Asidosis metabolik atau metabolic acidosis adalah kondisi ketika terdapat asam yang menumpuk di dalam darah. Kondisi ini bisa terjadi akibat tubuh tidak membuat cukup bikarbonat, menghasilkan terlalu banyak asam, atau tidak mampu menyeimbangkan asam dan basa dalam darah. Untuk memahami lebih jauh tentang metabolic acidosis, mari simak ulasan berikut ini sampai tuntas.

Apa itu Asidosis Metabolik?

Gangguan asam basa (acid-base disorder), termasuk asidosis metabolik, merupakan gangguan homeostasis atau keseimbangan keasaman dalam darah. Normalnya, tingkat keasaman (pH) dalam darah adalah 7,35-7,45. Pada penderita asidosis, pH darah kurang dari 7,35.

Seperti yang sudah dijelaskan, asidosis metabolik atau metabolic acidosis adalah suatu kondisi di mana terdapat asam yang menumpuk di dalam darah sehingga pH tubuh menurun menjadi <7,35 dan kandungan bikarbonat (HCO3) dalam darah <24 mEq/L.

Kondisi ini terjadi ketika tubuh mengandung terlalu banyak asam dalam darah yang dapat menghilangkan bikarbonat atau karena tubuh kehilangan terlalu banyak bikarbonat dalam darah. Asidosis metabolik menandakan adanya suatu kelainan mendasar yang perlu diperbaiki untuk meminimalisir morbiditas (keparahan gejala) dan mortalitas (angka kematian) penderita.

Penyebab Asidosis Metabolik

Asidosis metabolik dapat disebabkan oleh beberapa kondisi. Namun, diare yang tidak dapat diatasi dan gagal ginjal adalah penyebab paling umum dari metabolic acidosis. Berdasarkan penyebabnya, kondisi ini terbagi menjadi 4 jenis, di antaranya sebagai berikut:

  • Asidosis terkait diabetes: Kondisi ini berkembang ketika keton menumpuk di tubuh akibat diabetes yang tidak diobati. Tubuh akan menghasilkan keton saat mengubah lemak menjadi energi ketika glukosa tidak tersedia atau tidak dapat digunakan.
  • Asidosis hiperkloremia: Kondisi yang terjadi ketika tubuh kehilangan terlalu banyak natrium bikarbonat. Asidosis hiperkloremia umumnya disebabkan oleh konsumsi obat pencahar secara berlebihan atau mengalami diare yang parah sehingga cairan tubuh dan kandungannya banyak terbuang.
  • Asidosis laktat: Kondisi ini disebabkan oleh tingginya jumlah asam laktat dalam tubuh. Hal ini bisa dipicu oleh beberapa kondisi, seperti gagal hati, gula darah rendah (hipoglikemia), gangguan penggunaan alkohol, kanker, dan olahraga berat.
  • Asidosis tubulus ginjal: Kondisi ini berkembang saat ginjal tidak mengeluarkan cukup asam untuk dibuang oleh  urine sehingga darah menjadi lebih asam.

Klasifikasi lebih lanjut dari asidosis metabolik adalah dengan melihat apakah ada atau tidaknya anion gap. Netralitas plasma menyatakan bahwa anion harus menyeimbangkan kation untuk mempertahankan muatan netral. Anion gap diukur dengan kadar natrium (Na+) dikurang jumlah dari kadar anion bikarbonat (HCO3-) dan klorida (Cl-). Anion gap normal adalah 9–13.

Selengkapnya Di pttogel

Asidosis metabolik dengan anion gap: Anion gap yang tinggi biasanya menunjukkan adanya anion lain yang tidak terukur di dalam tubuh yang sering kali menyeabkan asidosis metabolik, seperti akumulasi asam laktat, etanol, metanol.

Asidosis metabolik tanpa anion gap: Pada asidosis metabolik tanpa anion gap, kehilangan ion bikarbonat juga diikuti dengan hilangnya kation. Kondisi ini sering disebabkan oleh diare, kerusakan pada ginjal, riwayat penggunaan acetazolamide, dan lain-lain.

Gejala Asidosis Metabolik

Sebagian besar gejala metabolic acidosis disebabkan oleh penyakit atau kondisi yang mendasarinya. Pada beberapa kasus, metabolic acidosis mungkin tidak menunjukkan gejala apa pun. Namun, secara umum, beberapa gejala yang dapat ditimbulkan oleh asidosis metabolik adalah sebagai berikut:

  • Detak jantung cepat (takikardia).
  • Aritmia (irama jantung tidak beraturan).
  • Hipotensi.
  • Kebingungan atau pusing.
  • Kelelahan.
  • Kehilangan selera makan.
  • Nyeri kepala.
  • Napas cepat atau napas panjang dan dalam.
  • Mual dan muntah.
  • Merasa lemah.
  • Napas berbau manis, seperti bau buah.

Diagnosis Asidosis Metabolik

Dalam penegakan diagnosis metabolic acidosis, dokter akan terlebih dahulu melakukan anamnesis (wawancara medis) disusul dengan pemeriksaan fisik. Guna mengonfirmasi diagnosis, dokter biasanya memerlukan beberapa tes penunjang. Tes penunjang tersebut, di antaranya:

  • Tes darah. Tes ini akan membantu dokter memberikan informasi penting tentang bahan kimia dalam darah. Tes darah biasanya meliputi elektrolit darah, kadar asam laktat,dan arterial blood gas (ABG) untuk mengukur kadar pH, bikarbonat, karbondioksida (CO2) dalam darah.
  • Tes urine (urinalisis). Tes ini dilakukan untuk mengukur tingkat pH urine dan kadar keton dalam urine.

Pengobatan Asidosis Metabolik

Pengobatan metabolic acidosis tergantung dari penyebabnya. Dokter akan menentukan rencana pengobatan yang tepat, termasuk perawatan medis, jenis obat-obatan, serta pola makan yang perlu diterapkan oleh pasien. Berikut masing-masing penjelasannya.

  • Perawatan medis, seperti:
  • Natrium sitrat bila pasien menderita penyakit ginjal.
  • Cairan yang dimasukkan melalui pembuluh darah (cairan infus).
  • Infus natrium bikarbonat untuk menyeimbangkan asam dalam darah.
  • Pemberian insulin bila menderita asidosis terkait diabetes.
  • Menghilangkan zat beracun dalam darah.

Membatasi jenis makanan yang menghasilkan asam, seperti:

  • Daging, termasuk unggas dan ikan.
  • Telur.
  • Keju.
  • Biji-bijian.
  • Alkohol.
  • Pemberian obat-obatan, di antaranya:
  • Obat natrium sitrat atau natrium bikarbonat untuk menyeimbangan asam dalam tubuh.
  • Inotropik untuk membantu meningkatkan kemampuan jantung dalam memompa darah sehingga tubuh bisa mendapatkan lebih banyak oksigen guna menurunkan jumlah asam dalam darah.

Pencegahan Asidosis Metabolik

Asidosis metabolik adalah kondisi yang tidak dapat dicegah, namun risikonya bisa diminimalkan dengan mengonsumsi lebih banyak air putih atau jenis cairan lainnya, tidak mengonsumsi zat yang mengandung laksatif (biasanya banyak pada kandungan obat diet, terutama yang tidak terstandarisasi dengan baik), mengelola kadar gula darah, serta tidak mengonsumsi minuman beralkohol.