Laktosa adalah salah satu jenis gula alami yang dapat ditemukan dalam susu mamalia, seperti susu kambing, susu sapi, dan air susu ibu (ASI). Lebih dari sekadar pemberi rasa manis, laktosa juga memegang peranan penting dalam pembuatan obat-obatan dan bahan baku makanan tertentu, seperti keju dan yoghurt.
Kendati demikian, beberapa orang juga mungkin dapat mengalami sejumlah gangguan sistem pencernaan akibat intoleransi laktosa. Mari simak pembahasan seputar laktosa selengkapnya di bawah ini
Apa itu Laktosa?
Laktosa adalah senyawa yang terbentuk dari gabungan glukosa dan galaktosa, yaitu dua jenis gula sederhana (disakarida) yang digunakan secara langsung sebagai sumber energi oleh tubuh manusia. Namun, berbeda dengan glukosa yang ada di berbagai jenis makanan, galaktosa hanya dapat ditemukan pada produk susu
Jika diamati secara fisik, laktosa berwarna putih dan tidak berbau. Oleh karenanya, banyak yang kemudian menyebut laktosa sebagai gula susu. Diketahui, kandungan laktosa dalam susu mamalia dapat berbeda-beda. Dilansir dari World Gastroenterology Organization, ASI mengandung sekitar 7,2% laktosa, sementara kandungan laktosa dalam susu sapi hanya sebesar 4,7%
Manfaat Laktosa
Laktosa yang telah dipecah menjadi galaktosa dapat bermanfaat untuk kesehatan tubuh, di antaranya:
- Mendukung fungsi saraf.
- Berperan sebagai sumber energi utama dan menyimpan energi cadangan bagi tubuh.
- Membantu proses penyerapan kalsium, zinc, dan tembaga, terutama pada bayi.
- Mempertahankan keseimbangan mikrobiota usus yang bermanfaat untuk sistem imun tubuh.
Baca juga : 10 Manfaat Daun Kelor, Bisa untuk Penyakit Ringan hingga Berat
Selain berguna bagi kesehatan tubuh, laktosa juga memegang peran penting dalam sejumlah hal yang berhubungan dengan kebutuhan manusia. Adapun beberapa manfaat laktosa adalah:
1. Bahan Baku Makanan
Apabila telah melewati proses fermentasi, laktosa adalah senyawa yang dapat menghasilkan berbagai makanan lezat, seperti kefir, keju, dan yoghurt. Tak hanya itu, fermentasi laktosa juga dapat menghasilkan asam laktat yang selain digunakan pada makanan, namun juga bermanfaat bagi industri kosmetik dan farmasi.
2. Bahan Tambahan dalam Makanan
Salah satu manfaat yang paling dikenal dari laktosa adalah kemampuannya untuk memberikan rasa manis pada berbagai jenis makanan, seperti cokelat, es krim, dan permen. Selain nikmat, laktosa adalah tambahan perasa manis yang harganya murah. Tak hanya itu, laktosa juga dapat dimanfaatkan untuk mempercantik tampilan makanan yang dipanggang.
3. Sumber Energi untuk Bayi
Seperti yang telah disinggung, ASI mengandung sekitar 7,2% laktosa yang mampu memenuhi hingga 50% kebutuhan energi bayi. Meski disebut sebagai gula susu, laktosa tidak berisiko menyebabkan karies gigi sehingga aman untuk pertumbuhan dan kesehatan gigi bayi.
4. Pengikat Bahan dalam Obat-obatan
Tak hanya pada makanan, laktosa adalah senyawa yang juga berguna sebagai campuran dalam obat-obatan, mulai dari sirup, tablet, krim, dan kapsul. Laktosa berperan sebagai zat pengikat, sehingga bahan-bahan di dalam obat tetap dapat menyatu dengan utuh. Di samping itu, laktosa juga dapat membantu obat bekerja secara efektif dengan memudahkannya untuk mengalir di dalam tubuh.
5. Membantu Penelitian dan Pemeriksaan Medis
Dalam laboratorium, peneliti menggunakan laktosa untuk dapat membedakan jenis bakteri. Kemampuan bakteri dalam memfermentasi gula susu diketahui dapat membantu mengidentifikasi jenis bakteri penyebab infeksi.
Misalnya, Escherichia coli bisa memfermentasi laktosa, sementara banyak spesies bakteri Salmonella tidak. Proses ini pada akhirnya dapat membantu peneliti dalam mengidentifikasi dan memahami bakteri yang mungkin menyebabkan masalah kesehatan, seperti keracunan makanan.
Masalah Kesehatan yang Berkaitan dengan Laktosa
Meski memiliki manfaat yang beragam, perlu dipahami bahwa tidak semua orang dapat mentolerir laktosa dengan baik. Adapun beberapa masalah kesehatan yang dapat muncul terkait dengan laktosa adalah:
A. Intoleransi Laktosa
Intoleransi laktosa adalah kondisi di mana tubuh mengalami kesulitan mencerna laktosa karena kurangnya enzim laktase. Gejala intoleransi laktosa meliputi perut kembung, diare, mual, muntah, dan kram perut setelah mengonsumsi produk susu. Meski bukan kondisi yang mengancam jiwa, intoleransi laktosa dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang.
B. Gangguan Sistem Pencernaan
Beberapa orang mungkin mengalami gangguan sistem pencernaan terkait laktosa, meski bukan dalam bentuk intoleransi. Salah satu contoh gangguan sistem pencernaan yang berkaitan dengan laktosa adalah munculnya sejumlah gejala, seperti mual, muntah, sering buang angin, dan perut kembung. Kondisi ini disebut juga malabsorpsi laktosa.