Keracunan alkohol atau intoksikasi alkohol adalah keadaan ketika seseorang mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan sehingga berdampak pada kondisi fisik serta psikisnya. Kondisi ini perlu diwaspadai karena bisa memicu terjadinya kerusakan organ tubuh hingga mengancam nyawa.

Mari simak ulasan mengenai penyebab, gejala, hingga cara mengatasi keracunan alkohol selengkapnya melalui pembahasan di bawah ini.

Apa itu Intoksikasi Alkohol?

Seperti yang telah dijelaskan, intoksikasi alkohol adalah kondisi ketika asupan minuman beralkohol melebihi batas normal yang bisa memengaruhi fungsi fisik dan mental seseorang. Kondisi tersebut dapat terjadi karena kandungan etanol pada minuman beralkohol masuk ke dalam aliran darah dan menyebar ke berbagai bagian tubuh.

Perlu diketahui, keracunan alkohol termasuk kondisi gawat darurat yang bisa memengaruhi suhu tubuh, sistem pernapasan, dan detak jantung. Bahkan, pada beberapa kasus, kondisi ini bisa menyebabkan koma hingga kematian. Karena itu, penting untuk segera menangani keracunan alkohol dengan tepat.

Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung alkohol (etanol atau etil alkohol) yang dibuat secara fermentasi dari berbagai jenis bahan baku nabati yang mengandung karbohidrat, misalnya biji-bijian, buah-buahan, nira, dan lain-lain.

Baik orang muda maupun orang dewasa bisa mengalami keracunan alkohol. Kondisi ini biasanya dikaitkan dengan terlalu banyak minum minuman beralkohol. Namun dalam beberapa kasus, penderita kondisi ini mungkin secara tidak sengaja atau sengaja meminum produk rumah tangga yang mengandung alkohol.

Penyebab Intoksikasi Alkohol

Penyebab utama intoksikasi alkohol adalah konsumsi minuman beralkohol melebihi batas normal. Keracunan etanol akut terjadi ketika jumlahnya alkohol yang dikonsumsi lebih besar dari kapasitas pembuangan liver, sehingga dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi alkohol dan metabolitnya di dalam darah.

Selain itu, terdapat sejumlah faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami keracunan alkohol, seperti faktor genetik, konsumsi minuman beralkohol jenis tertentu, dan lain sebagainya. Berikut penjelasan selengkapnya.

  • Faktor genetik. Faktor ini dapat memengaruhi tingkat kekebalan seseorang terhadap konsumsi alkohol.
  • Jenis alkohol. Beberapa jenis alkohol tertentu dapat memberikan efek berbeda pada setiap individu. Selain dalam minuman beralkohol, etanol yang bisa menyebabkan keracunan juga dapat ditemukan pada produk lain, seperti produk antibeku, disinfektan, antiseptik, dan lain sebagainya.
  • Tidak mengonsumsi makanan atau minuman lain sebelum minum alkohol. Pasalnya, konsumsi minuman atau makanan tertentu dapat memperlambat proses penyerapan alkohol di dalam tubuh.
  • Berat badan. Seseorang yang memiliki berat badan lebih berat cenderung menyerap alkohol lebih lambat dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan ringan.
  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu. Beberapa obat-obatan dapat mengurangi atau meningkatkan kemampuan tubuh dalam menghilangkan efek alkohol.
  • Riwayat kesehatan. Apabila mengidap penyakit tertentu, kemungkinan seseorang akan lebih tinggi mengalami keracunan alkohol.
  • Mengonsumsi alkohol dalam waktu singkat.
  • Tingkat toleransi tubuh terhadap alkohol. Orang yang sering mengonsumsi alkohol dalam waktu yang lama atau sering lebih bisa menoleransi alkohol dibandingkan yang tidak pernah atau hanya sesekali.

Gejala Intoksikasi Alkohol

Gejala keracunan alkohol dapat bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan dan seberapa cepat proses metabolismenya di dalam tubuh. Secara umum, gejala keracunan alkohol dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu ringan, sedang, dan berat yang dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, berat badan, serta faktor lainnya. Berikut uraian selengkapnya.

