracis. Bakteri ini dapat hidup di tanah dan menyerang hewan pemakan rumput, seperti sapi, domba, kambing, kuda, dan rusa. Karena termasuk penyakit zoonosis, penularan antraks hanya dapat terjadi ketika seseorang menyentuh atau mengonsumsi daging hewan yang sudah terinfeksi.

Sampai saat ini, belum ada studi yang membuktikan bahwa infeksi antraks bisa menular dari manusia ke manusia. Seseorang tidak dapat tertular infeksi antraks dari orang lain layaknya tertular pilek atau flu. Namun, dalam kasus yang jarang terjadi, penularan antraks dari manusia ke manusia dilaporkan dapat terjadi, secara khusus pada antraks kulit, akibat adanya kontak kulit secara langsung.

Seseorang dapat tertular antraks ketika spora bakteri penyebab antraks masuk ke dalam tubuh. Bakteri tersebut kemudian dapat berkembang biak, menyebar di dalam tubuh, menghasilkan racun, dan dapat menyebabkan kondisi atau penyakit yang parah.

Berdasarkan cara penularannya, antraks dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu antraks kulit, antraks pencernaan, antraks pernapasan, dan antraks injeksi. Berikut masing-masing penjelasannya.

  • Antraks kulit: Merupakan jenis antraks yang paling sering terjadi, tetapi memiliki gejala yang paling ringan. Infeksi biasanya berkembang 1–7 hari setelah paparan. Antraks kulit terjadi ketika spora bakteri penyebab antraks masuk melalui luka pada kulit saat seseorang menyentuh kulit, bulu, tulang, atau daging hewan yang terinfeksi. Selain itu, terdapat kemungkinan seseorang terinfeksi antraks kulit ketika kontak langsung dengan luka pada kulit penderita antraks.
  • Antraks pencernaan: Terjadi ketika seseorang mengonsumsi daging hewan yang sudah terinfeksi bakteri penyebab antraks, terutama jika daging tidak dimasak hingga matang. Infeksi dapat berkembang mulai dari 1 hingga 7 hari setelah paparan.
  • Antraks pernapasan: Jenis antraks yang dapat menyebar ketika seseorang menghirup serbuk (spora) dari bakteri antraks, misalnya saat memproses bulu atau kulit hewan ternak. Infeksi berkembang dalam waktu seminggu setelah terpapar, namun juga dapat berkembang hingga 2 bulan setelah paparan.
  • Antraks injeksi: Penyebaran antraks yang terjadi pada pengguna heroin melalui jarum suntik. Kasus ini baru ditemukan di Eropa Utara. Gejalanya mungkin mirip dengan antraks kulit, namun infeksi pada antraks injeksi biasanya jauh di bawah kulit atau di otot tempat obat disuntikkan. Antraks suntik dapat menyebar ke seluruh tubuh lebih cepat, lebih sulit dikenali dan diobati.

Di samping itu, sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami antraks adalah sebagai berikut:

  • Tinggal atau beraktivitas di kawasan dengan kasus antraks yang tinggi.
  • Bekerja di tempat pengolahan bulu, kulit, atau daging hewan ternak.
  • Berprofesi sebagai dokter hewan, pengurus hewan, atau peternak.
  • Bekerja di laboratorium penelitian antraks.
  • Menyalahgunakan narkoba suntik, seperti heroin.

Gejala Antraks

Gejala antraks dapat bervariasi tergantung dengan bagian tubuh yang terdampak dan bagaimana cara spora bakteri Bacillus anthracis masuk ke dalam tubuh. Berikut adalah sejumlah gejala umum dari antraks yang penting untuk diketahui.

1.Antraks kulit:

  • Demam.
  • Nyeri kepala.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening.
  • Munculnya banyak benjolan pada permukaan kulit yang disertai dengan rasa gatal dan bengkak. Benjolan ini biasanya terlihat di area leher, lengan, dan wajah yang dapat berubah menjadi borok berwarna kehitaman yang tidak disertai rasa nyeri.

2.Antraks pencernaan:

  • Mual dan muntah.
  • Nyeri perut.
  • Nyeri kepala.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Demam.
  • Nyeri tenggorokan.
  • Kesulitan menelan.
  • Diare berdarah.
  • Perut membengkak.
  • Leher membengkak.
  • Kemerahan pada wajah.

