Preferensi seksual setiap orang bisa berbeda-beda dan tetap bisa dikatakan normal selama tidak menyimpang norma, hukum, atau mengganggu kehidupan pribadi serta sosial. Namun, parafilia adalah kondisi yang berbeda.

Pada kondisi ini, penderitanya memiliki ketertarikan seksual dengan benda atau aktivitas yang seharusnya tidak menimbulkan rangsangan seksual, sehingga parafilia disebut juga dengan kelainan seksual. Pahami lebih jauh tentang parafilia melalui artikel di bawah ini. klik disini : Cvtogel

Apa itu Parafilia?

Kelainan seksual atau parafilia adalah rangsangan seksual abnormal yang ditandai dengan fantasi seksual yang intens dan muncul secara terus-menerus. Rangsangan tersebut dapat melibatkan objek, aktivitas, atau situasi yang tidak biasa. Pengidap parafilia cenderung menyembunyikan kelainan yang dimiliki serta berisiko mengalami masalah kesehatan, seperti infeksi menular seksual.

Penyebab Parafilia

Belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab parafilia. Namun kondisi ini  bisa disebabkan oleh kombinasi dari proses biologis, interpersonal, dan kognitif seseorang. Parafilia bisa dimulai sejak masa remaja dan berlanjut hingga dewasa. Intensitas dan kemunculan fantasi yang terkait dengan parafilia bisa bervariasi pada setiap individu, namun biasanya akan menurun seiring bertambahnya usia.

Adapun beberapa faktor yang dinilai dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami parafilia adalah sebagai berikut:

  • Pola asuh orang tua yang permisif.
  • Kurangnya edukasi seksual.
  • Faktor lingkungan, misalnya berada di lingkungan yang mendukung kelainan seksual.
  • Pernah menjadi korban pelecehan seksual, terutama jika terjadi berulang kali.
  • Kecanduan alkohol dan obat-obatan terlarang.
  • Objek nonseksual dikaitkan dengan aktivitas seksual secara berulang sehingga dapat menimbulkan rangsangan seksual.

Jenis Parafilia

Berdasarkan gejalanya, parafilia terbagi menjadi beberapa jenis, mulai dari exhibitionism, fetisisme, pedofilia, hingga voyeurisme. Berikut adalah masing-masing penjelasannya yang penting untuk diketahui.

  • Exhibitionism: Pengidap kelainan ini sering kali mempertunjukkan alat kelaminnya kepada orang lain yang bahkan tidak dikenal sekalipun.
  • Fetisisme: Parafilia yang muncul ketika seseorang sedang mengenakan, menyentuh, mencium, atau melihat benda tidak hidup. Misalnya, seorang pria merasa terangsang jika melihat atau menyentuh high heels wanita.
  • Froteurisme: Parafilia yang ditandai dengan menggesekkan alat kelaminnya ke orang lain yang tidak dikenal atau meraba alat kelamin orang asing. Orang dengan froteurisme biasanya melakukan kebiasaan ini di ruang publik.
  • Sexual masochism: Kondisi ketika seseorang mendapatkan kepuasan seksual ketika diikat, disakiti, dilecehkan, dipermalukan, bahkan saat mengalami kekerasan oleh pasangan seksualnya.
  • Sadisme: Kondisi saat seseorang merasa puas ketika melakukan kekerasan kepada pasangan seksualnya, seperti mengikat, memukul, dan menggigit tanpa persetujuan dari pasangannya.
  • Pedofilia: Parafilia yang ditandai dengan munculnya gairah seksual ketika melihat anak-anak, umumnya berusia di bawah usia 13 tahun. Seseorang dengan pedofilia dapat dikategorikan dengan usia minimal 16 tahun atau berusia minimal 5 tahun lebih tua dari korban.
  • Transvestisme: Parafilia yang ditandai dengan munculnya rangsangan seksual ketika menggunakan pakaian yang lazim dipakai oleh lawan jenis.
  • Voyeurisme: Pada kondisi ini, seseorang akan mendapatkan kepuasan seksual dengan mengintip orang lain saat telanjang atau berganti pakaian, tanpa memiliki keinginan untuk melakukan hubungan seksual dengan orang yang diintip.

 

Diagnosis Parafilia

Langkah pertama dalam menegakkan diagnosis parafilia adalah melakukan wawancara medis (anamnesis) terkait kebiasaan pasien yang menyimpang serta kapan kebiasaan tersebut muncul. Dokter juga akan menanyakan kemungkinan adanya masalah kesehatan mental lain yang dialami pasien.

Dalam menegakkan diagnosis pada parafilia, dokter akan menggunakan pedoman kriteria Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM-5). Adapun kriteria parafilia adalah sebagai berikut:

  • Mengalami rangsangan seksual yang intens dan berulang dari hal yang menyimpang selama setidaknya 6 bulan.
  • Parafilia menjadi suatu kondisi patologis (paraphilic disorder) apabila menyebabkan distres yang signifikan, gangguan fungsi pada individu, atau jika parafilia menyebabkan kerugian bagi diri sendiri atau orang lain.

 

Kemudian, dokter mungkin juga dapat melakukan beberapa pemeriksaan tambahan untuk memastikan bahwa kondisi yang dialami pasien tidak berkaitan dengan penyakit atau kondisi medis tertentu. Sejumlah pemeriksaan tersebut adalah:

  • Tes darah.
  • Tes kadar hormon prolaktin, estrogen, testosteron, LH (luteinizing hormone), progesteron, dan follicle-stimulating hormone (FSH).
  • Rekam otak dengan elektroensefalografi (EEG).
  • Pemindaian kepala dengan CT scan atau MRI.

 

Cara Mengatasi Parafilia

Pengobatan yang umumnya dilakukan pada pengidap parafilia adalah pemberian obat-obatan atau psikoterapi. Namun, dokter juga bisa mengombinasikan kedua metode tersebut agar hasilnya lebih efektif. Berikut penjelasan mendetail terkait pengobatan parafilia:

  • Pemberian obat antiandrogen.
  • Pemberian obat antipsikotik.
  • Pemberian obat antidepresan.
  • Terapi perilaku kognitif, untuk memperbaiki kognitif atau pola pikir pasien serta pelatihan empati.
  • Terapi berkelompok (group therapy), untuk membantu pasien saling berdiskusi dengan penderita parafilia lainnya.

Agar hasilnya efektif, pengobatan untuk parafilia harus diberikan dalam jangka panjang. Keberhasilan pengobatan bisa terhambat jika pasien tidak mematuhi pengobatan. Sangatlah penting bagi penderita parafilia untuk mendapatkan penanganan yang tepat dari dokter sebelum mereka membahayakan orang lain atau menimbulkan masalah hukum bagi dirinya sendiri.