Gejala ringan (kadar alkohol dalam darah 0,01–0,1%):

  • Euforia (emosi ‘senang’ yang berlebihan).
  • Kepercayaan diri meningkat.
  • Delayed reaction time atau waktu merespons seseorang terhadap sesuatu cenderung lebih lambat.
  • Berbicara cepat atau meracau.
  • Gangguan koordinasi, seperti berjalan dengan tidak stabil atau kesulitan untuk berdiri tegak.
  • Gangguan memori.
  • Kemerahan pada kulit.
  • Jantung berdebar.

Tahap ini sering dikenal dengan ‘tipsy’. Gejalanya akan muncul setelah meminum sekitar 2–3 gelas untuk laki-laki atau 1–2 gelas untuk wanita dalam 1 jam.

Gejala sedang (kadar alkohol dalam darah 0,15–0,3%):

  • Perubahan suasana hati dan mood menjadi tidak stabil.
  • Bicara cadel.
  • Gangguan koordinasi dan keseimbangan tubuh.
  • Gangguan ingatan dan perhatian.
  • Berkurangnya daya tanggap, kewaspadaan, dan waktu reaksi.
  • Kebingungan.
  • Pusing dan mengantuk.
  • Mual dan muntah.
  • Gangguan penglihatan dan lokalisasi suara.
  • Lost of judgement atau hilangnya kemampuan seseorang untuk menilai atau memutuskan sesuatu.

Pada tahap ini, seseorang akan terlihat ‘mabuk’. Gejalanya akan muncul setelah meminum sekitar 3–5 gelas untuk laki-laki atau 2–4 gelas untuk wanita dalam 1 jam.

Gejala berat (kadar alkohol dalam darah > 0,3%):

  • Kebingungan.
  • Mengalami ledakan emosi.
  • Kehilangan koordinasi yang besar hingga tidak mampu berdiri atau berjalan.
  • Mengalami ‘black out’ atau pingsan dan kehilangan fungsi tubuh.
  • Muntah dan mengompol.
  • Mengalami delusi dan halusinasi.
  • Kesulitan berbicara yang parah.
  • Sangat pusing.
  • Berisiko kejang.
  • Kemampuan bernapas dan refleks telan terganggu. Fase ini sangat berbahaya karena bisa meningkatkan risiko tersedak dan dapat menghalangi jalan napas.
  • Risiko mengalami hipotermia.
  • Risiko terjadi koma (biasanya terjadi ketika kadar alkohol di dalam darah lebih dari 0,4%, dan diawali dengan kurangnya refleks defensif, kehilangan kesadaran, serta gagal napas).

Gejala ini akan muncul setelah meminum lebih dari 5 gelas untuk laki-laki atau lebih dari 4 gelas untuk wanita dalam 1 jam. Pada fase tersebut, dibutuhkan tata laksana secara medis. Jika kadar alkohol dalam tubuh >0,45%, seseorang berisiko meninggal karena intoksikasi alkohol.

Diagnosis Intoksikasi Alkohol

Dalam mendiagnosis intoksikasi alkohol, dokter akan terlebih dahulu melakukan penilaian klinis serta pengamatan perilaku pasien. Dokter juga dapat melakukan wawancara medis (anamnesis) untuk mengetahui keluhan, riwayat kesehatan pasien dan keluarga, serta riwayat konsumsi minuman beralkohol.

Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital pasien yang meliputi tekanan darah, denyut nadi, laju pernapasan, dan lain sebagainya. Untuk membantu menegakkan diagnosis, dokter juga dapat melakukan sejumlah pemeriksaan penunjang, seperti:

  • Tes laboratorium darah untuk mengevaluasi kadar gula darah, kadar elektrolit, dan kadar alkohol di dalam tubuh.
  • Elektrokardiogram (EKG).
  • CT scan (terutama jika pasien mengalami kecelakaan).
  • Evaluasi psikologis untuk mengetahui pikiran, perasaan, dan pola perilaku pasien dalam kehidupan sehari-hari.