3.Antraks pernapasan:

  • Demam.
  • Nyeri saat menelan.
  • Sesak napas.
  • Nyeri otot.
  • Mual dan muntah.
  • Nyeri perut.
  • Pusing dan nyeri kepala.
  • Mudah lelah.
  • Dada terasa tidak nyaman.

4.Antraks injeksi:

  • Kemerahan pada area bekas suntikan.

  • Syok, kondisi di mana tekanan darah menurun secara drastis sehingga organ-organ dan jaringan tubuh tidak mendapatkan aliran darah yang cukup.

  • Bengkak yang signifikan pada area bekas suntikan.

  • Kegagalan multiorgan (multiple organ failure).

  • Meningitis.

Komplikasi Antraks

Antraks adalah penyakit serius yang perlu mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat. Jika tidak mendapatkan penanganan dengan segera, penyakit infeksi ini dapat memicu terjadinya sejumlah komplikasi serius, di antaranya sebagai berikut:

  • Sepsis.
  • Meningitis.
  • Kematian.

Diagnosis Antraks

Sebelum menegakkan diagnosis antraks, dokter dapat melakukan wawancara medis (anamensis) dengan pasien terlebih dahulu untuk mengetahui keluhan dan riwayat pekerjaan. Lalu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mendeteksi gejala antraks secara keseluruhan.

Setelah itu, beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis antraks adalah sebagai berikut:

  • Pemeriksaan sampel kulit yang terinfeksi, yaitu pengambilan cairan atau kulit dari luka yang diduga merupakan jalan masuknya bakteri penyebab antraks, yang kemudian dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan.
  • Pemeriksaan darah, untuk mengetahui adanya bakteri antraks.
  • Pemeriksaan sekret atau cairan dari saluran pernapasan, untuk mencari adanya bakteri atau spora penyebab antraks.
  • Rontgen dada, untuk melihat kelainan pada organ paru-paru karena menghirup spora antraks.
  • Pemeriksaan feses, untuk mengetahui apakah terdapat bakteri penyebab antraks pada feses.
  • Pungsi lumbal, prosedur pemeriksaan dengan mengambil cairan yang berada di sekitar otak dan sumsum tulang belakang (cairan serebrospinal). Sampel harus diambil saat pasien belum mendapatkan terapi antibiotik, untuk mendapatkan hasil yang akurat.

Pengobatan Antraks

Perlu diketahui, tingkat keberhasilan pengobatan antraks tergantung pada usia, kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan, dan luas area tubuh yang terinfeksi. Di samping itu, pengobatan antraks juga akan lebih efektif jika dilakukan sesegera mungkin.

Oleh karenanya, penderita antraks dianjurkan untuk segera mengunjungi dokter apabila dicurigai terkena penyakit tersebut. Dokter akan meresepkan obat antibiotik. Semua jenis infeksi antraks dapat diobati dengan antibiotik.

Pada kasus yang lebih serius, pasien antraks mungkin akan diarahkan untuk menjalani rawat inap di rumah sakit guna memperoleh cairan atau obat melalui intravena (infus) dan alat bantu napas jika diperlukan.

Pencegahan Antraks

Pencegahan antraks dapat dilakukan dengan menghindari faktor-faktor risikonya. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan terhadap antraks, mulai dari mengonsumsi daging matang hingga menghindari kontak langsung dengan hewan ternak yang sakit. Berikut adalah penjelasan terkait beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah antraks.

  • Tidak mengonsumsi daging hewan ternak yang mati mendadak dan yang tidak melalui proses penyembelihan.
  • Memastikan daging yang akan dikonsumsi sudah dimasak hingga matang.
  • Mendapatkan vaksinasi antraks. Beberapa kelompok individu, seperti anggota militer dan peneliti penyakit antraks dianjurkan untuk memperoleh vaksinasi antraks secara berkala.
  • Jika memiliki peternakan, segera berikan vaksinasi antraks kepada seluruh hewan ternak.
  • Menghindari kontak langsung dengan hewan ternak yang sedang sakit.
  • Menggunakan alat pelindung diri yang tepat dan sesuai saat bekerja di area peternakan atau pengolahan hasil ternak.

Klik Disini : Data macau

Dapat disimpulkan, antraks adalah penyakit serius yang perlu segera ditangani dengan tepat guna menghindari risiko komplikasi yang dapat membahayakan nyawa. Jika mengalami gejala-gejala antraks seperti ulasan di atas, Anda dapat menggunakan layanan Telekonsultasi untuk berkonsultasi dengan dokter secara virtual.