Hormon adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh tubuh, lebih tepatnya pada sistem endokrin, untuk membantu mengoptimalkan berbagai fungsi tubuh. Namun, dalam beberapa kondisi, produksi hormon di dalam tubuh bisa terganggu sehingga menyebabkan terjadinya berbagai masalah kesehatan. Apa saja gangguan hormon yang perlu diwaspadai? Mari simak informasi selengkapnya dalam artikel berikut ini.

Berbagai Macam Gangguan Hormon

Gangguan hormon adalah kondisi yang terjadi ketika terdapat gangguan pada kelenjar penghasil hormon di dalam tubuh. Kondisi ini membuat kadar suatu hormon menjadi terlalu rendah atau justru melebihi batas normal, sehingga bisa mengganggu berbagai fungsi organ tubuh dan memicu terjadinya berbagai penyakit. Adapun sejumlah kondisi medis yang dapat terjadi akibat gangguan hormon adalah sebagai berikut:

1. Hipotiroidisme

Hipotiroidisme adalah kondisi medis yang terjadi ketika fungsi kelenjar tiroid terganggu, sehingga tidak menghasilkan hormon tiroid yang cukup. Kurangnya hormon tiroid tersebut bisa memengaruhi seluruh organ tubuh sehingga kerja organ menjadi terhambat.

Kondisi ini bisa menimbulkan gejala berupa tubuh mudah lemas, tidak tahan terhadap suhu dingin, sering mengantuk, berat badan bertambah, kulit kering, rambut tipis, detak jantung melambat, gangguan kesuburan, dan lain-lain. Sementara pada anak-anak, hipotiroidisme bisa mengganggu proses tumbuh kembangnya.

2. Hipertiroidisme

Kebalikan dari hipotiroidisme, hipertiroidisme adalah masalah kesehatan yang membuat kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid secara berlebihan sehingga kerja organ-organ tubuh menjadi lebih cepat. Kondisi ini sering kali dialami oleh wanita, namun tidak menutup kemungkinan juga terjadi pada pria.

Secara umum, hipertiroidisme bisa mengganggu proses metabolisme di dalam tubuh, sehingga kerap membuat penderitanya mengalami penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, tremor atau getaran di tangan, detak jantung cepat dan tidak beraturan yang dapat menyebabkan stroke dan gagal jantung, gangguan kecemasan, mudah merasa gugup dan cepat marah, osteoporosis, sulit tidur, hingga gangguan menstruasi serta kesuburan.

3. Sindrom Ovarium Polikistik

Sindrom ovarium polikistik atau polycystic ovarian syndrome (PCOS) adalah kondisi yang terjadi ketika indung telur (ovarium) mengalami gangguan sehingga menyebabkan ketidakseimbangan kadar hormon di dalam tubuh wanita. Pada kondisi ini, sel telur tidak berkembang dan dilepaskan selama masa ovulasi sebagaimana mestinya. Karena itulah, penderita PCOS kerap mengalami infertilitas.

Baca Selengkapnya Di tvtogel  

Gejala lainnya adalah gangguan siklus menstruasi, kadar hormon androgen (hormon pria) meningkat, obesitas, gangguan psikologis (seperti kegelisahan hingga gangguan bipolar), dan ditemukannya gambaran menyerupai kista-kista kecil pada ovarium dari hasil pemeriksaan USG.

Belum diketahui secara pasti apa penyebab seseorang mengalami PCOS. Namun, terdapat dugaan bahwa kondisi ini terkait dengan faktor genetik atau kondisi medis tertentu, seperti kelebihan hormon androgen serta insulin.

4. Penyakit Diabetes

Diabetes juga menjadi salah satu kondisi yang bisa terjadi akibat adanya gangguan hormon di dalam tubuh, lebih tepatnya hormon insulin. Pasalnya, hormon insulin memiliki peran penting dalam menjaga kadar gula darah (glukosa) di dalam tubuh. Gangguan hormon insulin bisa menyebabkan peningkatan kadar glukosa yang menjadi indikasi dari penyakit diabetes.

5. Sindrom Cushing

Sindrom Cushing adalah sekumpulan gejala yang terjadi akibat tingginya kadar hormon kortisol di dalam tubuh. Adapun beberapa gejala umum dari sindrom Cushing adalah wajah tampak membulat dan membengkak (moon face) dan kemerahan, obesitas, mudah memar akibat lapisan kulit yang menipis, mudah merasa lelah, muncul jerawat, hingga depresi.

Kondisi ini bisa dialami oleh siapa saja, namun lebih sering terjadi pada wanita. Pada anak-anak, sindrom Cushing kerap disebabkan oleh penggunaan obat kortikosteroid dengan dosis tinggi dalam jangka waktu yang lama.

6. Penyakit Addison

Penyakit Addison merupakan salah satu jenis gangguan hormon yang terjadi ketika kelenjar adrenal tidak dapat menghasilkan hormon kortisol dan aldosteron dalam jumlah yang cukup. Kondisi ini disebabkan oleh sistem imun tubuh yang secara keliru menyerang bagian luar kelenjar adrenal.

Sebagai informasi, hormon kortisol berfungsi untuk membantu tubuh dalam merespons stres. Sementara hormon aldosteron berperan penting dalam mengatur keseimbangan kadar natrium dan kalium di dalam darah. Karena itu, penyakit Addison kerap memengaruhi proses pembentukan urine dalam ginjal. Adapun beberapa gejala umum dari penyakit Addison adalah sakit perut, dehidrasi, mudah marah, siklus menstruasi tidak teratur, serta tekanan darah rendah.

7. Gigantisme

Gigantisme adalah masalah kesehatan yang yang ditandai dengan tingginya kadar hormon pertumbuhan pada masa kanak-kanak. Hal ini membuat anak memiliki perawakan tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan perawakan normal anak lain seusianya. Selain itu, gigantisme juga kerap menimbulkan gejala berupa perubahan fitur wajah, keterlambatan pubertas, dan pembesaran ukuran tangan serta kaki.

8. Hipopituitarisme

Hipopituitarisme adalah kondisi ketika fungsi kelenjar pituitari terganggu. Pada dasarnya, kelenjar pituitari adalah organ kecil di bagian bawah otak yang menghasilkan hormon untuk mengatur fungsi kelenjar lain, seperti kelenjar tiroid, adrenal, ovarium, serta testis.

Karena itu, hipopituitarisme dapat mengganggu proses produksi berbagai hormon di dalam tubuh sehingga bisa menimbulkan masalah kesehatan yang beragam, seperti gangguan kesuburan serta masalah pertumbuhan pada anak-anak.

Gangguan hormon merupakan kondisi yang kerap mengganggu berbagai fungsi tubuh, sehingga penting untuk segera menanganinya dengan tepat. Jika Anda mengalami gejala-gejala yang mengarah pada gangguan hormon, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Siloam Hospitals guna mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.