Pengobatan Intoksikasi Alkohol

Pengobatan keracunan alkohol dapat dilakukan sesuai dengan tingkat keparahan gejalanya. Intoksikasi alkohol dianggap sebagai keadaan darurat medis. Jika Anda atau orang terdekat Anda mengalami keracunan alkohol, segera dapatkan bantuan medis darurat.

Terdapat sejumlah tindakan medis yang bisa dilakukan dokter untuk menangani intoksikasi alkohol, di antaranya adalah konseling psikologi, detoksifikasi, penggunaan obat-obatan tertentu, pemberian cairan intravena, bilas lambung, serta pemantauan dan penanganan komplikasi.

Beberapa cara pendekatan umum pengobatan intoksikasi alkohol meliputi:

  • Detoksifikasi: Program detoksifikasi (proses pembuangan racun di dalam tubuh) melalui tindakan medis. Perawatan ini dilakukan selama 2–7 hari di pusat perawatan rawat inap atau rumah sakit.
  • Penggunaan obat-obatan tertentu: Dapat berupa terapi glukosa apabila kadar gula darah pasien meningkat atau pemberian obat penenang jika pasien bertindak kasar atau gelisah.
  • Pemberian cairan melalui intravena: Untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit di dalam tubuh dan mencegah dehidrasi berat.
  • Kumbah atau bilas lambung (gastric lavage): Dilakukan untuk menghilangkan alkohol dari saluran pencernaan. Namun, tindakan ini hanya dilakukan pada kondisi tertentu.
  • Pemantauan dan penanganan komplikasi: Jika pasien berpotensi mengalami komplikasi, dokter dapat melakukan pemantauan secara berkala dan memberikan perawatan medis sesuai dengan kebutuhan.
  • Konseling psikologi: Dilakukan untuk membantu pasien agar bisa memahami masalah yang terkait dengan penggunaan alkohol.

Pertolongan pertama yang dapat dilakukan selagi menunggu ambulans adalah sebagai berikut:

  • Membaringkan pasien di tempat yang datar dan aman.
  • Menghubungi layanan kesehatan, ambulans, atau bawa pasien ke fasilitas kesehatan untuk evaluasi dan pertolongan lebih lanjut.
  • Tetap bersama orang tersebut hingga bantuan datang.
  • Tidak memberikan minuman atau makanan jika pasien tidak sadar secara penuh karena berisiko tersedak.

Komplikasi Intoksikasi Alkohol

Keracunan alkohol adalah kondisi yang berbahaya dan perlu segera ditangani dengan tepat. Pasalnya, apabila tidak mendapatkan penanganan yang tepat, kondisi ini bisa memicu terjadinya berbagai komplikasi yang lebih serius, di antaranya sebagai berikut:

  • Dehidrasi berat.
  • Gagal napas.
  • Kejang.
  • Suhu tubuh terlalu rendah. Kondisi ini bisa menyebabkan jantung berhenti berdetak, kerusakan otak, hingga kematian.

Pencegahan Intoksikasi Alkohol

Pada dasarnya, intoksikasi alkohol atau keracunan alkohol dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat sebaik mungkin. Adapun beberapa upaya yang perlu dilakukan untuk menghindari risiko terjadinya intoksikasi alkohol adalah sebagai berikut:

  • Membatasi konsumsi minuman beralkohol.
  • Mengelola stres dengan baik.
  • Istirahat yang cukup.
  • Mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang.
  • Tidak mencampur minuman beralkohol dengan obat-obatan.
  • Tidak mengonsumsi minuman beralkohol saat perut kosong. Setidaknya, konsumsilah makanan 1–2 jam sebelum minum minuman beralkohol.
  • Minum air putih setiap setelah mengonsumsi minuman beralkohol.

Itu dia penjelasan lengkap mengenai intoksikasi alkohol yang penting untuk dipahami. Apabila Anda atau kerabat Anda mengalami kondisi tersebut, jangan ragu untuk berdiskusi dengan dokter secara virtual melalui layanan Telekonsultasi klik Di https://188.166.229.90/